Walikota Meradang Lihat Tugu Dan Taman Tidak Terawat Secara Baik
DO, Padang ~ Untuk kesekian kalinya Walikota Padang kembali meradang. Kali ini Mahyeldi meradang setelah melihat tugu dan taman disekitar alan Gereja Nampak kotor dan kurang mendapat perawatan.
Melihat tugu dan taman kurang terperhatikan secara baik membuat Mahyeldi turun tangan untuk membersihkannya.
Usai menggelar acara Coffee Morning di Hotel Grand Inna Muara di jalan Gereja, Wako yang baru saja keluar dari hotel langsung melihat tugu dan taman yang terletak di depan hotel tersebut. Begitu turun dari kendaraan dinas BA 1 A, Wako Mahyeldi kemudian membersihkan taman itu dari sampah yang berserakan. Menggunakan sapu lidi, Wako membersihkan sampah yang berserakan di taman yang terletak persis di pertigaan jalan Gereja.
Selain itu disekitar areal tersebut Mahyeldi melihat tidak adanya tong sampah. Menurut Wako, inilah penyebab sampah berserakan di taman tersebut, karena tak adanya tong sampah. Wako kemudian mengontak Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menurunkan petugasnya ke lokasi.
Sambil menunggu datangnya petugas kebersihan Wako juga melihat tugu “Perkumpulan Pemuda Sumatera” yang terletak di tengah taman yang kurang terawat. Globe dunia yang terpasang di atas tugu terlihat sudah condong. Melihat itu, Wako Mahyeldi kemudian menaiki tugu tersebut dan membetulkan letak globe hingga kembali ke posisinya semula.
“Tugu ini merupakan bagian dari sejarah. Seharusnya ini bisa kita jadikan tempat untuk belajar sejarah bagi anak cucu kita dan mesti terawat baik,” kata Wako Mahyeldi geram.
Setelah itu, Wako kemudian beranjak ke “Monumen Korban Gempa 2009” yang berada sekitar selemparan batu dari tugu “Perkumpulan Pemuda Sumatera” tadi. Di sini, Wako mendapati banyaknya rumput liar yang tumbuh di sekitar monumen. Wako lantas mencabuti rumput liar tersebut. Aroma cukup menyengat juga menyeruak di monumen ini. Laporan masyarakat sekitar kepada Wako Mahyeldi, pada malam hari monumen ini kerap dijadikan tempat buang hajat sehingga beraroma pesing.
Melihat kondisi ini mengimbau kepada dinas terkait yakni Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) untuk membenahi taman dan tugu tersebut. “Kita di Padang ini punya banyak taman dan tempat rekreasi yang bagus tetapi kemudian tidak terawat secara baik. Sampah berserakan, padahal sudah ada Perda sampah dan petugas kebersihan,” kata Wako.
“Taman ini harus dibenahi sehingga jadi tempat santai apalagi di sini ramai dikunjungi. Kepada DKP agar betul-betul memperhatikan taman dan monumen yang ada di Padang,” tambah Wako.
Disebutkan Wako, dalam tahun ini pihak Dinas Pekerjaan Umum akan merapikan taman yang ada di Kota Padang, termasuk memberi penerangan yang memadai sehingga dapat dijadikan tempat yang nyaman.
Terkait dijadikannya Monumen Korban Gempa 2009 sebagai tempat buang hajat pada malam hari, hal ini dikarenakan kurangnya penerangan di monumen tersebut pada malam hari. “Seharusnya ini mendapat perhatian dari petugas dan masyarakat yang ada di sekitar,” tutur Wako Mahyeldi.
Tak lama berselang petugas kebersihan dari DKP datang membersihkan tugu dan taman tersebut. Warga sekitar juga terlihat membantu membersihkan lokasi itu. (Charlie)
Melihat tugu dan taman kurang terperhatikan secara baik membuat Mahyeldi turun tangan untuk membersihkannya.
Usai menggelar acara Coffee Morning di Hotel Grand Inna Muara di jalan Gereja, Wako yang baru saja keluar dari hotel langsung melihat tugu dan taman yang terletak di depan hotel tersebut. Begitu turun dari kendaraan dinas BA 1 A, Wako Mahyeldi kemudian membersihkan taman itu dari sampah yang berserakan. Menggunakan sapu lidi, Wako membersihkan sampah yang berserakan di taman yang terletak persis di pertigaan jalan Gereja.
Selain itu disekitar areal tersebut Mahyeldi melihat tidak adanya tong sampah. Menurut Wako, inilah penyebab sampah berserakan di taman tersebut, karena tak adanya tong sampah. Wako kemudian mengontak Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menurunkan petugasnya ke lokasi.
Sambil menunggu datangnya petugas kebersihan Wako juga melihat tugu “Perkumpulan Pemuda Sumatera” yang terletak di tengah taman yang kurang terawat. Globe dunia yang terpasang di atas tugu terlihat sudah condong. Melihat itu, Wako Mahyeldi kemudian menaiki tugu tersebut dan membetulkan letak globe hingga kembali ke posisinya semula.
“Tugu ini merupakan bagian dari sejarah. Seharusnya ini bisa kita jadikan tempat untuk belajar sejarah bagi anak cucu kita dan mesti terawat baik,” kata Wako Mahyeldi geram.
Setelah itu, Wako kemudian beranjak ke “Monumen Korban Gempa 2009” yang berada sekitar selemparan batu dari tugu “Perkumpulan Pemuda Sumatera” tadi. Di sini, Wako mendapati banyaknya rumput liar yang tumbuh di sekitar monumen. Wako lantas mencabuti rumput liar tersebut. Aroma cukup menyengat juga menyeruak di monumen ini. Laporan masyarakat sekitar kepada Wako Mahyeldi, pada malam hari monumen ini kerap dijadikan tempat buang hajat sehingga beraroma pesing.
Melihat kondisi ini mengimbau kepada dinas terkait yakni Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) untuk membenahi taman dan tugu tersebut. “Kita di Padang ini punya banyak taman dan tempat rekreasi yang bagus tetapi kemudian tidak terawat secara baik. Sampah berserakan, padahal sudah ada Perda sampah dan petugas kebersihan,” kata Wako.
“Taman ini harus dibenahi sehingga jadi tempat santai apalagi di sini ramai dikunjungi. Kepada DKP agar betul-betul memperhatikan taman dan monumen yang ada di Padang,” tambah Wako.
Disebutkan Wako, dalam tahun ini pihak Dinas Pekerjaan Umum akan merapikan taman yang ada di Kota Padang, termasuk memberi penerangan yang memadai sehingga dapat dijadikan tempat yang nyaman.
Terkait dijadikannya Monumen Korban Gempa 2009 sebagai tempat buang hajat pada malam hari, hal ini dikarenakan kurangnya penerangan di monumen tersebut pada malam hari. “Seharusnya ini mendapat perhatian dari petugas dan masyarakat yang ada di sekitar,” tutur Wako Mahyeldi.
Tak lama berselang petugas kebersihan dari DKP datang membersihkan tugu dan taman tersebut. Warga sekitar juga terlihat membantu membersihkan lokasi itu. (Charlie)