Mari Tekan dan Waspadai Bahaya TB
D'On, Padang- Tuberkulosis atau “TB” merupakan penyakit infeksi yang sangat membahayakan bagi kehidupan manusia. Tanpa melakukan pengobatan, penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercolosis ini bisa mengakibatkan kematian bagi penderitanya dalam lima tahun pertama. Dimana, pada 2015 lalu Indonesia tercatat sebagai negara kedua terbesar dengan masalah TB di dunia. Setiap tahunnya muncul 500.000 kasus TB dan lebih dari 140.000 lainnya meninggal, sehingga penularan kasus ini terjadi setiap 2 menit dan setiap 4 menit satu orang meninggal.
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo mengatakan, hal tersebut harus diseriuskan untuk ditangani secara maksimal di Padang. Dimana dari hasil penjangkauan para kader TB, telah terjangkau 1000 orang yang terkena TB lebih dari setahun di kota ini.
"Hal ini sangat mengkhawatirkan dan harus kita upayakan bersama secara maksimal mengatasinya,” ujar Walikota dalam sambutannya pada Peringatan Hari TB Sedunia tahun 2017 tingkat Kota Padang di Pantai Muaro Lasak, Selasa (14/3/2017).
Mahyeldi menyebutkan, dalam mencegah pelunaran wabah TB tersebut ia telah meminta Dinas Kesehatan bersama kader-kader TB terus menggencarkan sosialisasi secara masif kepada masyarakat. Sehingga dengan itu, masyarakat bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih baik dalam rangka meminimalkan dirinya dari bahaya TB.
“Alhamdulillah, di 64 Puskesmas serta ditambah Pusksesmas Pembantu (Pustu) yang ada kita telah menyediakan pengobatan bagi warga yang terkena TB secara gratis. Semoga kader-kader TB mampu lebih intensif lagi menyosialisasikan dan melakukan penjangkauan bagi masyarakat. Di samping itu juga diharapkan sinergi antara semua komponen, demi menekan angka penderita TB khususnya di kota ini,” imbuh Mahyeldi.
Sementara itu Ketua Program TB Cepat Sumatera Barat, Prof. Dr. dr Rizanda Machmud. M.Kes menerangkan, Penyakit TB dapat menyerang siapa saja baik tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin atau kaya dan dimana saja. Penyakit ini diketahui dapat menular melalui udara pada saat penderitanya batuk atau bersin.
“Untuk itu, perlu upaya ekstra untuk menjangkau dan mencari penderita TB ini. Karena dengan menemukan dan mengobati penderita TB, berarti telah berhasil memutus mata rantai penularannya,” terangnya.
Rizanda menambahkan, dalam pencegahan TB adapun upaya yang harus dilakukan diantaranya, seperti tidak meludah sembarangan, menutup mulut ketika ada seseorang ingin batuk atau bersin dan menjaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa terjaga dan kuat. Selanjutnya jangan sering begadang, menjaga jarak aman terhadap penderita TB, serta berolahraga secara teratur, imunisasi bagi bayi dan menjemur tempat tidur bagi penderita TB.
“Kita akui sekarang ini masih terbilang sulit menemukan dan menjangkau penderita TB ini. Mungkin karena ada beberapa masyarakat yang memiliki stigma yang salah. Seperti ada yang terkena batuk berdarah di fikirannya ia telah diguna-guna dan kemudian bagi penderita TB agar dijauhi atau diasingkan. Jadi itu stigma yang salah dan harus kita luruskan. Karena, seharusnya orang tersebut diobati agar tidak menular dan tidak menimbulkan kematian,” urainya.(hms)
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo mengatakan, hal tersebut harus diseriuskan untuk ditangani secara maksimal di Padang. Dimana dari hasil penjangkauan para kader TB, telah terjangkau 1000 orang yang terkena TB lebih dari setahun di kota ini.
"Hal ini sangat mengkhawatirkan dan harus kita upayakan bersama secara maksimal mengatasinya,” ujar Walikota dalam sambutannya pada Peringatan Hari TB Sedunia tahun 2017 tingkat Kota Padang di Pantai Muaro Lasak, Selasa (14/3/2017).
Mahyeldi menyebutkan, dalam mencegah pelunaran wabah TB tersebut ia telah meminta Dinas Kesehatan bersama kader-kader TB terus menggencarkan sosialisasi secara masif kepada masyarakat. Sehingga dengan itu, masyarakat bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan yang lebih baik dalam rangka meminimalkan dirinya dari bahaya TB.
“Alhamdulillah, di 64 Puskesmas serta ditambah Pusksesmas Pembantu (Pustu) yang ada kita telah menyediakan pengobatan bagi warga yang terkena TB secara gratis. Semoga kader-kader TB mampu lebih intensif lagi menyosialisasikan dan melakukan penjangkauan bagi masyarakat. Di samping itu juga diharapkan sinergi antara semua komponen, demi menekan angka penderita TB khususnya di kota ini,” imbuh Mahyeldi.
Sementara itu Ketua Program TB Cepat Sumatera Barat, Prof. Dr. dr Rizanda Machmud. M.Kes menerangkan, Penyakit TB dapat menyerang siapa saja baik tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin atau kaya dan dimana saja. Penyakit ini diketahui dapat menular melalui udara pada saat penderitanya batuk atau bersin.
“Untuk itu, perlu upaya ekstra untuk menjangkau dan mencari penderita TB ini. Karena dengan menemukan dan mengobati penderita TB, berarti telah berhasil memutus mata rantai penularannya,” terangnya.
Rizanda menambahkan, dalam pencegahan TB adapun upaya yang harus dilakukan diantaranya, seperti tidak meludah sembarangan, menutup mulut ketika ada seseorang ingin batuk atau bersin dan menjaga kesehatan badan supaya sistem imun senantiasa terjaga dan kuat. Selanjutnya jangan sering begadang, menjaga jarak aman terhadap penderita TB, serta berolahraga secara teratur, imunisasi bagi bayi dan menjemur tempat tidur bagi penderita TB.
“Kita akui sekarang ini masih terbilang sulit menemukan dan menjangkau penderita TB ini. Mungkin karena ada beberapa masyarakat yang memiliki stigma yang salah. Seperti ada yang terkena batuk berdarah di fikirannya ia telah diguna-guna dan kemudian bagi penderita TB agar dijauhi atau diasingkan. Jadi itu stigma yang salah dan harus kita luruskan. Karena, seharusnya orang tersebut diobati agar tidak menular dan tidak menimbulkan kematian,” urainya.(hms)