Breaking News

Kepsek SMA 2 Padang Nyatakan Perubahan Desain Bukan Urusan Diknas

Dirgantara~Sepertinya, pernyataan berlawanan dilontarkan Syamsul Bahri, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Padang, terkait pernyataan Rusdi, Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Pnedidikan Kota Padang. Soalnya, dengan tegas Rusdi mengatakan, selama ini pihak SMA Negeri 2 tak berkoordinadi dalam membuat gambar sekolah tersebut, apalagi adanya perubahan.    

Padahal, kata Rusdi, SMA Negeri 2 dibawah pengawasan Dinas Pendidikan  Kota Padang dan undangan mendapatkan dana proyek tersebut juga melalui Diknas. Intinya, Diknas juga berperan serta untuk mendapatkan dana tersebut, meski urusan ke pusat langsung kepala sekolah.

“Undangan untuk kepala sekolah, termasuk SMA Negeri 2  mendapatkan proyek tersebut diberikan oleh pusat kepada Dinas Pendidikan. Dan, melalui rekomendasi Diknas Kepsek pergi kepusat untuk mengambil dana tersebut. Lalu, apakah ini bukan termasuk urusan Diknas, jika pekerjaan proyek mulai berjalan,” kata Rusdi, seraya mengatakan, setelah dana proyek turun Kepsek terkesan berjalan sendiri, tanpa koordinasi dengan Diknas.

Kalaupun ada koordinasi, kata Rusdi, itupun terjadi setelah permasalahan tersebut, termasuk adanya permasalahan perubahan gambar yang diberitakan media ini.”Nah, setelah bermasalah Kepsek baru mengundang saya untuk melihat pekerjaan proyek tersebut. Mungkin tujuannya agar pekerjaan proyek ini direstui Diknas,” imbuhnya, sembari membela diri selama ini  Diknas tak pernah mengetahui, apalagi menyetujui perubahyan gambar itu.

Anehnya,  Syamsul Bahri, Kepsek SMAN 2 Padang, malah berdalih, perubahan desain itu, bukan urusan Diknas Kota Padang, sebab ia hanya bertanggungjawab kepada pusat terkait pekerjaan proyek tersebut.” Kami hanya berkoordinasi dengan Diknas, sedangkan masalah pekerjaan maupun perubahan desain, bukan urusan Diknas,” tukuk Syamsul Bahri.

Diberitakan sebelumnya, dugaan proyek bermasalah juga terjadi di Dinas Pendidikan Kota Padang. Proyek yang terkesan dimainkan itu, pekerjaan, bantuan pemerintrah revitalisasi gedung/bangunan sekolah  SMA tahun 2016, nilai kontrak Rp1.500.000.000,  sumber dana Direktorat PSMA Kemendikbud Republik Indonesia (Pembangunan gedung perkantoran 2 lantai), anggaran 2016.

Faktanya, untuk pekerjaan proyek dengan  metode pelaksanaan swakelola, pengadaan SK Direktur Pembinaan SMA No 1345/DA/KU/2016, konsultan perencana/pengawas  PT. Aryadhana Cipta Karya, berdasarkan SK Direktur Pembinaan SMA No. 1346/DU/KU/2016 tersebut, beberapa item pekerjaan ada kejanggalan, meski pekerja mengaku sudah sesuai dengan spesifikasi teknis.

Pantauan media ini kelokasi pekerjaan proyek, beberapa item pekerjaan yang diragukan itu, diantaranya untuk pekerjaan tiang pembesian terkesan dicampur antara besi ulir dengan besi biasa. Terbukti, untuk tiang itu, besi ulir sebanyak 5 besi dicampur 1 besi biasa untuk tengah tiang itu.

Persoalan lain, untuk pekerjaan pondasi hanya bagian luar saja, sementara bagian tengah hanya diberi slove gantung dan ditimbun dengan tanah.”Memang dalam spesifikasi teknis besi pada pekerjaan tiang ada enam besi, lima besi ulir satu besi biasa. Itupun dipasang ditengah besi tiang itu,” kata salah seorang pekerja seraya mengatakan, dalam gambar memang seperti itu dan sebagai pekerja ia hanya mengerjakan saja.

Terkait slove gantung tanpa pondasi tersebut, memang katanya sesuai dengan gambar kerja dan tak ada permasalahan.” Khusus untuk bagian tengah memang menggunakan slove gantuang. Sementara bagian bawahnya akan ditimbun dengan tanah,” katanya.

Kejanggalan juga ditemukan pada pekerjaan tiang sumuran. Setelah dicor dengan cincin untuk pengkita besi berbentuk segi empat antara pengikat coran sumuran dengan besi terkait diragukan. Soalnya, antara coran sumuran dan besi bersegi empat itu, hanya diikat dengan tiga besi.”Memang untuk coran sumuran dan besi bersegi empat itu, diikat dengan besi dari coran sumuran. Dan, ikatan tersebut bisa menyatukan coran sumuran dan slove,” ulasnya.

Terkait adannya dugaan penyimpangan pada pekerjaan revitalisasi gedung SMA Negeri 2 tersebut, dikonfirmasikan kepada Rusdi, Dinas Pendidikan Kota Padang, sampai saat ini tak ada jawaban sama sekali, Di SMS tak dibalasi, ditelepon di blokir. Kok bisa? NV