Osman Ayub:”Bansos Kematian Bukan Untuk Orang Mati”
Dirgantara ~ Lontaran janji-janji bantuan sosial dana kematian dari pasangan Mahyeldi-Emzalmi saat kampanye kemaren dinilai banyak nuansa politisnya, ini dikatakan Yendril saat diwawancarai www.dirgantaraonline.com, di gedung DPRD kota Padang Sawahan Rabu (6/8) terkait penganggaran bantuan sosial kematian bagi warga kurang mampu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) tahun 2014.
Yendril saat dimintai konfirmasinya setelah pengambilan sumpah jabatannya sebagai anggota legislator terpilih untuk kali kedua mengatakan,tujuan Mahyeldi-Emzalmi melontarkan janji-janji tersebut ketika berkampanye dalam persaingan memperebutkan kursi menuju Walikota Padang untuk periode 2014-2019 tidak lain hanya ingin meraup suara semata, ini sangat kental sekali nuansa politisnya.
Beliau menambahkan, walau pada saat pilkada lalu, Mahyeldi-Emzalmi menjanjikan santunan kematian bagi warga Kota, tanpa mensyarakatkan warga kurang mampu atau bukan, namun kami selaku wakil rakyat melihat persoalan ini secara realistis. Bansos kematian mestinya khusus bagi warga kurang mampu saja, sehingga tujuan pemberian bansos itu tercapai sesuai sasaran.
Hal senada juga ditegaskan Osman Ayub, pihaknya akan meminta Pemerintah Kota Padang melampirkan surat persetujuan BPK RI terkait penganggaran ini, tujuannya agar tidak menimbulkan polemik dikemudian hari.
"Bansos itu diberikan kepada orang yang masih hidup, bukan orang yang sudah meninggal. Kalau tetap juga dipaksakan, maka kita minta surat persetujuan BPK RI dilampirkan Pemko dalam usulan penganggarannya. Dan kemaren surat itu sudah saya minta," ungkapnya. nal