Walikota : HIV/AIDS Harus Ditekan
D'On, Padang- Wali Kota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo mengkhawatirkan peningkatan kasus HIV/AIDS apalagi penderita terbanyaknya adalah usia produktif antara 20 hingga 30 tahun. Oleh karena itu perlu upaya-upaya penanggulangan secara terpadu, efektif dan efisien demi menjaga dan melindungi generasi muda yang belum terkena virus mematikan ini. Demikian disampaikannya dalam rapat koordinasi (Rakor) Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Padang yang diikuti beberapa unsur terkait di Restoran Taman Sari, Senin (9/1).
Menurut Mahyeldi yang juga Ketua KPA Kota Padang itu, diantaranya upaya yang perlu dilakukan ke depan adalah selain membina yang sudah terkena, juga melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap penderita awal atau yang baru terkena virus tersebut.
“Untuk itu dalam Rakor ini kita sekaligus mengevaluasi daripada upaya-upaya yang selama ini dilakukan. Dan Padang sebagai kota pelajar dan juga kota wisata perlu mendefenisikan tindakan-tindakan yang lebih jelas dan detail untuk upaya-upaya yang akan datang. Sehingga Insyaallah bisa menekan bertambahnya penderita-penderita baru untuk HIV/AIDS ini,” ujarnya didampingi Sekretaris I KPA Kota Padang, H. Zubir Yunus.
Ditambahkannya lagi, selain itu upaya selanjutnya yaitu akan mengadvokasi orang yang sudah terkena dan memproteksi terhadap kegiatan-kegiatan penularan yang akan terjadi. Seperti kepada kelompok -kelompok atau lingkungan yang rentan atau berpotensi dengan penyakit ini juga akan diproteksi.
“Mudah-mudahan dengan itu bagi yang sudah terkena bisa dilokalisir dan dikurangi. Dan yang belum kena harus diprotek agar tidak tertular, di samping melakukan pengobatan dan pengendalian bagi yang sudah terkena. Untuk itu mari kita semua bersinergi meningkatkan kepedulian untuk melindungi generasi muda kita dari penyakit menular ini," tukasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Feri Mulyani menyebutkan, penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian untuk pengguna narkotika suntik (penasun). Di samping itu gaya hidup bebas dikarenakan jumlah penduduk dan mobilitas yang lebih tinggi di dalam kota besar juga menjadi salah satu penyebabnya.
“Pada rentang 1992 hingga 2016 telah terdapat 1076 kasus HIV, 568 kasus AIDS dan menyebabkan 87 orang meninggal di Kota Padang. Hal ini tentunya sangat membahayakan, apalagi dilihat dari tahun ke tahun belakangan terus mengalami kenaikan. Mudah-mudahan, dengan kerjasama berbagai lintas sektor, kasus HIV/AIDS nantinya bisa ditanggulangi dan dikendalikan,” imbuhnya. (hms)
Menurut Mahyeldi yang juga Ketua KPA Kota Padang itu, diantaranya upaya yang perlu dilakukan ke depan adalah selain membina yang sudah terkena, juga melakukan penyuluhan dan sosialisasi terhadap penderita awal atau yang baru terkena virus tersebut.
“Untuk itu dalam Rakor ini kita sekaligus mengevaluasi daripada upaya-upaya yang selama ini dilakukan. Dan Padang sebagai kota pelajar dan juga kota wisata perlu mendefenisikan tindakan-tindakan yang lebih jelas dan detail untuk upaya-upaya yang akan datang. Sehingga Insyaallah bisa menekan bertambahnya penderita-penderita baru untuk HIV/AIDS ini,” ujarnya didampingi Sekretaris I KPA Kota Padang, H. Zubir Yunus.
Ditambahkannya lagi, selain itu upaya selanjutnya yaitu akan mengadvokasi orang yang sudah terkena dan memproteksi terhadap kegiatan-kegiatan penularan yang akan terjadi. Seperti kepada kelompok -kelompok atau lingkungan yang rentan atau berpotensi dengan penyakit ini juga akan diproteksi.
“Mudah-mudahan dengan itu bagi yang sudah terkena bisa dilokalisir dan dikurangi. Dan yang belum kena harus diprotek agar tidak tertular, di samping melakukan pengobatan dan pengendalian bagi yang sudah terkena. Untuk itu mari kita semua bersinergi meningkatkan kepedulian untuk melindungi generasi muda kita dari penyakit menular ini," tukasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Feri Mulyani menyebutkan, penyebaran virus HIV/AIDS terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu melalui hubungan seks yang tidak aman dan bergantian untuk pengguna narkotika suntik (penasun). Di samping itu gaya hidup bebas dikarenakan jumlah penduduk dan mobilitas yang lebih tinggi di dalam kota besar juga menjadi salah satu penyebabnya.
“Pada rentang 1992 hingga 2016 telah terdapat 1076 kasus HIV, 568 kasus AIDS dan menyebabkan 87 orang meninggal di Kota Padang. Hal ini tentunya sangat membahayakan, apalagi dilihat dari tahun ke tahun belakangan terus mengalami kenaikan. Mudah-mudahan, dengan kerjasama berbagai lintas sektor, kasus HIV/AIDS nantinya bisa ditanggulangi dan dikendalikan,” imbuhnya. (hms)