Breaking News

Pemerintah Bali Sokong Kepariwisataan Sumbar

Dirgantara ~ Wakil Gubernur Muslim Kasim bersama, wakil Bupati/Walikota se Sumatera Barat, melakukan bedah program penurunan angka kemiskinan dan Study Coperative dengan Pemerintah Bali yang dihadiri Wakil Gubernur Bali Made Mangku Pastika Ketut Sudikerta, di ruang Wisma Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Jum'at (14/11). Hadir dalam kesempatan tersebut Bappeda Prov. Sumbar dan Bali, serta kepala Bappeda Pemkab/ko se Sumatera Barat dan Tim Penanggulangan Kemiskin  ( TKPKD) Bappeda Provinsi Bali, Asisten Pembangunan Bali.
Wakil Gubernur Bali, Ketut  Sudikerta menyampaikan, daerah provinsi Bali petanya menyerupai layangan, banyak gunung, 9 kab/ko. 57 kecamatan 716 desa kelurahan , desa pekraman 1.488 dan 4.297 banjar. Penduduk miskin. 4,53 persen, 185.200 jiwa susenan Maret 2014 dari jumlah pendudk 4,5 jiwa Bali ada tiga sektor pembangunan, pertanian dalam arti luas, industri kecil, orang Bali terkenal paling kreatif, pariwisata. Kerajinan, plastic bahan sampah daur ulang. Bali berkembang pesat karena pariwisata karena adat, budaya dan agama.

Bicara Adat di Bali, ada di desa pekraman, pemerintah memberi bantuan pengelolaan adat, tempat peribadatan. Ada 10 program Prioritas di Bali, yang paling pertama pembangunan pemberantasan kemiskian masyarakat Bali, dengan bedah rumah dengan kartu Bali Mandara (Bali Maju, Damai dan Sejahtera), ungkapnya.

Ketut Sudikerta juga menegaskan pemerintah provinsi Bali mendukung kebijakan pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk memajukan pariwisata di Sumatera Barat sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan daerahnya.

Berbagai kerjasama akan kita lakukan jika memungkin, bagaimana wisatawan yang berkunjung ke Bali juga dapat datang berkunjungi ke Sumatera Barat dan sebaliknya juga demikian wisatawan Sumatera Barat berkunjung dan berlibur ke Bali. Kita tidak perlu ego sektoral masing-masing daerah, karena kemajuan dunia pariwisata Bali dan Sumatera Barat juga bagaimana memajukan kunjungan wisatawan secara Nasional.

Pemerintah provinsi Bali dapat menekan angka kemiskinan, karena perkembangan dunia pariwisata dimana memotivasi tumbuh kembangnya  kreatif masyarakat dalam berbagai kegiatan, baik itu produksi kerajinan, maupun usaha lainnya yang mampu meningkatkan kesejahteraan mereka, ujarnya.

Ketut Sudikerta juga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah Bali juga sedang menumbuh kembangkan program Sport Turism untuk dapat melakukan pertandingan olahraga internasional. Dan meningkatkan transportasi jalan Tol Bali – Buleleng  dan transpotasi laut pada pelabuhan Benua di tanah Ambo untuk menampung kapal-kapal besar pesiar.

Dalam pengembangan dan peningkatan dunia kepariwisataan perlu komitmen para pemimpin daerah serta komitmen dan sinergitas semua SKPD, sehingga setiap kebijakan dapat focus dan terarah dengan baik, yang juga tidak kalah pentingnya keikut serta masyarakat dalam memajukan kepariwisataan tersebut.

Wakil Gubernur Muslim Kasim dalam kesempatan itu menyampaikan, dalam kunjungan Study Comparative  ke Bali ini didasarkan pada keberhasilan  Bali mendapat rangking ke dua dalam penanggulangan kemiskinan dimana Sumatera Barat saat ini berjumlah kemiskinan 7,41 persen dari jumlah penduduk 5 juta jiwa tahun 2014, Sementara Bali jumlah kemiskinan hanya 4,53 persen dari jumlah penduduk lebih kurang 4 juta jiwa.

Kepada para Wakil Bupati dan walikota se Sumatera Barat agar melakukan penglihatan secara langsung tentang keberhasilan dan kemajuan infrastruktur pariwisata Bali, tidak perlu ragu karena Bali dapat dikelilingi dalam satu hari, hal ini tentu dapat menjadi perhatian dan inspirasi bagi kita memajukan pembangunan infrastruktur pariwisata di daerah masing-masing.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat ada  memiliki program GPP, gerakan satu petani satu sapi, dimana waktu kerja petani yang masih sedikit, sehingga dengan program ini dapat meningkatkan waktu kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.  Berbagai program pembangunan yang dilakukan pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam menuntaskan kemiskian, namun semua itu tidak akan bermuara baik, jika pasar dan para pembeli hasil pertanian dan kerajian, serta kelezatan kuliner tidak dapat menjadi peningkatan ekonomi masyarakat pada saat pengunjung tidak ada.

Karena itu pembangunan kepariwisataan di Sumatera Barat merupakan muara keberhasilan pembangunan Sumatera Barat secara umum, tanpa harus mengabaikan pendidikan, kesehatan dan budaya adat istiadat. Maka karena itu pengembangan dunia pariwisata seharusnya menjadi perhatian yang besar, sebagai cerminan untuk memotivasi masyarakat kita untuk hidup lebih kreatif lagi.

Kemiskinan bukan masalah, akan tetapi perlu  jawaban bahwa pariwisata dapat menuntaskan masalah tersebut dengan inovasi dan mendorong kreatifitas masyarakat untuk terus berbuat, berusaha dan berkerja, kerja dan kerja, himbaunya. Zardi