Pelecehan Seksual Imigran Afghanistan Di Pekanbaru Disorot Wali Kota
DO, Pekanbaru ~ Wali Kota Pekanbaru Firdaus menyatakan sangat menyayangkan kejadian pelecehan seksual yang menimpa salah seorang imigran asal Afghanistan bernisial KH di Pekanbaru.
"Para imigran bukan orang hukuman, tetapi manusia yang sedang terlantar dinegaranya," ujarnya di Pekanbaru,
Menurut dia, warga Pekanbaru harus belajar menghormati hak asasi manusia, dan jangan melihat manusia itu secara berbeda dari suku, agama bahkan bangsa. Apalagi untuk para imigran yang datang mencari suaka ke wilayah Pekanbaru, perlu dihormati dan dihargai.
"Sebagai sesama manusia jangan mereka kita perlakukan dengan tidak senonoh," tuturnya prihatin.
Apalagi hak azazi manusi bukan saja masalah negara saja tetapi tuga masalah dunia internasional. Ketika sebuah kota mengangkangi hak azazi manusia, maka dampaknya bukan saja pada kota itu tetapi juga menjadi masalah negara bahkan hubungan dunia ternasional.
"Untuk itu mari kita warga Pekanbaru sama-sama menghargai sebagai umat ciptaan Tuhan," ajaknya.
Sebaliknya, Fridaus juga menghimbau kepada para imigran yang masih mencari suaka politik di Pekanbaru agar mematuhi jam kunjungan yang telah ditetapkan oleh Pihak imigrasi. Demikian juga lokasi yang sudah ditetapkan untuk bisa dikunjungi.
"Keluarlah sesuai dengan izin yang diberikan," ujarnya.
Sementara bagi pihak kantor Imigrasi Kelas II Pekanbaru dia juga berharap agar memantau dan mengawasi kemana saja para imigran ini beraktifitas. Sehingga dengan keterbatasan bahasa yang dimiliki para pencari suaka ini tidak menjadi masalah bahkan peluang bagi orang lain untuk mencari keuntungan bahkan berbuat jahat.
Selanjutnya Firdaus meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut kasus ini dan menemukan pelakunya. "Berikan sanksi yang sepadan," ujarnya.
Dinas Perhubungan dan Organda sebagai pembina alat trasportasi dimintakan juga menjamin ketersediaan serta memantau fasilitas transportasi yang aman dan tertib. Bukan tidak tertutup kemungkinan pelakunya bukanlah sopir angkot utama, akan tetapi serap yang tidak bertanggung jawab serta tidak taat hukum.
"Makanya kami meminta Organda membina para sopir angkutan umum agar memberikan pelayanan dan kenyamanan serta keamanan penumpangnya," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang imigran asal Afghanistan berinisial KH (21) th, ditemukan dibuang di kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir, tepatnya dekat perumahan Panorama, Pekanbaru, usai mengalami perlakuan pelecehan seksual oleh dua pria, Kamis (23/7) sore. Korban kemudian dibawa warga melapor Polsek Rumbai untuk diproses.**
"Para imigran bukan orang hukuman, tetapi manusia yang sedang terlantar dinegaranya," ujarnya di Pekanbaru,
Menurut dia, warga Pekanbaru harus belajar menghormati hak asasi manusia, dan jangan melihat manusia itu secara berbeda dari suku, agama bahkan bangsa. Apalagi untuk para imigran yang datang mencari suaka ke wilayah Pekanbaru, perlu dihormati dan dihargai.
"Sebagai sesama manusia jangan mereka kita perlakukan dengan tidak senonoh," tuturnya prihatin.
Apalagi hak azazi manusi bukan saja masalah negara saja tetapi tuga masalah dunia internasional. Ketika sebuah kota mengangkangi hak azazi manusia, maka dampaknya bukan saja pada kota itu tetapi juga menjadi masalah negara bahkan hubungan dunia ternasional.
"Untuk itu mari kita warga Pekanbaru sama-sama menghargai sebagai umat ciptaan Tuhan," ajaknya.
Sebaliknya, Fridaus juga menghimbau kepada para imigran yang masih mencari suaka politik di Pekanbaru agar mematuhi jam kunjungan yang telah ditetapkan oleh Pihak imigrasi. Demikian juga lokasi yang sudah ditetapkan untuk bisa dikunjungi.
"Keluarlah sesuai dengan izin yang diberikan," ujarnya.
Sementara bagi pihak kantor Imigrasi Kelas II Pekanbaru dia juga berharap agar memantau dan mengawasi kemana saja para imigran ini beraktifitas. Sehingga dengan keterbatasan bahasa yang dimiliki para pencari suaka ini tidak menjadi masalah bahkan peluang bagi orang lain untuk mencari keuntungan bahkan berbuat jahat.
Selanjutnya Firdaus meminta pihak kepolisian untuk segera mengusut kasus ini dan menemukan pelakunya. "Berikan sanksi yang sepadan," ujarnya.
Dinas Perhubungan dan Organda sebagai pembina alat trasportasi dimintakan juga menjamin ketersediaan serta memantau fasilitas transportasi yang aman dan tertib. Bukan tidak tertutup kemungkinan pelakunya bukanlah sopir angkot utama, akan tetapi serap yang tidak bertanggung jawab serta tidak taat hukum.
"Makanya kami meminta Organda membina para sopir angkutan umum agar memberikan pelayanan dan kenyamanan serta keamanan penumpangnya," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang imigran asal Afghanistan berinisial KH (21) th, ditemukan dibuang di kelurahan Limbungan Kecamatan Rumbai Pesisir, tepatnya dekat perumahan Panorama, Pekanbaru, usai mengalami perlakuan pelecehan seksual oleh dua pria, Kamis (23/7) sore. Korban kemudian dibawa warga melapor Polsek Rumbai untuk diproses.**