LBH Sekolah Minta Wacana Full Day School Dihentikan
Dirgantara~Menanggapi gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy ihwal penerapan program full day school untuk tingkat SD dan SMP, Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sekolah, Roder Nababan, berpendapat, program tersebut sama sekali belum bisa diterapkan. Bahkan ia meminta supaya wacana tersebut dihentikan.
“Tujuan Mendikbud menggagas full day school memang positif untuk memperkuat pendidikan karakter peserta didik. Namun jika tidak didahului perencanaan dan perencanaan yang sistemik, dikhawatirkan aplikasi gagasan yang sebenarnya sangat positif ini justru akan berdampak tidak baik bagi kondisi peserta didik," ujar Roder di Medan.
Menurut Roder, jika full day school tetap diterapkan, dikhawatirkan bisa mempengaruhi daya tahan tubuh dan memperlambat kemampuan anak didik dalam memperoleh pendidikan, mengingat sasaran program ini adalah siswa SD dan SMP. Kita sama-sama mengetahui bahwa kondisi fisik mereka masih belum begitu kuat untuk melakukan kegiatan seharian penuh, apalagi mereka masih dalam proses tumbuhkembang dan masih butuh interaksi intens dengan orangtua, keluarga dan lingkungan terdekat.
"Mahasiswa sekalipun statusnya, rasanya tak bakal mampu menjalani program full day school ini. Salah satu dampak buruknya adalah ketika rasa bosan timbul. Peserta didik akan mencari pelarian dan bukan tidak mungkin larinya ke hal-hal negatif," paparnya.
Asupan gizi peserta didik, lanjut Roder, juga sangat menentukan. Masing-masing peserta didik tentu memperoleh asupan gizi berbeda dan otomatis daya tahan fisik mereka juga tak sama. Jadi menurut pandangannya, full day school belum bisa diterapkan seperti halnya di negara-negara maju. Oleh karena itu, gagasan Mendikbud itu sebaiknya segera diakhiri. Apalagi, setiap sekolah dipastikan telah menerapkan pendidikan karakter.
"Banyaknya orang tua dan guru memprotes wacana Mendikbud terkait full day school merupakan suatu yang wajar. Sebab, yang mengetahui kemampuan belajar peserta didik selain guru pengajar adalah orangtua murid, apalagi pihak Mendikbud belum melakukan kajian dan belum ada aturan perundang-undangannya. Yang ada justru akan timbul permasalahan di kemudian hari," ujarnya mengakhiri. (mon)
“Tujuan Mendikbud menggagas full day school memang positif untuk memperkuat pendidikan karakter peserta didik. Namun jika tidak didahului perencanaan dan perencanaan yang sistemik, dikhawatirkan aplikasi gagasan yang sebenarnya sangat positif ini justru akan berdampak tidak baik bagi kondisi peserta didik," ujar Roder di Medan.
Menurut Roder, jika full day school tetap diterapkan, dikhawatirkan bisa mempengaruhi daya tahan tubuh dan memperlambat kemampuan anak didik dalam memperoleh pendidikan, mengingat sasaran program ini adalah siswa SD dan SMP. Kita sama-sama mengetahui bahwa kondisi fisik mereka masih belum begitu kuat untuk melakukan kegiatan seharian penuh, apalagi mereka masih dalam proses tumbuhkembang dan masih butuh interaksi intens dengan orangtua, keluarga dan lingkungan terdekat.
"Mahasiswa sekalipun statusnya, rasanya tak bakal mampu menjalani program full day school ini. Salah satu dampak buruknya adalah ketika rasa bosan timbul. Peserta didik akan mencari pelarian dan bukan tidak mungkin larinya ke hal-hal negatif," paparnya.
Asupan gizi peserta didik, lanjut Roder, juga sangat menentukan. Masing-masing peserta didik tentu memperoleh asupan gizi berbeda dan otomatis daya tahan fisik mereka juga tak sama. Jadi menurut pandangannya, full day school belum bisa diterapkan seperti halnya di negara-negara maju. Oleh karena itu, gagasan Mendikbud itu sebaiknya segera diakhiri. Apalagi, setiap sekolah dipastikan telah menerapkan pendidikan karakter.
"Banyaknya orang tua dan guru memprotes wacana Mendikbud terkait full day school merupakan suatu yang wajar. Sebab, yang mengetahui kemampuan belajar peserta didik selain guru pengajar adalah orangtua murid, apalagi pihak Mendikbud belum melakukan kajian dan belum ada aturan perundang-undangannya. Yang ada justru akan timbul permasalahan di kemudian hari," ujarnya mengakhiri. (mon)