Pungli Berkedok Sumbangan Komite
D'on~Nekat! Begitulah pernyataan yang terlontar dari Walimurid SMK Negeri 1 Bukittinggi, terhadap ancaman Afrizal, Kepala Sekolah dan komite. Pasalnya, saat melakukan pungutan berkedok persetujuan komite, ada nada ancama bagi siswa yang tak mau membayar iuran yang telah ditetapkan.
Ancaman berbungkus pungutan itu, tertera dalam Surat Komite SMK Negeri 1 Bukittingi, tertanggal 02 Agustus 2016 yang ditandatangani Kepala Sekolah Afrizal dan Ketua Komite Asril Anwar. Modusnya, bagi siswa yang terlambat menyerahkan kelengkapan tersebut diatas bantuan beasiswa tidak akan diberikan dan diproses pada semester 1 tahun pelajaran 2016-2017.
Selengkapnya surat bernomor : 02/Komite SMKN 1-Bkt/2016 yang ditujukan kepada orang tua murid, disampaikan kepada Bapak/Ibu orang tua/Walimurid Kelas X, bahwa berdasarkan hasil kesepakatan rapat komite yang kita laksanakan , Sabtu (30/7) ditetapkan hal-hal sebagai berikut.
Sumbangan pendidikan /iuran bulanan kelas X sebesar Rp150.000, tangal 10 tiap bulannya. Sumbangan pendidikan dibayarkan 1 kali selama siswa menuntut ilmu di SMK Negeri 1 Bukittinggi sebesar Rp800.000 dengan priode pembayaran Agustus Rp200.000, September Rp200.000, Oktober Rp200.000 dan November Rp200.000.
Dalam surat tersebut, terlihat nada tekanan, sebab disebutkan bagi pemilik kartu KKS, KIP, yatim piatu akan dibebaskan dari wajib membayar iuran bulanan dan sumbangan pendidikan dengan ketentuan harus menyerahkan photocopy kartu KKSPIP, KK, surat keterangan penghasilan dan KTP kedua orang tua paling lambat tanggal 05 Agustus 2016 ke Bagian Tata Usaha SMKN 1 Bukittinggi.
Dan, bagi siswa yang terlambat menyerahkan kelengkapan tersebut diatas bantuan beasiswa tidak akan diberikan dan diproses pada semester tahun pelajaran 2016-2017.”Ya, bantuan itu sebenarnya bresifat sukarela, tapi disini dituliskan nominal yang harus dibayar. Bahkan, ada ancaman jika tidak dibayar,” kata salah seorang orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya sembari menyerahkan bukti surat ancaman tersebut.
Merugikan Siswa
Pungutan yang berkedok sumbangan yang dilakukan Kepsek SMK Negeri Bukittinggi bersama komite, menuia kecaman dari Ketua Umum LSM ACIA Sumbar, Darwin SH. Katanya, sumbangan atau iuran yang dimintakan terhadap siswa dengan nada ancaman jelas sangat merugikan orang tua murid. Padahal, orang tua murid sudah mengetahui untuk sekolah negeri tidak dipungut uang sekolah. Tapi, yang terjadi SMKN 1 Bukittinggi ini, tetap meminta uang sekolah perbulan Rp150.000 berkedok untuk sumbangan sekolah.
“Wajar saja ada asumsi dari orang tua murid, sekolah ini sama dengan sekolah swasta sebab harus membayar uang sekolah Rp150.000 perbulan, bahkan diperberat lagi dengan sumbang Rp800.000 yang dibayar selama delapan bulan,” kata Darwin seraya mengatakan, bertentangan dengan program pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah.
Dikatakan Darwin, sumbangan ini berdampak buruk terhadap psikologis siswa, terutama yang tak mampu. Soalnya, sumbangan ini memberikan efek negative terhadap siswa, sebab akan berpengaruh terhadap mental siswa dalam belajar, terutama siswa yang belum mampu untuk membayar.
“Disamping itu, juga berujung pada daya pikir anak yang terlambat atau belum membayar. Makanya, kita mengharapkan Dinas Pendidikan Kota Bukittinggi mengusut pungutan berkedok sumbangan perbulan ini. Soalnya, ini akan berdampak buruk terhadap dunia pendidikan di Kota Wisata ini,” tukuk Darwin. (NV/Mond)