Breaking News

Sengkraut Proyek PT Arindo Jayatama Raya

D'on~Diakui beberapa item pekerjaan pembanguna turap sekeliling Air Dingin Lubuk Minturun Kota Padang yang didanai APBN TA 2016, sarat penyimpangan. Faktanya, proyek yang  dikelola oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Kota Padang, pagudana Rp3.032.080.500 dikerjakan PT. Arindo Jayatama Raya (AJR), perusahaan asal Rumbai Pekanbaru , beberapa item pekerjaan terkesan dimainkan.

Ini diperkuat saat media ini kelokasi pekerjaan, pengawas pekerjaan baik dari pihak pelaksana maupun konsultan terkesan bungkam. Soalnya, saat ditanya gambar kerja sebagai pedoman bagi tukang terkesan disembunyikan. Malah, ada raut ketakutan saat media ini menanyakan kepada salah seorang pengawas yang enggan disebutkan namanya.

Informasi yang didapat media ini, pekerjaan turap ini, untuk galian menggunakan alat berat dan dilakukan pemancangan cerucuk, pasang batu, pasang ijuk, pasang wipe hole, bekisting, pembesian, cor beton K-225, cor beton K-175, siaran, acian beton dan timbunan bekas galian. Kenyataan dilapangan, galian tanah berbatu dilakukan secara manual dan mutu beton untuk K225 dan K175 diragukan.

Gambar kerja juga menyebutkan untuk pekerjaan pasangan batu menggunakan semen, 1 Semen Portland (Pc) : 3 pasir (Ps) atau 1 Semen Portland (Pc) : 4 pasir (PS). Dan, pekerjaan untuk pagar/Turap dan pondasi Sekeliling meliputi Pekerjaan pendahuluan terdiri dari mob-demobilasi, pembersihan lapangan dan pemasangan bowplank.

Kenyataan dilapangan, semua item pekerjaan yang tertera dalam gambar kerja, banyak yang dimainkan, bahkan ada yang tak dipasang sama sekali. Misalnya, tak ada ijuk untuk pekerjaan pasangan batu untuk turap

Begitu juga ada adukan semen tak sesuai takaran, terbukti semen yang melekat pada pasangan batu terlihat rapuh dan kurang daya perekat. Begitu juga pasangan batu, untuk material menggunakan batu setempat dalam kondisi berbalut lumpur. Artinya, batu yang dipasang dan belum dibersihkan itu, berakibat tak punya daya perekat dan rentan ambruk. 

Persoalan lain, perusahaan asal Rumbai Pekanbaru ini, terkesan lamban dalam mengerjakan proyek ini, Fakta dilapangan, proyek yang mulai kontrak 29 Juni 2019 sampai akhir Agustus 2016, kondisi fisik masih dibawah 10%. Keterlambatan pekerjaan, disebabkan saat lelang ada permainan untuk memenangkan perusahaan asal Riau ini. Dan, keterlambatan disebabkan terbatasnya tenaga kerja, menjadi alas an perusahaan tersebut. 

Menuai Tanggapan

Buruknya mutu dan kualitas pekerjaan turap sekeliling tersebut, menuai tanggapan beragam dari berbagai kalangan. Pasalnya, pengurangan dan hilangnya beberapa item pekerjaan, disamping berpengaruh terhadap mutu dan kualitas pekerjaan, juga terendus indikasi korupsinya. Alasan, proyek yang berasal dari uang Negara tersebut, terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan.

“Pengurangan volume pekerjaan turap ini, kuat dugaan korupsinya, sebab volume dimainkan dan pekerjaan asal asalan,” kata Bustanul LSM Pembela Merah Putih seraya mengatakan, dalam waktu dekat kita akan melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Tinggi Sumbar. (NV/Mond)