Breaking News

'Bisikan Gaib' Dan Ratu Niang Datu Di Muka Rumah Angeline

DO, Sanur ~ Delapan hari setelah sembahyang bulan purnama digelar di sekolah, petunjuk tentang keberadaan Angeline belum juga didapat. Bocah ayu yang duduk di kelas 2 SDN 12 Sanur, Bali, itu bak hilang ditelan Bumi.

Angeline dilaporkan hilang pada 16 Mei 2015. Ruta bersama guru lainnya dan juga aparat keamanan pernah mencari muridnya itu dengan menyusuri jalan yang biasa dilalui bocah itu saat bersekolah, tapi tak ada jejak yang ditemukan.

Rasa penasaran yang semakin memuncak, menuntun Ruta dan rekan guru di sekolahnya mendatangi seorang balian (orang pintar) di Waturenggong, Denpasar, Bali. Kepada sang balian, Kepala Sekolah SDN 12 Sanur itu meminta tolong untuk mencari tahu keberadaan anak didiknya lewat ilmu kebatinan.

Sang balian pun mengungkapkan bahwa Angeline adalah anak angkat dan ayah angkatnya adalah orang asing dan sudah meninggal. “Angeline sekarang tinggal bersama ibu angkatnya yang orangnya keras,” kata Ruta menirukan ucapan sang balian kepada Liputan6.com, Senin 22 Juni 2015.

Usai memaparkan siapa Angeline, sang balian menyuruh Ruta menggelar sembahyang di pura dekat rumah Angeline. “Dia masih ada di sana,” ujar balian itu tanpa mengungkapkan apakah Angeline masih hidup atau sudah tiada.

“Angeline diemban (diasuh) Ratu Niang Datu,” kata sang balian lagi. Ratu Niang Datu menurut si balian adalah penguasa pura di depan rumah Angeline yang disebut Pura Persinggahan Batu Bolong.

Agar Ratu Niang Datu mau melepas Angeline, ucap sang balian, Ruta harus mempersembahkan lekesan yakni alat untuk nginang atau makan sirih, ketela, dan kopi tanpa gula. Tak lupa canang atau bunga-bunga untuk sesajen.

Tak mau membuang waktu hari itu juga, Selasa 9 Juni 2015 pukul 12.00 Wita, Ruta dang guru-guru SDN 12 Sanur menggelar sembahyang di Pura Persinggahan Batu Bolong. Tak lama berada di pura, tiba-tiba Ruta kesurupan.

“Ada roh masuk dalam tubuh saya,” ucap Ruta. Dalam keadaan kesurupan, Rute meletakkan lekesan dan saat itu juga spontan guru-guru Angeline berteriak memanggil 'Angeline, Angeline'.

Mereka berteriak memanggil nama Angeline setelah mendengar jeritan halus bocah itu. "Ada suara 'Maaaaa'. Teriakannya panjang, suaranya lembut, halus seperti suara Angeline," ujar Wali Kelas Angeline yang ikut sembahyang, Putu Sri Wijayanti. Mereka yakin itu suara Angeline. Namun, tidak tahu dari mana datangnya suara itu.

Menuntaskan sembahyang, Ruta harus memercikkan air suci di pura dan kamar Angeline. Di pura tak ada masalah. Namun, air suci tak bisa dipercikkan ke kamar Angeline.

Ibu angkat Angeline, Margriet Megawe, tidak membolehkan siapapun masuk rumahnya. Walaupun itu sekedar memercikkan air suci.

Ruta mencari akal. Dia meminta bantuan intel dan petugas Polresta Denpasar agar bisa masuk ke rumah Margriet. Melalui negosiasi panjang akhirnya Ruta dan petugas diperbolehkan masuk pukul 15.00 Wita ke kamar Angeline untuk memercikkan air suci.

Ruta memercikkan air suci di kamar Angeline sambil memanggil nama bocah itu 3 kali. “Saat itulah saya dapat tanda-tanda Angeline akan ditemukan,” ujar Ruta melalui sambungan telepon dari Bali. Saat itu, ujar Ruta, dia mendengar bisikan gaib bahwa Angeline akan ditemukan.

Tak hanya mendapat bisikan, malam harinya Ruta mengaku bermimpi dan diberitahu bahwa Angeline masih ada di rumah ibu angkatnya. “Tapi (Angeline) tidak bisa berkomunikasi,” jelas Ruta.

Esok harinya, Rabu 10 Juni 2015, intel dan satpam yang berjaga di rumah ibu angkat Angeline, melihat ada gundukan tanah di halaman belakang rumah. Gundukan tanah itu berada di dekat kandang ayam dan di antara pohon pisang. Intel dan satpam curiga, sebab gundukan tanah itu tidak lazim, di atasnya ada tumpukan kotoran ayam dan tercium bau busuk menyengat.

Hal ini langsung dilaporkan ke Polresta Denpasar. Siang itu juga, petugas polisi mendatangi rumah ibu angkat Angeline yang terletak di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Sanur, dan langsung membongkar gundukan itu.

Setelah menggali setengah meter, polisi menemukan ada bungkusan dengan kain, di dalamnya ada jenazah manusia. "Angeline sudah ditemukan, tapi dalam keadaan tidak bernyawa,” ujar Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie

Jasad Angeline ditemukan terkubur dalam kondisi mengenaskan. Posisinya telungkup sambil memeluk boneka. Di leher bocah berparas ayu itu, ditemukan seutas tali yang ikut terkubur dan ada bekas jeratan. Tidak hanya itu, dari hasil outopsi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, ditemukan banyak bekas luka lebam di jasad Angeline.

Bekas luka yang memenuhi tubuh Angeline menjadi saksi bisu atas kejahatan dan kekerasan yang dialami bocah 8 tahun itu semasa hidup. Bahkan menjelang kematiannya, bocah itu masih mendapat siksaan hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya karena tak kuat menahan derita. 

Dalam pengakuannya kepada penyidik, mantan pembantu dan penjaga rumah Margriet yang kini telah menjadi tersangka, Agustinus Tae Mandamai, mengungkapkan, beberapa jam sebelum Angeline dilaporkan hilang, dia mendengar suara bocah itu menjerit dari dalam kamar ibu angkatnya.

Hari itu tanggal 16 Mei 2015, Angeline tengah berada di dalam kamarnya. Terdengar teriakan Margriet memanggil nama bocah itu. Angeline pun langsung berlari menuju kamar ibu angkatnya.

Selang 10 menit kemudian, Margriet berteriak menyebut-nyebut nama Angeline. Suaranya seperti meratapi sebuah penyesalan yang luar biasa. Tak lama, dia pun memanggil Agus.

Pengacara Agus, Haposan Sihombing menuturkan, kliennya saat itu melihat Angeline tergeletak di lantai dengan posisi miring. Tangannya masih bergerak. Pada saat itulah Margriet memerintahkan Agustinus memperkosa Angeline. Namun, Agus menolak melakukannya.

Margriet, kata Haposan, tetap memaksa Agustinus memerkosa Angeline yang terlihat sudah tak bernyawa. Tapi, sekali lagi Agus menolaknya.

"Kemudian Agustinus disuruh mengambil sprei dan membungkus tubuh Angeline yang sudah tak bernyawa, mengambil boneka dan menguburnya," kata Haposan menceritakan pengakuan Agustinus.

Margriet meminta Agus mengubur jasad Angeline di halaman belakang dekat kandang ayam. Usai penguburan, Margriet menyuruh Agustinus pergi melarikan diri. Margriet kemudian melapor ke polisi bahwa anak angkatnya hilang saat bermain di depan rumah. Sumber;Liputan6