Presiden RI Beri Arahan Kepada Personel TNI-Polri se-Solo Raya
D'On, Solo (Jateng)- Presiden RI Ir. H. Joko Widodo memberikan pengarahan kepada 2.617 personel TNI dan Polri se-Solo Raya, sebagai petunjuk pelaksanaan tugas bagi TNI dan Polri dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bertempat di Ballroom Alila Hotel, Jl. Brigjen Slamet Riyadi No. 562, Laweyan, Solo (Surakarta), Jawa Tengah, Senin (30/1/2017).
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa, Babinsa dan Babinkantibmas merupakan komponen penting bagi bangsa Indonesia, oleh sebab itu harus selalu mendengarkan informasi dan hal-hal yang mencurigakan, sehingga tidak terlambat dalam merespon setiap kejadian. “Apabila terdapat permasalahan dalam suatu lingkungan agar segera selesaikan dan jika ada informasi yang tidak benar untuk segera diluruskan, sehingga tercipta keamanan lingkungan,” katanya.
Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa, jika terdapat masalah segera dilaporkan secara berjenjang ke tingkat yang lebih atas, sehingga bisa mempersempit ruang gerak hal-hal yang menjadikan wilayah Indonesia berbahaya. “Hal ini sangat tergantung kepada personel TNI dan Polri yang bertugas di daerah,” ucapnya.
Terkait pemberantasan terorisme, Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa diperlukan pendekatan sebagai upaya deradikalisasi sehingga tidak ada suasana terpinggirkan yang dapat meningkat kepada terorisme. “Hal ini perlu pendekatan, dirangkul dan diberikan wawasan kebangsaan bahwa bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, majemuk dan beragama,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI menjelaskan bahwa energi, pangan dan air akan menjadi suatu hal penting yang diperebutkan oleh negara-negara di dunia. “Indonesia memiliki semuanya, sumber daya alam yang melimpah dan bisa menjadikan kita makmur, tetapi juga bisa menjadikan kita celaka dan semoga tidak terjadi di Indonesia,” imbuhnya.
Selain itu, Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa, bila ingin menguasai sebuah negara, saat ini dapat dilakukan dengan infiltrasi melalui perang persepsi dan perang informasi, sehingga menyebabkan kekacauan berita dan informasi yang mengakibatkan persepsinya menjadi terbolak-balik.
“Di era keterbukaan sekarang ini, media sosial, internet, satu orang saja bisa membuat berita. Sekarang ini banyak sekali berita-berita bohong, fitnah, hasutan dan berita yang mendisinformasi, inilah yang harus diwaspadai karena bisa melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuh Presiden RI.
Presiden RI juga menegaskan bahwa, TNI dan Polri harus meningkatkan kemampuan deteksi dini disetiap pelaksanaan tugas, untuk mengantisipasi gangguan keamanan dengan memperkuat komunikasi sosial dengan rakyat. “Bagaimanapun pendekatan preventif lebih baik daripada penindakan, selain itu teruslah dekat dengan rakyat, libatkan rakyat dalam usaha menangkal infiltrasi ideologi,” pungkasnya. (puspen)
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan bahwa, Babinsa dan Babinkantibmas merupakan komponen penting bagi bangsa Indonesia, oleh sebab itu harus selalu mendengarkan informasi dan hal-hal yang mencurigakan, sehingga tidak terlambat dalam merespon setiap kejadian. “Apabila terdapat permasalahan dalam suatu lingkungan agar segera selesaikan dan jika ada informasi yang tidak benar untuk segera diluruskan, sehingga tercipta keamanan lingkungan,” katanya.
Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa, jika terdapat masalah segera dilaporkan secara berjenjang ke tingkat yang lebih atas, sehingga bisa mempersempit ruang gerak hal-hal yang menjadikan wilayah Indonesia berbahaya. “Hal ini sangat tergantung kepada personel TNI dan Polri yang bertugas di daerah,” ucapnya.
Terkait pemberantasan terorisme, Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa diperlukan pendekatan sebagai upaya deradikalisasi sehingga tidak ada suasana terpinggirkan yang dapat meningkat kepada terorisme. “Hal ini perlu pendekatan, dirangkul dan diberikan wawasan kebangsaan bahwa bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika, majemuk dan beragama,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden RI menjelaskan bahwa energi, pangan dan air akan menjadi suatu hal penting yang diperebutkan oleh negara-negara di dunia. “Indonesia memiliki semuanya, sumber daya alam yang melimpah dan bisa menjadikan kita makmur, tetapi juga bisa menjadikan kita celaka dan semoga tidak terjadi di Indonesia,” imbuhnya.
Selain itu, Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa, bila ingin menguasai sebuah negara, saat ini dapat dilakukan dengan infiltrasi melalui perang persepsi dan perang informasi, sehingga menyebabkan kekacauan berita dan informasi yang mengakibatkan persepsinya menjadi terbolak-balik.
“Di era keterbukaan sekarang ini, media sosial, internet, satu orang saja bisa membuat berita. Sekarang ini banyak sekali berita-berita bohong, fitnah, hasutan dan berita yang mendisinformasi, inilah yang harus diwaspadai karena bisa melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” imbuh Presiden RI.
Presiden RI juga menegaskan bahwa, TNI dan Polri harus meningkatkan kemampuan deteksi dini disetiap pelaksanaan tugas, untuk mengantisipasi gangguan keamanan dengan memperkuat komunikasi sosial dengan rakyat. “Bagaimanapun pendekatan preventif lebih baik daripada penindakan, selain itu teruslah dekat dengan rakyat, libatkan rakyat dalam usaha menangkal infiltrasi ideologi,” pungkasnya. (puspen)