Walikota: Keberadaan Jembatan Sangat Berarti Bagi Warga Sungkai
D'On, Padang- Warga Kampung Sungkai, Kecamatan Pauh dulunya terpisah oleh sungai di dua kelurahan, yaitu di Kapalo Koto dan Lambung Bukik. Namun, kini sudah dihubungkan oleh jembatan yang dibangun Universitas Andalas.
Jembatan "berbasis masyarakat" ini secara resmi diserahkan pihak Unand kepada Pemerintah Kota Padang yang diterima Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah didampingi Wakil Walikota Emzalmi selaku tokoh masyarakat Pauh V, Sabtu (19/11). peresmian jembatan ditandai dengan pengguntingan pita di pangkal jembatan oleh Walikota Mahyeldi disaksikan tokoh masyarakat dan warga Kampung Sungkai. Turut hadir Camat Pauh Wardas Tanjung dan lurah setempat.
Walikota Mahyeldi mengapresiasi keluarga besar Unand, khususnya Fakultas Teknik yang telah membangunkan jembatan sebagai perwujudan pengabdian masyarakat. Keberadaan jembatan sangat berarti bagi warga, guna memudahkan aksesibilitas warga Kampung Sungkai.
"Keberadaan jembatan memudahkan akses warga dan menunjang aktifitas kehidupan warga agar dapat meningkatkan kesejahteraannya, " ujar Mahyeldi.
Menurut Walikota, Kampung Sungkai akan menjadi salah satu kawasan pengembangan peternakan sebagai tindak lanjut dari kerjasama Pemko Padang dengan Kota Premantle, Australia yang sudah pasti melibatkan juga Unand.
"Jadi kerja sama dengan Unand untuk mengembangkan Sungkai tidak sebatas membuat jembatan, tapi akan berlanjut pada sektor lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, " ujarnya.
Selain itu, setelah mendengarkan aspirasi masyarakat setempat, Walikota Mahyeldi juga akan mempercepat pelaksanaan pelebaran jalan di Sungkai. Ia minta masyarakat menyatakan kesediaan "hitam atas putih" untuk penyerahan tanah guna pembangunan jalan tersebut.
"Jika ada hitam atas putih untuk pembangunan jalan, akan segera dilaksanakan, "tukasnya.
Adapun pembangunan jembatan menurut Rektor Unand Prof. Tafdil Husni, sebagai wujud dari pengabdian masyarakat dosen jurusan Teknik Sipil.
"Ini bagian dari fungsi Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat," katanya.
Pembangunan jembatan diawali sejak 2015 untuk menggantikan jembatan lama yang sudah lapuk. Pihak Unand mengalokasikan anggaran Rp 80 juta ditambah partisipasi PT Semen Padang, PT Adhi Karya, Dinas Prasjal Sumbar dan Dinas PU KotabPadang. Sehingga pembangunan jembatan bernilai sekitar Rp. 400 juta lebih.
Sementara itu, Emzalmi selaku tokoh masyarakat Pauh mengatakan kawasan Sungkai akan lebih maju jika akses jalan dan jembatan memadai. Semua itu, bukan saja karena perhatian perhatian pemerintah tetapi juga karena peran serta masyarakat.
"Jika kita bersama memberikan perhatian untuk pembangunan, saya yakin Kampung Sungkai ke depan lebih maju, "sebutnya. (hms)
Jembatan "berbasis masyarakat" ini secara resmi diserahkan pihak Unand kepada Pemerintah Kota Padang yang diterima Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah didampingi Wakil Walikota Emzalmi selaku tokoh masyarakat Pauh V, Sabtu (19/11). peresmian jembatan ditandai dengan pengguntingan pita di pangkal jembatan oleh Walikota Mahyeldi disaksikan tokoh masyarakat dan warga Kampung Sungkai. Turut hadir Camat Pauh Wardas Tanjung dan lurah setempat.
Walikota Mahyeldi mengapresiasi keluarga besar Unand, khususnya Fakultas Teknik yang telah membangunkan jembatan sebagai perwujudan pengabdian masyarakat. Keberadaan jembatan sangat berarti bagi warga, guna memudahkan aksesibilitas warga Kampung Sungkai.
"Keberadaan jembatan memudahkan akses warga dan menunjang aktifitas kehidupan warga agar dapat meningkatkan kesejahteraannya, " ujar Mahyeldi.
Menurut Walikota, Kampung Sungkai akan menjadi salah satu kawasan pengembangan peternakan sebagai tindak lanjut dari kerjasama Pemko Padang dengan Kota Premantle, Australia yang sudah pasti melibatkan juga Unand.
"Jadi kerja sama dengan Unand untuk mengembangkan Sungkai tidak sebatas membuat jembatan, tapi akan berlanjut pada sektor lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, " ujarnya.
Selain itu, setelah mendengarkan aspirasi masyarakat setempat, Walikota Mahyeldi juga akan mempercepat pelaksanaan pelebaran jalan di Sungkai. Ia minta masyarakat menyatakan kesediaan "hitam atas putih" untuk penyerahan tanah guna pembangunan jalan tersebut.
"Jika ada hitam atas putih untuk pembangunan jalan, akan segera dilaksanakan, "tukasnya.
Adapun pembangunan jembatan menurut Rektor Unand Prof. Tafdil Husni, sebagai wujud dari pengabdian masyarakat dosen jurusan Teknik Sipil.
"Ini bagian dari fungsi Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat," katanya.
Pembangunan jembatan diawali sejak 2015 untuk menggantikan jembatan lama yang sudah lapuk. Pihak Unand mengalokasikan anggaran Rp 80 juta ditambah partisipasi PT Semen Padang, PT Adhi Karya, Dinas Prasjal Sumbar dan Dinas PU KotabPadang. Sehingga pembangunan jembatan bernilai sekitar Rp. 400 juta lebih.
Sementara itu, Emzalmi selaku tokoh masyarakat Pauh mengatakan kawasan Sungkai akan lebih maju jika akses jalan dan jembatan memadai. Semua itu, bukan saja karena perhatian perhatian pemerintah tetapi juga karena peran serta masyarakat.
"Jika kita bersama memberikan perhatian untuk pembangunan, saya yakin Kampung Sungkai ke depan lebih maju, "sebutnya. (hms)