Suplai Air ke Jakarta, Tangerang, dan Bogor, Pembangunan Bendungan Karian Ditargetkan Selesai 2019
D'On, Banten- Pembangunan Bendungan Karian yang berlokasi di Kabupaten Lebak, Banten, saat ini saat ini progres konstruksinya telah mencapai 31,06%. Bendungan yang dibangun atas kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak akhir tahun 2015 itu, ditargetkan selesai pada 2019 mendatang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Bendungan Karian merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR pada periode 2015-2019 untuk mewujudkan Nawa Cita terutama mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air.
“Bendungan senilai Rp 1,07 triliun ini akan mampu menampung 207,5 juta meter kubik air yang dapat mengairi lahan irigasi 21.454 hektar,” kata Basuki di Jakarta, Kamis (27/2).
Selain untuk irigasi, menurut Menteri PUPR, bendungan ini juga menyuplai kebutuhan air untuk kawasan perkotaan dan industri tidak hanya Jakarta bagian Barat namun juga Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor.
Ditambahkan Menteri PUPR, Bendungan Kaian juga berfungsi sebagai sarana pengendalian banjir di daerah hilir yang merupakan kawasan strategis dengan infrastruktur penting seperti Jalan Tol Jakarta-Merak, kawasan industri terpadu. Selain itu dapat menjadi daerah tujuan wisata air serta potensi pembangkit energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH).
Menurut Basuki, selama ini air baku untuk wilayah Jakarta sebagian dipasok dari Bendungan Jatiluhur yang lokasinya di sebelah timur Jakarta dan sebagian lainnya dengan cara mengambil air tanah. Untuk menjaga tinggi muka air tanah di Jakarta, maka pasokan air baku harus cukup sehingga kehadiran Bendungan Karian sangat diperlukan.
“Bendungan Karian akan memasok air sekitar 15 m3/detik, dengan rincian 10 m3/detik untuk air baku (domestik, industri dan rumah tangga) dan 5 m3/detik untuk irigasi,” kata Basuki seraya menambahkan, air dari Bendungan Karian akan dimanfaatkan oleh sekitar 10 juta jiwa penduduk atau sekitar 2 juta kepala keluarga.
Mengingat pentingnya bendungan ini, lanjut Basuki, Kementerian PUPR kini kami melakukan percepatan pembangunan jaringan/saluran air baku dari Bendungan Karian ke Jakarta.
Ia menyebutkan, untuk mengalirkan air baku ke daerah-daerah tersebut diperlukan pembangunan pipa air yang diperkirakan sepanjang 37,6 kilometer. Saat ini sedang dikaji masterplannya dan akan disusun studi kelayakannnya bersama K-Water dari Korea Selatan yang memiliki pengalaman panjang sebagai institusi kelas dunia dalam pengelolaan sumber daya air untuk dapat dibangun dengan skema kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). (stk)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Bendungan Karian merupakan salah satu dari 65 bendungan yang dibangun oleh Kementerian PUPR pada periode 2015-2019 untuk mewujudkan Nawa Cita terutama mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air.
“Bendungan senilai Rp 1,07 triliun ini akan mampu menampung 207,5 juta meter kubik air yang dapat mengairi lahan irigasi 21.454 hektar,” kata Basuki di Jakarta, Kamis (27/2).
Selain untuk irigasi, menurut Menteri PUPR, bendungan ini juga menyuplai kebutuhan air untuk kawasan perkotaan dan industri tidak hanya Jakarta bagian Barat namun juga Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor.
Ditambahkan Menteri PUPR, Bendungan Kaian juga berfungsi sebagai sarana pengendalian banjir di daerah hilir yang merupakan kawasan strategis dengan infrastruktur penting seperti Jalan Tol Jakarta-Merak, kawasan industri terpadu. Selain itu dapat menjadi daerah tujuan wisata air serta potensi pembangkit energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH).
Menurut Basuki, selama ini air baku untuk wilayah Jakarta sebagian dipasok dari Bendungan Jatiluhur yang lokasinya di sebelah timur Jakarta dan sebagian lainnya dengan cara mengambil air tanah. Untuk menjaga tinggi muka air tanah di Jakarta, maka pasokan air baku harus cukup sehingga kehadiran Bendungan Karian sangat diperlukan.
“Bendungan Karian akan memasok air sekitar 15 m3/detik, dengan rincian 10 m3/detik untuk air baku (domestik, industri dan rumah tangga) dan 5 m3/detik untuk irigasi,” kata Basuki seraya menambahkan, air dari Bendungan Karian akan dimanfaatkan oleh sekitar 10 juta jiwa penduduk atau sekitar 2 juta kepala keluarga.
Mengingat pentingnya bendungan ini, lanjut Basuki, Kementerian PUPR kini kami melakukan percepatan pembangunan jaringan/saluran air baku dari Bendungan Karian ke Jakarta.
Ia menyebutkan, untuk mengalirkan air baku ke daerah-daerah tersebut diperlukan pembangunan pipa air yang diperkirakan sepanjang 37,6 kilometer. Saat ini sedang dikaji masterplannya dan akan disusun studi kelayakannnya bersama K-Water dari Korea Selatan yang memiliki pengalaman panjang sebagai institusi kelas dunia dalam pengelolaan sumber daya air untuk dapat dibangun dengan skema kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). (stk)