Kasau : Kegiatan Angkatan Udara Menuju Zero Accident
D'On, Jakarta- Selain akan meningkatkan sumber daya manusia prajurit TNI AU yang terkait dengan karakter atau moral sesuai dengan program pemerintah dan penegakan hukum, yang tidak kalah penting dari semua kegiatan angkatan udara adalah menuju zero accident (tidak ada kecelakaan). Untuk itu harus diawasi bagaimana manajemen pelatihan maupun manajemen pengadaan barang.
"Saya turun kebawah untuk mengawasi dan akan keep contact dengan seluruh operator, seperti para Komandan Skadron, Komandan Wing dan Komandan Lanud. "Siapapun yang melakukan kesalahan harus dihukum, seperti kesalahan penggunaan narkoba atau yang paling berat adalah melakukan korupsi harus dihukum dan transparan", tegas Kasau.
Penegasan Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S,IP., tersebut disampaikan didepan wartawan seusai pembukaan Rapim TNI AU Tahun 2017 di Mabesau Cilangkap, Selasa (24/1), yang dihadiri Wakasau Marsdya TNI Hadiyan Sumintaatmadja, Wagub Lemhannas Marsdya TNI Bagus Puruhito, Kabasarnas Marsdya TNI FHB Sulistyo, Irjenau, Koorsahli Kasau, Para Asisten Kasau, Panglima, Komandan dan para pejabat TNI AU.
Dikatakan, kebijakan tentang perencanaan yang transparan dalam pengadaan barang, semuanya harus terukur sesuai dengan aturan dan akan melakukan pendampingan dari mulai proses pengadaan hingga penerimaan barang, sehingga diharapkan semua barang-barang alutsista yang direncanakan sesuai dengan peruntukan satuan bawah.
Dikatakan, kebijakan tentang perencanaan yang transparan dalam pengadaan barang, semuanya harus terukur sesuai dengan aturan dan akan melakukan pendampingan dari mulai proses pengadaan hingga penerimaan barang, sehingga diharapkan semua barang-barang alutsista yang direncanakan sesuai dengan peruntukan satuan bawah.
Menurutnya, gelar kekuatan diluar jawa sesuai dengan kebijakan Panglima TNI ada empat tempat yaitu Natuna sesuai dengan perkembangan situasi lingkungan strategis saat ini, kemudian Morotai merupakan tempat yang cukup baik untuk pesawat tempur, termasuk Biak dan Selaru.
Dijelaskan, saat ini masuk renstra kedua dan menuju renstra ketiga hingga sampai 2024, ada beberapa alutsista yang harus diperbaharui diantaranya pengganti F-5, karena sudah satu tahun tidak terbang dan direncanakan diganti dengan pesawat generasi 4,5 termasuk pengadaan Radar. Karena sampai saat ini radar yang tergelar baru 20, dan direncanakan dengan minimum essensial force akan menambah 12 radar lagi sehingga menjadi 32 radar.
"Kita akan merasa aman kalau sudah tergelar 32 radar walaupun itu juga masih menjadi kekuatan minimum, sehingga apabila ada pelanggaran kita dapat mendeteksi", ungkap Kasau. (puspen)