Bupati Sijunjung dan Solok Dipuji Gubernur Sumbar
Dirgantara ~ Gubernur Irwan Prayitno menghadiri acara puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-49 tingkat Provinsi Sumatera Barat di Gedung Pancasila Kota Muaro Sijunjung, Kamis (2/10). Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati, Walikota, Ketua DPRD, Dirjen Prmbinaan Pendidikan Masyarakat, PAUDNI Kemendikbud RI, Dr.Wartanto,MM, Kadis Pendidikan Drs. Syamsurizal,MM, Kadis Pendidikan Pemkab/ko, Kemenag, Bappeda, Paudni Regional Medan, Ketua FKBM, se Sumbar.
Tema peringatan Hari Aksara Internasional ke-49 tahun 2014 tingkat Provinsi Sumatera Barat “ Aksara membangun peradaban dan keunggulan pembangunan berkelanjutan di Sijunjung”, yang nantinya juga akan dilakukan Deklarasi Kabupaten Sijunjung sebagai kabupaten Inklusif.
Gubernur Irwan Prayitno dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan selamat kepada 4 bupati (Sijunjung, Solok, Solok Selatan dan Pesisir Selatan ) yang telah berhasil menurunkan angka buta aksara masyarakat secara sinigfikan pada tahun 2014 ini tinggal 25.741 orang, turun sekitar 0,5 persen dari jumlah tahun 2010 87.852 orang penduduk Sumatera Barat.
Dan kita berharap dapat kita tuntaskan pada tahun 2015 nol persen, walau kita menyadari kesulitan geografi, tempat tinggal penduduk diperbukitan dan lain-lain di Sumatera Barat kadang sulit dijangkau oleh para tutor dan pendidik. Diketahui bahwa Negara-negara maju telah berhasil menol persenkan buta aksara penduduk sesuai dengan tuntutan UNESCO. Oleh karena itu mau tidak mau, mari kita canangkan bersama, Bupati / Walikota se Sumatera Barat untuk melakukan upaya menol persenkan pada tahun 2015 Sumbar bebas buta aksara, karena ini tanggungjawab dan kerjanya pemerintah, himbaunya.
Irwan Prayitno juga memberikan apresiasi kepada Bupati Sijunjung dan Bupati Solok dimana masyarakat lansia masih diperhatikan dalam keikutsertaannya dalam kegiatan pembangunan. Ini sesuatu yang baik dalam pelayanan pemerintah kepada masyarakat dan nilai-nilai kemanusiaan. Walaupun dalam ketentuan yang berumur 61 keatas tidak dianggap lagi masuk dalam penilaian penuntasan buta aksara.
Namun kita, jangan sampai pula berpikir menjadikan usia lansia tidak produktif, jadi tetap kita perhatian secara baik karena mereka tetap manusia. Karena tidak ada ada batasan umur dekat dengan bau tanah, karena kita melihat kenyataan usia tidak jamin, jika dipanggil Allah SWT.
Selain kondisi geografis masyarakat kita juga dipengaruhi oleh sikap budaya beberapa daerah, tidak perlu sekolah, sudah pandai mengaji yang sudah, mereka kemudian disibukan oleh kerja mencari nafkah hidup. Akan tetapi kita tetap optimis, dengan program jemput bola ke daerah tersebut dengan pendidikan formal maupun non formal. Mudah-mudahan pengorban para tutor, tetap tekun dalam menuntaskan buta aksara di Sumatera Barat bisa nol persen.
Mendikbud RI dalam kesempatan ini diwakili Dirjen Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Dr. Wartanto menyampaikan kita sampaikan ucapan dapat pengahragaan kepada Gubenur Anugrah Aksara Utama dimana Sumbar telah berhasil menurunkan buta aksara lebih dari 8 persen. Marilah kita merenung terhadap kebenaran, keaksarakan tidak saja membuka kehidupan juga mendorong kesejahteraan masyarakat penduduk.
Ada tiga macam penyakit sosial yang kerap menghinggapi masyarakat. Bila suatu masyarakat atau bangsa mengindap penyakit sosial itu akan mengalami kemunduran. Tiga penyakit sosial itu adalah kemiskinan, ketidaktahuan, dan keterbelakangan peradaban. “Siapapun tidak akan bisa menikmati kehidupan ini kalau mereka terjerat tiga penyakit sosial tersebut,”. Karena itulah, program-program pemerintah baik di pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten dan kota selalu ada program utama mengentaskan kemiskinan. Program ini dilaksanakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan membangun peradaban di daerahnya, ungkapnya
Bupati Yuswir Ariffin, menyampaikan, memberikan apresiasi kepada pemprov yang telah memberikan kepercayaan kegiatan di nagari lansik manih sijunjung ini. Tema memberikan kita perhatian keadaban dalam kondisi bangsa saat ini. Pendidikan dalam partisipatif aktif dalam pembvangunan politik dan nuasa belajar sepanjang hayat.
Capaikan tuna aksara secara pesat, dari penghargaan pratama hingga madya saat ini. 5.400 orang dewasa telah ditangani buta aksara. Dan tingga 2.900 akan dituntaskan pada tahun 2014. Regulasi aksaraan, mendorong kecakapan orang dewasa dalam kesejahteraan hidup. Penghargaan kepada pengeloa pendidikan informal dan formal, yang telah bekerja menuntas buta aksara di Kab Sijunjung.
Kadis Pendidikan Syamsurizal, selaku panitia HAI Sumbar, menyampaikan, menguatkan niat kita menuntas buta aksara di Sumbar pada Tahun 2015 sumbar bebas buta aksara. Diketahui saat ini yang terkecil saat ini buta aksara Kota Bukuttinggi dan terbesar di Kab Kepulauan Mentawai.
Kegiatan HAI, juga di ramaikan dengan berbagai kegiatan, pameran hasil karya pendidikan buta aksara, dan Gubernur Irwan Prayitno berkesempatan membuka dan mengunjungi semua stand pameran tersebut. Zardi