Walikota: 'Minang Mart' Milik Orang Minang
D'On, Padang- Akhirnya dua gerai 'Minang Mart' diresmikan Walikota Padang H. Mahyeldi Anaharullah Dt Marajo. Keduanya berada di dua lokasi berbeda, yakni di Gurun Laweh, serta di Simpang Lubuk Begalung.
Soft Opening 'Minang Mart' Tipe B dilakukan, Jum’at (18/11) di Jalan Gurun Laweh 1, Kecamatan Lubuk Begalung. Menurut Walikota Padang, 'Minang Mart' adalah milik orang Minang sendiri.
"Minang Mart ini milik urang awak (orang Minang), bukan dari luar. Saya ingin 80 persen uang harus tinggal di kota ini, tidak dibawa keluar, hanya untuk Kota Padang dan melalui Bank Nagari,” ujar Mahyeldi saat peresmian.
Kehadiran 'Minang Mart' cukup diapresiasi. Terutama oleh Pemerintah Kota Padang. Bahkan Pemko Padang mendorong 'Minang Mart' bisa berkembang di Kota Padang.
"Kita harap bisa berkembang dan dikenal di kancah nasional bahkan jika perlu internasional. Harapan kita, 'Minang Mart' bisa dikenal menggunakan jaringan perantau Minang di seluruh Indonesia dan dunia," tukuk Walikota Padang.
Keberadaan 'Minang Mart' menurut Mahyeldi, akan mampu menjadi penyalur bagi 80.000 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kota Padang. Barang produksi olahan UMKM dapat ditampung di 'Minang Mart'. Namun, tentu dengan standar produk yang jelas.
Sementara itu, Direktur Utama 'Minang Mart', Syaiful Bakhri menuturkan, secara bisnis, 'Minang Mart' akan berbeda dengan gerai- gerai retail modern lain. Kepemilikan 'Minang Mart' tidak tersentralisasi kepada seseorang atau perusahaan saja. Hal itu guna menyiapkan warung- warung untuk dapat bertahan dari penetrasi jaringan retail modern yang mematikan.
Untuk menjalankan program 'Minang Mart', Pemprov Sumbar menunjuk 3 BUMD untuk bersinergi, yaitu Bank Nagari sebagai penyalur modal, Jamkrida sebagai penjamin dan PT Grafika Jaya Sumbar sebagai pengelola 'Minang Mart'.
Direktur PT. Grafika Jaya Sumbar, Dasril mengatakan, gagasan 'Minang Mart' ini tercipta dari masyarakat rantau maupun kampung halaman sendiri. 'Minang Mart' berfilosofi mordenisasi. Percepatan akses perbankan dibantu dengan sistem yang mendorong UMKM di daerah setempat.
Untuk memasok barang, PT Grafika Jaya Sumbar akan bekerja sama dengan Transmart dengan membeli langsung kebutuhan-kebutuhan harian seperti produk-produk pertanian kepada para petani. Seperti produk beras diambil dari kelompok petani setempat. Begitu juga produk UMKM masyarakat lainnya.(Charlie)
Soft Opening 'Minang Mart' Tipe B dilakukan, Jum’at (18/11) di Jalan Gurun Laweh 1, Kecamatan Lubuk Begalung. Menurut Walikota Padang, 'Minang Mart' adalah milik orang Minang sendiri.
"Minang Mart ini milik urang awak (orang Minang), bukan dari luar. Saya ingin 80 persen uang harus tinggal di kota ini, tidak dibawa keluar, hanya untuk Kota Padang dan melalui Bank Nagari,” ujar Mahyeldi saat peresmian.
Kehadiran 'Minang Mart' cukup diapresiasi. Terutama oleh Pemerintah Kota Padang. Bahkan Pemko Padang mendorong 'Minang Mart' bisa berkembang di Kota Padang.
"Kita harap bisa berkembang dan dikenal di kancah nasional bahkan jika perlu internasional. Harapan kita, 'Minang Mart' bisa dikenal menggunakan jaringan perantau Minang di seluruh Indonesia dan dunia," tukuk Walikota Padang.
Keberadaan 'Minang Mart' menurut Mahyeldi, akan mampu menjadi penyalur bagi 80.000 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kota Padang. Barang produksi olahan UMKM dapat ditampung di 'Minang Mart'. Namun, tentu dengan standar produk yang jelas.
Sementara itu, Direktur Utama 'Minang Mart', Syaiful Bakhri menuturkan, secara bisnis, 'Minang Mart' akan berbeda dengan gerai- gerai retail modern lain. Kepemilikan 'Minang Mart' tidak tersentralisasi kepada seseorang atau perusahaan saja. Hal itu guna menyiapkan warung- warung untuk dapat bertahan dari penetrasi jaringan retail modern yang mematikan.
Untuk menjalankan program 'Minang Mart', Pemprov Sumbar menunjuk 3 BUMD untuk bersinergi, yaitu Bank Nagari sebagai penyalur modal, Jamkrida sebagai penjamin dan PT Grafika Jaya Sumbar sebagai pengelola 'Minang Mart'.
Direktur PT. Grafika Jaya Sumbar, Dasril mengatakan, gagasan 'Minang Mart' ini tercipta dari masyarakat rantau maupun kampung halaman sendiri. 'Minang Mart' berfilosofi mordenisasi. Percepatan akses perbankan dibantu dengan sistem yang mendorong UMKM di daerah setempat.
Untuk memasok barang, PT Grafika Jaya Sumbar akan bekerja sama dengan Transmart dengan membeli langsung kebutuhan-kebutuhan harian seperti produk-produk pertanian kepada para petani. Seperti produk beras diambil dari kelompok petani setempat. Begitu juga produk UMKM masyarakat lainnya.(Charlie)