Breaking News

Walikota Padang Ke Korea

Dirgantara ~ Sebagai bagian dari kota pusaka dunia di kawasan Asia Pasifik, Kota Padang perlu memberikan perhatian terhadap bangunan bersejarah dan benda cagar budaya. Sebab, bangunan dan benda tersebut merupakan nilai universal sebagai warisan dari leluhur.

Hal itu salah satu poin Rekomendasi  Gyeongju dalam pertemuan pertama Organization of Word Heritage Cities Asia Pasific (OWHC-AP) di Kota Gyeongju, Provinsi Dyeongsangbuk-do Republik Korea yang dihadiri Walikota Padang H. Mahyeldi baru - baru ini.

Menurut Wako Mahyeldi, kota pusaka (heritage city) menghadapi beberapa tantangan dalam mempertahankan dan mengelola bangunan sejarah dan benda cagar budaya. Diantara tantangan tersebut yaitu urbanisasi, perubahan cuaca, degradasi tekanan industri dan pembangunan yang pesat.

''Dari tantangan ini akan menimbulkan berbagai konflik seperti konflik kepentingan, keterbatasan anggaran dan kekurangan sumber teknis,'' ujar Wako Padang dalam sebuah kesempatan.

Dikatakan, sesuai Rekomendasi Gyeongju pada pertemuan pertama Organisasi Kota Pusaka Dunia Kawasan Asia Pasifik tersebut, maka UNESCO didorong untuk memberikan dukungan dan bekerjasama dengan OWHC untuk menyikapi permasalahan yang ada.

Selain itu, Pemerintah Kota juga mesti mengikutsertakan stakeholder seperti komunitas lokal serta institusi daerah atau nasional dalam usaha pelestarian yang sejalan dengan usaha pemeliharaan yang berkesinambungan.

''Disadari, pemerintah hanyalah pemilik kebijakan akan tetapi tak mungkin jalan sendiri dalam melakukan pemeliharaan, perlindungan dan pelestarian kota pusaka. Sebagai warisan dunia yang bernilai universal, ia akan menjadi destinasi yang menarik. Pada gilirannya nanti juga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat,'' papar Wako.

Dalam pertemuan ini, juga direncanakan pendirian sekretariat regional dan membuat proyek antar kota, guna meningkatkan peran serta OWHC pada kawasan Asia Pasifik. ''Kerjasama  antar  kota juga bisa dilakukan  dengan saling bertukar pengalaman  serta ilmu  dalam pemecahan  masalah  terhadap upaya pelestarian  bangunan bersejarah dan benda cagar budaya,'' ulas Mahyeldi.

Pada pertemuan yang berlangsung pada 24 sampai 26 September lalu itu, Walikota didampingi beberapa kepala SKPD terkait, yaitu Kepala Bappeda Hervan Bahar, Kadisbudpar Dian Fakri, Kadis PU Muswendry, dan Kepala Dinas TRTB dan Perumahan Afrizal BR.

Terkait pelestarian, pengembangan kawasan Kota Tua di kawasan Pondok dan Batang Harau Kota Padang, menurut Walikota, termasuk prioritas Pemko Padang di atas proyek pariwisata serta infrastruktur dengan pendekatan komprehensif dari berbagai disiplin ilmu.

Namun, perubahan yang mendasar diharapkan dari pelestarian kota tua bukan terletak pada fisiknya semata. Lebih dari itu yang terpenting adalah membangun mindset masyarakat yang sadar dan peduli terhadap pelestarian nilai universal pada bangunan sejarah dan benda cagar budaya. ''Itu harus dilakukan berkesinambungan, dalam waktu yang tak mungkin setahun atau dua tahun,'' imbuh Wako. nal/rel