Breaking News

Gila, Bule Usir Penduduk Lokal

Dirgantara~Video menghebohkan yang beredar di youtube, gegerkan warga Sumatera Barat. Dalam video tersebut tampak beberapa orang bule (warga Negara asing) di Pulau Cubadak kawasan Pulau Mandeh mengusir masyarakat yang mendatangi kawasan pulau tersebut.

Video berdurasi 21 menit 37 detik dimuat atas akun watchdoc Documentary Maker. Dalam tayangan video tersebut, terlihat pengelola Pulau Cubadak mengusir seorang fotografer dan videographer yang ingin mengabadikan keindahan Pulau yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan ini. Pulau Cubadak dinilai sebagai “Raja Ampat”-nya kawasan Barat Indonesia.

Menurut pengakuan Darpius, seorang tokoh masyarakat adat setempat, menceritakan ihwal terjadinya peristiwa pengusiran ini.

Sesaat  kapal yang membawa rombongan bersandar didermaga Pulau Cubadak, Darpius  meminta izin kepada seorang bule yang kala itu  sedang bermain bersama anaknya disekitar dermaga. "Kita orang lokal, paham di sini seperti apa. Biasanya diberi izin sebentar, paling lama setengah jam," ungkap Darpius, menjelaskan

Tayangan di video memperlihatkan ada beberapa wisatawan asing sedang berjemur di pantai menggunakan bikini, selain itu ada juga bule yang duduk-duduk bercengkrama yang hanya menggunakan pakaian seadanya. Sementara aktivitas di pulau tampak sepi.

Ketika videographer mengambil gambar, nampaklah seorang bule berteriak dari arah kejauhan yang melarang videographer itu mengambil gambar dikawasan Pulau Cubadak. "Jangan buat foto begitu, minta izin dulu," kata seorang bule kepada sang Videografer.

Pengusiran ini juga dialami seorang fotografer. Ketika hendak medokumentasikan keindahan pulau itu. Ia dihampiri seorang bule perempuan (sambil membawa glas berisi minuman berakohol). Perempuan yang mengaku sebagi pengelola Pulau Cubadak mengusir paksa sang fotografer. Ia mengatakan rombongan ini tidak memiliki izin memasuki kawasan Pulau Cubadak.

"Tadi saya ambil gambar, tapi dilarang. Padahal, saya ambil pondok aja, bukan orang, tapi dilarang," pengakuan sang juru gambar.

Menanggapi kejadian ini,Darpius merasa heran. Ia tidak percaya dengan kejadian yang dialami rombongan wisata ini.”Pemilik lama pulau ini sangat ramah, bahkan mereka merasa senang bila ada rombongan wisata yang mampir ke Pulau Cubadak, sedangkan pengelola yang baru sikapnya sangat bertolak belakang dengan pemilik lama.”memberikan keterangan.

Tak berselang lama, pengelola menghampiri Darpius. Ia kemudian mengingatkan tidak boleh ada dokumentasi di pulau tersebut tanpa izin dari dia. "Kalau yang saya tidak setuju jangan, pergi sekarang!" hardik pengelola tersebut sembari pergi membelakangi Darpius, seperti tayang di video tersebut. Darpius kemudian mengutarakan kekecewaannya. Ia menilai pengelola saat ini sudah merasa pulau itu miliknya, bukan disewakan.

Wakapolda pun pernah diusir

Darpius mengutarakan bahwa sebelum pengusiran rombongan wisata yang dibawanya, Wakapolda juga pernah diusir pengelola Pulau Cubadak ini. Seperti kata Darpius "Dia lakukan ini juga pernah ke Wakapolda, pernah diusir. Petinggi di sini juga pernah diusir."

Meski merasa kesal dengan sikap pengelola, Darpius menyadari bahwa ini termasuk kesalahan pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan juga Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.

"Dia juga tidak bisa kita salahkan. Masyarakat bisa juga disalahkan karena melakukan pembiaran. Dia harusnya tahu ini milik negara, bukan pribadi. Jangan biarkan tamu-tamu lain komplain lalu image di sini jadi tidak baik," papar Darpius.

Tidak untuk dijual

Menurut informasi masyarakat setempat, status pulau tersebut adalah hak ulayat masyarakat adat. Maka dari itu pulau ini tidak bias diperjualbelikan. Pulau ini hanya bisa disewakan untuk dipergunakan itupun ada beberapa syarat dari dari tokoh adat setempat. Selama tidak melanggar adat dan norma-norma tertentu maka diperbolehkan menyewa pulau tersebut. Tutur salah seorang tokoh adat yang enggan disebutkan namanya ini. (mond)