Breaking News

Walikota Nyatakan Serius Menata Kota Tua Untuk Pariwisata

D'On, Padang (SUMBAR),- Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah menyatakan sangat serius mengembangkan potensi pariwisata. Khususnya kawasan Gunung Padang, Kota Tua Muaro, dan Pantai Padang yang akan dijadikan kawasan wisata terpadu Gunung Padang.

''Saat ini Pemko Padang tengah melaksanakan sayembara perencanaan kawasan wisata terpadu tersebut. Sedangkan kawasan heritage Kota Tua Muaro adalah bagian dari pengembangan itu yang masih dicarikan konsep pelestariannya yang ideal,'' ujar Walikota Mahyeldi saat membuka ''Workshop on the rehabilitation of historical district in Padang'' di Hotel Grand Inna Muara, Ahad (2/11).

Menurutnya, kegiatan workshop yang diinisiasi oleh tim pakar dari National Research Institute for Cultural Heritage (NRICH) Japan ini sangat tepat momennya. Karena saat ini, Pemerintah Kota Padang sendiri tengah serius menggarap pariwisata dan pelestarian kota pusaka (heritage city).

''Kota Padang adalah gerbang kawasan Indonesia Barat yang banyak dikunjungi sejak zaman dahulu. Keberadaan heritage city di kawasan wisata akan lebih menjadi daya tarik bagi pengunjung,'' sebutnya.

Adapun dengan workshop ini, menurut Mahyeldi lagi, Pemko Padang akan mendapatkan masukan dari para pakar yang tergabung dalam tim peneliti dari Jepang. Sehingga dalam merekonstruksi dan merehabilitasi bangunan - bangunan tua langkah Pemko semakin jelas.

''Kita berharap, langkah - langkah kita dalam mengembangkan Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang akan mendapat kepastian, termasuk pendanaan. Yang tak kalah pentingnya, perumusan pola partisipasi masyarakat, baik yang tinggal di kawasan ini maupun warga Kota Padang secara keseluruhan,'' pungkas Wako.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Burhasman Boer menilai pelestarian kota tua ini sangat sinergis dengan program pengembangan pariwisata di Sumatera Barat. Pihak provinsi akan memberikan dukungan, baik di aspek teknis maupun dalam penganggarannya.

''Hanya saja dalam mempertahankannya ada menjadi kendala ketika masyarakat yang menempati atau pemilik bangunan tua ini membangun dan merubah menurut kemauan sendiri,'' kata Burhasman.

Ia berharap Walikota Padang memiliki kebijakan melalui regulasi - regulasi yang dibuat untuk mempertahankan keaslian bentuk dari bangunan tua tersebut.

Dari aspek penganggaran dalam pengembangan destinasi wisata ini, Burhasman menyebut, Pemko Padang sudah menjalin MoU dengan Provinsi dan beberapa daerah lain. ''Kita tentu menunggu pihak Pemko untuk menentukan bagian mana yang akan dikerjasamakan. Kerjasamanya berupa sharing 60 persen dadi Pemko dan 40 persen provinsi,''ulasnya.

Adapun para tenaga ahli dari NIRCH ini Prof.Kamei (Pimpinan NRICP), Prof. Takeuchi ( Dosen Arsitektur Miyagi University), Prof. Wakita dari Kinki University, Prof. Abuku (Dosen Lingkungan Teknologi dari Kinki University).

Tujuan proyek penelitian yang dilakukan sejak 2010 ini, menurut Prof. Kamei, memberikan rekomendasi arah pelestarian dan pembangunan kawasan bersejarah di Padang, agar terlaksananya penataan kota yang khas dan penghuni dapat hidup dengan tenang dalam proses rekonstruksi kota lama Padang.

Tim tenaga ahli dari Jepang ini dibentuk saat melaksanakan survey dampak bencana gempa 2009 yang diminta UNESCO. Lalu, tim tersebut bekerjasama dengan pemerintah pusat Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah setempat.(mond/rel)