Tiga Mitos Mi Instan Yang Pelru Diabaikan
D'On- Mi instan adalah salah satu alternatif makanan yang sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Alasan terbesar mengonsumsi mi adalah karena rasanya yang enak, harganya murah, dan cara pembuatannya cepat serta mudah.
Namun beberapa isu tentang mi instan yang tersebar di masyarakat seringkali membuat para pecinta mi instan resah. Berikut beberapa mitos tentang mi instan yang beredar di masyarakat.
1. Mi instan mengandung lilin
Namun beberapa isu tentang mi instan yang tersebar di masyarakat seringkali membuat para pecinta mi instan resah. Berikut beberapa mitos tentang mi instan yang beredar di masyarakat.
1. Mi instan mengandung lilin
Lapisan yang licin pada permukaan mi yang muncul saat direbus bukanlah lilin, melainkan minyak. Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno, ahli pangan dan Ketua Dewan Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman), minyak tersebut berasal dari proses deep frying pada pembuatan mi instan yang bertujuan memperpanjang umur simpan mi. Jadi jangan heran ketika merebus mi akan mengeluarkan minyak.
2. Air rebusan mi harus diganti
Mitosnya, air rebusan tersebut mengandung lilin dari mi sehingga harus dibuang. Padahal tidak ada lilin dalam mi, melainkan vitamin dan mineral yang berguna bagi tubuh. Jika air rebusan dibuang dan diganti dengan air yang baru, maka vitamin dan mineral yang larut dalam air akan ikut terbuang.
3. Memasak mi instan dengan bumbunya pada suhu 120â dapat menyebabkan kanker
Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno, mie instan adalah produk setengah matang yang akan direbus menggunakan air mendidih dengan suhu kurang lebih 100â dalam waktu 2-3 menit. Sedangkan suhu 120â adalah suhu sterilisasi dengan tekanan, bukan suhu air untuk memasak mi. Jadi memasak mi instan tidak mungkin menggunakan suhu 120â.
Mengonsumsi mi instan tidak dilarang selagi tidak berlebihan. Sebaiknya lengkapi mi kesukaanmu dengan sayuran dan protein seperti telur atau daging.
#cnnind