Jadi Musisi Bisa Tingkatkan Kecerdasan Otak Kita
D'On, Jakarta- Ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa bermain musik dapat mengubah struktur dan fungsi otak menjadi lebih baik, meningkatkan memori jangka panjang dan menyebabkan perkembangan otak yang lebih baik bagi mereka yang mulai sedari kecil.
Menurut sebuah penelitian, seorang musisi juga mungkin lebih waspada secara mental. Sebuah studi dari University of Montreal, yang dijadwalkan untuk muncul di edisi Februari jurnal Brain and Cognition, menunjukkan bahwa musisi memiliki waktu reaksi secara signifikan lebih cepat daripada non-musisi.
Temuan menunjukkan bahwa belajar bermain alat musik bisa menjaga otak kita tetap tajam seiring pertambahan usia, dan dapat membantu mencegah aspek-aspek tertentu dari penurunan kognitif pada orang dewasa yang lebih tua.
Menurut sebuah penelitian, seorang musisi juga mungkin lebih waspada secara mental. Sebuah studi dari University of Montreal, yang dijadwalkan untuk muncul di edisi Februari jurnal Brain and Cognition, menunjukkan bahwa musisi memiliki waktu reaksi secara signifikan lebih cepat daripada non-musisi.
Temuan menunjukkan bahwa belajar bermain alat musik bisa menjaga otak kita tetap tajam seiring pertambahan usia, dan dapat membantu mencegah aspek-aspek tertentu dari penurunan kognitif pada orang dewasa yang lebih tua.
Pada sebuah penelitian kecil, para peneliti membandingkan waktu reaksi dari 19 mahasiswa non-musisi dan 16 musisi siswa yang telah direkrut dari program musik universitas dan telah memainkan alat musik untuk setidaknya tujuh tahun. Para peserta termasuk pemain biola, perkusionis, dan pemain harpa.
Setiap peserta duduk di ruangan yang tenang dan diminta untuk menjaga satu tangan di mouse komputer dan tangan lainnya pada kotak kecil yang kadang-kadang akan bergetar. Para peserta diminta untuk mengklik mouse ketika kotak bergetar, ketika mereka mendengar suara dari speaker di depan mereka atau ketika kedua hal terjadi sekaligus. Rangsangan dilakukan setiap 180 kali.
Sebagai hipotesis, musisi memiliki waktu reaksi secara signifikan lebih cepat untuk pendengaran non-musik, taktil dan rangsangan multi indrawi daripada non-musisi.
Hal ini mungkin karena bermain musik melibatkan beberapa indera. Dengan sentuhan, misalnya, seorang pemain biola harus merasakan string di jarinya, tapi ia juga perlu mendengarkan suara yang tepat untuk diproduksi ketika dia menekan string.
Sebelumnya juga dilakukan penelitian untuk menyelidiki bagaimana otak musisi memproses ilusi sensorik. Sama dengan temuan sebelumnya, hasil menunjukkan bahwa musisi lebih baik mengintegrasikan masukan dari berbagai indera.
Namun perlu adanya studi lebih lanjut untuk menentukan apakah dan bagaimana pelatihan musik mungkin memperlambat penurunan kognitif.
Setiap peserta duduk di ruangan yang tenang dan diminta untuk menjaga satu tangan di mouse komputer dan tangan lainnya pada kotak kecil yang kadang-kadang akan bergetar. Para peserta diminta untuk mengklik mouse ketika kotak bergetar, ketika mereka mendengar suara dari speaker di depan mereka atau ketika kedua hal terjadi sekaligus. Rangsangan dilakukan setiap 180 kali.
Sebagai hipotesis, musisi memiliki waktu reaksi secara signifikan lebih cepat untuk pendengaran non-musik, taktil dan rangsangan multi indrawi daripada non-musisi.
Hal ini mungkin karena bermain musik melibatkan beberapa indera. Dengan sentuhan, misalnya, seorang pemain biola harus merasakan string di jarinya, tapi ia juga perlu mendengarkan suara yang tepat untuk diproduksi ketika dia menekan string.
Sebelumnya juga dilakukan penelitian untuk menyelidiki bagaimana otak musisi memproses ilusi sensorik. Sama dengan temuan sebelumnya, hasil menunjukkan bahwa musisi lebih baik mengintegrasikan masukan dari berbagai indera.
Namun perlu adanya studi lebih lanjut untuk menentukan apakah dan bagaimana pelatihan musik mungkin memperlambat penurunan kognitif.
#cnnind.....
