Moody’s Naikkan Peringkat Indonesia, Menkeu: Ini Apresiasi Internasional atas Kinerja Ekonomi Indonesia
D'On, Jakarta- Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, menyambut baik kenaikan outlook peringkat kredit dari Lembaga Pemeringkat, Moody’s. “Hal ini menunjukkan pengakuan, apresiasi, dan optimisme dunia internasional atas prospek kinerja ekonomi Indonesia di tengah tantangan domestik maupun global,” tambah Sri Mulyani dalam siaran pers yang disampaikan Jumat (10/2).
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa dengan kenaikan outlook ini, maka Kementerian Keuangan semakin yakin untuk terus melanjutkan Reformasi Fiskal yang selama ini telah dilakukan.
“Sinergi yang semakin kuat di antara pelaku perekonomian diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan peringkat kredit Indonesia di tahun selanjutnya,” tutur Bu Ani panggilan akrab Sri Mulyani.
Peningkatan outlook peringkat kredit dari Moody’s ini, menurut Sri Mulyani, menunjukkan adanya kepercayaan yang cukup tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global. “Apresiasi dari lembaga internasional terkemuka, seperti Moody’s, terkait kinerja perekonomian Indonesia memiliki peran penting untuk mewujudkan APBN yang lebih sehat, serta perannya kepada perbaikan perekonomian Indonesia secara umum.
Namun demikian, lanjut Sri Mulyani, Pemerintah juga menyadari bahwa banyak isu yang harus diatasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.
“Pemerintah telah dan akan terus melakukan langkah-langkah proaktif melalui pengelolaan APBN dan kebijakan fiskal yang credible dan efektif,” tutur Sri Mulyani seraya menyebut bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, namun juga perlu dukungan seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat Indonesia secara luas.
Sebagaimana diketahui bahwa Moody’s telah menaikkan peringkat kredit Pemerintah Indonesia dari stable menjadi positif pada tanggal 8 Februari 2017. Dalam hal penerbit surat utang, Moody’s juga telah mempertahankan peringkat Indonesia pada tingkat Baa3.
Dalam pernyataan resmi Moody’s, faktor utama peningkatan outlook peringkat kredit Indonesia antara lain adalah semakin menurunnya tingkat kerentanan Indonesia terhadap guncangan eksternal dan diprediksi tingkat kerentanan tersebut akan terus menurun. Performa lain yang ditunjukkan, menurut Moody’s, defisit neraca berjalan yang semakin kecil, cadangan devisa yang terus meningkat, serta perkembangan utang luar negeri swasta yang melambat.
Moody’s juga mengakui stabilitas makroekonomi dan disiplin fiskal Indonesia yang baik, disertai dengan reformasi ekonomi, fiskal, serta peraturan terukur dan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas kebijakan semakin baik.
Secara spesifik, Moody’s juga mencatat bahwa Pemerintah Indonesia telah menunjukkan disiplin fiskal yang kuat di tengah tekanan penerimaan akibat rendahnya harga minyak dan gas belakangan ini. Menurut Moody’s, hal ini berlangsung karena adanya beberapa kebijakan seperti implementasi amnesti pajak, pemotongan belanja, dan reformasi administrasi yang mendorong perbaikan kualitas anggaran.
Selain itu, Pemerintah Indonesia dianggap mampu mempertahankan komitmennya terhadap batasan defisit tiga (3) persen dari PDB. Lebih lanjut, Moody’s juga menggarisbawahi keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam melakukan reformasi struktural di bidang ekonomi, fiskal, dan peraturan yang terukur dan konsisten. (stk)
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa dengan kenaikan outlook ini, maka Kementerian Keuangan semakin yakin untuk terus melanjutkan Reformasi Fiskal yang selama ini telah dilakukan.
“Sinergi yang semakin kuat di antara pelaku perekonomian diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan peringkat kredit Indonesia di tahun selanjutnya,” tutur Bu Ani panggilan akrab Sri Mulyani.
Peningkatan outlook peringkat kredit dari Moody’s ini, menurut Sri Mulyani, menunjukkan adanya kepercayaan yang cukup tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global. “Apresiasi dari lembaga internasional terkemuka, seperti Moody’s, terkait kinerja perekonomian Indonesia memiliki peran penting untuk mewujudkan APBN yang lebih sehat, serta perannya kepada perbaikan perekonomian Indonesia secara umum.
Namun demikian, lanjut Sri Mulyani, Pemerintah juga menyadari bahwa banyak isu yang harus diatasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.
“Pemerintah telah dan akan terus melakukan langkah-langkah proaktif melalui pengelolaan APBN dan kebijakan fiskal yang credible dan efektif,” tutur Sri Mulyani seraya menyebut bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, namun juga perlu dukungan seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat Indonesia secara luas.
Sebagaimana diketahui bahwa Moody’s telah menaikkan peringkat kredit Pemerintah Indonesia dari stable menjadi positif pada tanggal 8 Februari 2017. Dalam hal penerbit surat utang, Moody’s juga telah mempertahankan peringkat Indonesia pada tingkat Baa3.
Dalam pernyataan resmi Moody’s, faktor utama peningkatan outlook peringkat kredit Indonesia antara lain adalah semakin menurunnya tingkat kerentanan Indonesia terhadap guncangan eksternal dan diprediksi tingkat kerentanan tersebut akan terus menurun. Performa lain yang ditunjukkan, menurut Moody’s, defisit neraca berjalan yang semakin kecil, cadangan devisa yang terus meningkat, serta perkembangan utang luar negeri swasta yang melambat.
Moody’s juga mengakui stabilitas makroekonomi dan disiplin fiskal Indonesia yang baik, disertai dengan reformasi ekonomi, fiskal, serta peraturan terukur dan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas kebijakan semakin baik.
Secara spesifik, Moody’s juga mencatat bahwa Pemerintah Indonesia telah menunjukkan disiplin fiskal yang kuat di tengah tekanan penerimaan akibat rendahnya harga minyak dan gas belakangan ini. Menurut Moody’s, hal ini berlangsung karena adanya beberapa kebijakan seperti implementasi amnesti pajak, pemotongan belanja, dan reformasi administrasi yang mendorong perbaikan kualitas anggaran.
Selain itu, Pemerintah Indonesia dianggap mampu mempertahankan komitmennya terhadap batasan defisit tiga (3) persen dari PDB. Lebih lanjut, Moody’s juga menggarisbawahi keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam melakukan reformasi struktural di bidang ekonomi, fiskal, dan peraturan yang terukur dan konsisten. (stk)