Breaking News

Musda LKAAM Padang Pariaman Digelar

dirgantara ~ Peran ninik mamak sangat dibutuhkan dalam pembangunan daerah. Selasa (23/12) dilaksanakan Musayawarah Daerah Ninik Mamak Pemangku Adat dan Bundo Kanduang LKAAM yang ke-9 Kabupaten Padang Pariaman. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Padang Pariaman. Tema yang diangkat dalam musyawarah ini, “Strategi Pemahaman dan Penerapan Lambang Adat dan Budaya Adat Minangkabau dari Tokoh Adat dan Bundo Kanduang berdasarkan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah untuk membangun nagari dari pucuak sampai urek”. 
Musda LKAAM ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat selaku ketua umum LKAAM  Padang Pariama,  Bupati Padang Pariaman yang diwakili oleh Wakil Bupati, Bupati Tanah Datar dan Bupati Solok selaku Narasumber, Pucuk Pimpinan LKAAM Sumatera Barat dan para tertua yang hadir dalam acara ini.
Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan hymne Bundo Kanduang yang dibawakan oleh Kelompok Bundo Kanduang Kabupaten Padang Pariaman. Selanjutnya laporan ketua panitia oleh Dt. Rang Kayo Mudo, “Semoga acara ini dapat terlaksana dengan baik dan dapat mencapai mufakat dari musyawrah yang kita lakukan ini, sehingga peranan ninik mamak dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di tanah minangkabau” ucapnya.
Kalaulah kita layangkan ingatan kembali pada suasana Musda LKAAM bulai mei tahun 2008 lalu, dapat kita lihat perkembangan pembangunan Padang Pariaman telah jauh meningkat. Semua dikarenakan kesepakatan ninik mamak kabupaten Padang Pariaman untuk menyediakan lahan untuk pembangunan dan kemajuan Padang Pariaman dan Sumatera Barat pada umumnya. Dari BNPB, LKAAM Provinsi juga mendapat bantuan pembangunan Gedung Kantor, lahannya memang dari pemda Gedung itu nanti akan diberi nama “Payuang Panji Marawa Basa” ucap Ketua LKAAM Provinsi.
Kenapa BNPB begitu jatuh hati kepada LKAAM ? Sebetulnya bukan LKAAM nya, namun rakyat Sumatera Barat yang menjadi perhatian dari BNPB karena banyak kearifan local masyarakat adat Minangkabau yang dijadikan kajian dalam metode penanggulangan bencana, sehinga berkali-kali kegiatan nasional dan internasional tentang mitigasi bencana diadakan di daerah ini.
Wakil Gubernur Sumatera Barat memberikan Sambutan dengan pantun yang membuat semua undangan terhanyut dalam pantun beliau. Berbagai upaya pembangunan karakter telah kita lakukan untuk memperbaiki kelangsungan Adat Minangkabau yang mulai hilang ditelan oleh gadget dan IT. “Kita selaku niniak mamak harus bisa menyesuaikan keadaan saat ini, kita juga harus menguasai gadget dan IT agar tau apa yang sedang dikerjakan anak kemenakan  kita “ ucap MK .
Semoga dengan diadakannya Musda ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi kita semua, sehingga perkembangan dan kemajuan Sumatera Barat dapat kita percepat dengan Revolusi Mental yang juga dicanangkan oleh Jokowi sehingga dapat kita aplikasikan secepatnya. Rel/Allan