Iswanto Kwara Soroti Kumuhnya KWT Sungai Batang Arau
D'On, Padang- Program unggulan (progul) Pemko Padang mewujudkan Kawasan Wisata Terpadu agaknya masih perlu kerja keras, pasal kawasan Sungai Batang Arau Muara Padang, Kecamatan Padang Selatan Kota Padang terlihat masih kumuh dan sedimen lumpur yang menggunung, sehingga saat pasang air laut surut Nampak lumpur hitam dan mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Memang saat ini Pemko Padang gencar dalam pembangunan untuk mempercantik KWT. Terlihat dari kawasan Pantai Padang hingga kawasan Muaro Lasak tertata rapi mulai dari trotoar, lampu taman, pedestrian. Namun sungai Batang Arau luput dari panatauan Pemko Padang, padahal sungai batang arau terintegritas dengan progul KWT.
Bukan hanya kumuh dan sendimen yang semakin menggunung yang menakibatkan pendangkalan muara, saat ini banyak bangkai kapal baik itu kapal nelayan, kapal pesiar yang telah menjadi puing dibiarkan karam dikawasan ini, pemandangan ini sungguh sangat tidak ideal bagi Kawasan Wisata Terpadu.
Melihat hal ini, anggota Komisi III DPRD Padang Iswanto Kwara geram. Ia menyatakan dengan kondisi kekinian Batang Arau sungguh tidak layak untuk dijadikan Kawsan Wisata Terpadu. Pemandanagn ini sungguh sangat tidak bagus dan merusak keindahan.
Ia menyarankan agar pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dapat berkoordinasi dengan Balai Sungai Wilayah V, Pelindo, Dinas Kelautan, untuk mengembalika keindahan Sungai Batang Arau, kala dijumpai di gedung DPRD Padang, Senin (16/1) siang ini.
Disinggung Iswanto, sebelumnya Pemko Padang pernah bersepakat dengan instansi terkait untuk melakuka pengerukan Sungai Batang Arau. Namun faktanya dilapangan sejak kesepakatan yang terjadi dari Februari 2016 hingga Januari 2017 belum juga ada pengerjaan dikawasan tersebut, imbuhnya.
Iswanto juga mengingatkan Dinas pariwisata untuk memikirkan bagaimana memindahkan bangkai kapal yang dibiarkan kandas begitu saja oleh pemilik kapal di Sunagai Batang Arau, sehingga pemandangan yang kurang enak dilihat mata menjadi indah apalagi ini merupakan KWT. Ia juga menghimbau Dinas terkait untuk berani menegur siapapun pemilik kapal yang sudah tidak layak pakai untuk tidak sandar di kawasan Sungai Batang Arau, begitupun dengan pemilik kapal, agar mereka sadar sendiri jika kapalnya sudah tidak layak lagi ya jangan masuk ke Sungai Batang Arau, pungkas Iswanto. (Mond)
Memang saat ini Pemko Padang gencar dalam pembangunan untuk mempercantik KWT. Terlihat dari kawasan Pantai Padang hingga kawasan Muaro Lasak tertata rapi mulai dari trotoar, lampu taman, pedestrian. Namun sungai Batang Arau luput dari panatauan Pemko Padang, padahal sungai batang arau terintegritas dengan progul KWT.
Bukan hanya kumuh dan sendimen yang semakin menggunung yang menakibatkan pendangkalan muara, saat ini banyak bangkai kapal baik itu kapal nelayan, kapal pesiar yang telah menjadi puing dibiarkan karam dikawasan ini, pemandangan ini sungguh sangat tidak ideal bagi Kawasan Wisata Terpadu.
Melihat hal ini, anggota Komisi III DPRD Padang Iswanto Kwara geram. Ia menyatakan dengan kondisi kekinian Batang Arau sungguh tidak layak untuk dijadikan Kawsan Wisata Terpadu. Pemandanagn ini sungguh sangat tidak bagus dan merusak keindahan.
Ia menyarankan agar pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dapat berkoordinasi dengan Balai Sungai Wilayah V, Pelindo, Dinas Kelautan, untuk mengembalika keindahan Sungai Batang Arau, kala dijumpai di gedung DPRD Padang, Senin (16/1) siang ini.
Disinggung Iswanto, sebelumnya Pemko Padang pernah bersepakat dengan instansi terkait untuk melakuka pengerukan Sungai Batang Arau. Namun faktanya dilapangan sejak kesepakatan yang terjadi dari Februari 2016 hingga Januari 2017 belum juga ada pengerjaan dikawasan tersebut, imbuhnya.
Iswanto juga mengingatkan Dinas pariwisata untuk memikirkan bagaimana memindahkan bangkai kapal yang dibiarkan kandas begitu saja oleh pemilik kapal di Sunagai Batang Arau, sehingga pemandangan yang kurang enak dilihat mata menjadi indah apalagi ini merupakan KWT. Ia juga menghimbau Dinas terkait untuk berani menegur siapapun pemilik kapal yang sudah tidak layak pakai untuk tidak sandar di kawasan Sungai Batang Arau, begitupun dengan pemilik kapal, agar mereka sadar sendiri jika kapalnya sudah tidak layak lagi ya jangan masuk ke Sungai Batang Arau, pungkas Iswanto. (Mond)