Harneli Mahyeldi: Jus Pinang Banyak Khasiat
Dirgantara~Jus pinang adalah minuman khas yang digemari masyarakat Sumatera Barat sejak dulu. Diyakini ramuan ini mengandung khasiat untuk kesehatan serta menambah stamina. Namun dewasa ini minuman yang diracik dari buah pinang muda, telor dan ramuan khas lainnya ini kurang dikenal di kalangan generasi muda.
Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berupaya melestarikan minuman khas ini dengan mengagendakan lomba membuat jus pinang dalam Festival Siti Nurbaya.
''Meracik jus pinang ini merupakan suatu kekayaan budaya kuliner yang kita miliki. Saat ini perlu kita perkenalkan kepada masyarakat khususnya generasi muda agar dapat diwarisi dan dikembangkan,'' kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Padang Ny. Harneli Mahyeldi saat membuka lomba kuliner di Taplau Pantai Padang, Sabtu (27/9).
Harneli menambahkan, jus pinang ini akan dinilai juri mulai dari cara membuatnya, cita rasa, serta penyajiannya. ''Untuk menilai enak atau tidak enak cita rasanya, tentu tidak dengan menurut ukuran lidah satu orang juri saja, namun ada beberapa juri penilai yang akan menentukannya,''imbuhnya.
Diharapkan, selain jus pinang ini semakin memasyarakat tentunya bagi ibu - ibu rumah tangga khususnya binaan PKK agar dapat mengembangkan usaha jus pinang sehingga mampu menunjang ekonomi keluarga.
Disamping meracik jus pinang, dalam lomba kuliner Festival Siti Nurbaya ke-4 ini juga dilombakan proses memasak tradisional, mulai dari manggikiang lado(menghaluskan cabai di atas batu), mangukua karambia (memarut kelapa dengan alat yang disebut kukuran) serta malamang (memasak lamang).
''Mangukua karambia dan manggiliang lado adalah cara - cara tradisional dalam proses memasak yang dilakoni masyarakat kita sejak dulu,''katanya.
Menurut Harneli, hal ini perlu kita lestarikan agar diketahui generasi sekarang. Pasalnya, proses memasak dengan manggiliang lado dan mangukua karambia serta malamang sudah jarang dikakukan orang lantaran sudah berkembangnya teknologi.
''Padahal, dengan cara tradisional ini akan menghasilkan masakan yang diyakini lebih lezat daripada menggunakan cabai dan kelapa yang diolah dengan mesin atau blender,''ujar istri Walikota Padang itu.
Sementara itu, ketua pelaksana Festival Siti Nurbaya IV Malyusdi menjelaskan, lomba kuliner tahun ini sama dengan lomba pada tahun sebelumnya. ''Sengaja dilakukan berulang - ulang kegiatan serupa. Sebab, ini salah satu upaya melestarikan tradisi kuliner tersebut,'' kata Malyusdi.
Dikatakan Malyusdi, lomba kuliner ini rangkaian terakhir Festival Siti Nurbaya ke-4 yang sudah digelar sejak 19 September (2014) lalu. Rencananya malam nanti akan ditutup oleh Walikota Padang. Sekaligus malam nanti akan diumumkan kecamatan yang menjadi pemenang dengan gelar juara umum dan berhak mendapat tropi bergilir serta seekor sapi.
''Malam nanti penutupan (Festival Siti Nurbaya). Juaranya akan diumumkan. Hadiah yang disediakan adalah seekor sapi,''tukasnya.(mond/rel)
Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berupaya melestarikan minuman khas ini dengan mengagendakan lomba membuat jus pinang dalam Festival Siti Nurbaya.
''Meracik jus pinang ini merupakan suatu kekayaan budaya kuliner yang kita miliki. Saat ini perlu kita perkenalkan kepada masyarakat khususnya generasi muda agar dapat diwarisi dan dikembangkan,'' kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Padang Ny. Harneli Mahyeldi saat membuka lomba kuliner di Taplau Pantai Padang, Sabtu (27/9).
Harneli menambahkan, jus pinang ini akan dinilai juri mulai dari cara membuatnya, cita rasa, serta penyajiannya. ''Untuk menilai enak atau tidak enak cita rasanya, tentu tidak dengan menurut ukuran lidah satu orang juri saja, namun ada beberapa juri penilai yang akan menentukannya,''imbuhnya.
Diharapkan, selain jus pinang ini semakin memasyarakat tentunya bagi ibu - ibu rumah tangga khususnya binaan PKK agar dapat mengembangkan usaha jus pinang sehingga mampu menunjang ekonomi keluarga.
Disamping meracik jus pinang, dalam lomba kuliner Festival Siti Nurbaya ke-4 ini juga dilombakan proses memasak tradisional, mulai dari manggikiang lado(menghaluskan cabai di atas batu), mangukua karambia (memarut kelapa dengan alat yang disebut kukuran) serta malamang (memasak lamang).
''Mangukua karambia dan manggiliang lado adalah cara - cara tradisional dalam proses memasak yang dilakoni masyarakat kita sejak dulu,''katanya.
Menurut Harneli, hal ini perlu kita lestarikan agar diketahui generasi sekarang. Pasalnya, proses memasak dengan manggiliang lado dan mangukua karambia serta malamang sudah jarang dikakukan orang lantaran sudah berkembangnya teknologi.
''Padahal, dengan cara tradisional ini akan menghasilkan masakan yang diyakini lebih lezat daripada menggunakan cabai dan kelapa yang diolah dengan mesin atau blender,''ujar istri Walikota Padang itu.
Sementara itu, ketua pelaksana Festival Siti Nurbaya IV Malyusdi menjelaskan, lomba kuliner tahun ini sama dengan lomba pada tahun sebelumnya. ''Sengaja dilakukan berulang - ulang kegiatan serupa. Sebab, ini salah satu upaya melestarikan tradisi kuliner tersebut,'' kata Malyusdi.
Dikatakan Malyusdi, lomba kuliner ini rangkaian terakhir Festival Siti Nurbaya ke-4 yang sudah digelar sejak 19 September (2014) lalu. Rencananya malam nanti akan ditutup oleh Walikota Padang. Sekaligus malam nanti akan diumumkan kecamatan yang menjadi pemenang dengan gelar juara umum dan berhak mendapat tropi bergilir serta seekor sapi.
''Malam nanti penutupan (Festival Siti Nurbaya). Juaranya akan diumumkan. Hadiah yang disediakan adalah seekor sapi,''tukasnya.(mond/rel)