Walikota Padang Ajak Warga Perangi DBD
D'On, Padang- Kota Padang termasuk daerah endemik Demam Berdarah Dengue (DBD). Sudah tiga tahun berturut-turut terjadi kasus DBD di Padang. Walikota Padang bertekad memerangi DBD di kotanya.
"Kita perangi DBD, masak kalah dengan nyamuk," tegas H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, dalam suatu kegiatan di Hotel Pangeran Beach Padang Rabu (1/3).
Diterangkan Mahyeldi, sejak tiga tahun belakangan cukup banyak warga yang menderita DBD. Bahkan jika dihitung-hitung, kasus DBD sudah terjadi di seluruh kecamatan.
Untuk memerangi DBD, walikota lantas melakukan rapat dengan Dinas Kesehatan Kota Padang serta OPD terkait, Selasa (28/2) malam di Palanta Kediaman Walikota Padang. Disampaikan walikota ketika itu bahwa kasus DBD terus meningkat tajam.
"Jumlah penderita pada tahun 2014 sebanyak 666 dan enam orang diantaranya meninggal dunia. Sementara tahun 2015, penderita mencapai 1126 orang dan delapan meninggal. Tahun 2016, kasus meningkat hingga mencapai 911 kasus dan sebelas orang meninggal," ungkap Mahyeldi.
Walikota mengimbau kepada seluruh perangkat terkait untuk lebih peka dengan kasus ini. DBD harus lekas ditanggulangi.
"Karena kita pelayan masyarakat, maka menyangkut kesehatan berati menyangkut dengan kepentingan umum, maka perlu memikirkan bersama terhadap kesehatan masyarakat,” kata Mahyeldi.
Perlu cara khusus dan target tepat dalam pencegahan DBD. Mulai imbauan dan ajakan, serta melalui slogan yang ditempatkan di tempat umum. Termasuk program promosi kesehatan guna membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita perlu meminimalisir. Jangan kita lihat hanya tentang Pilkada saja yang terpampang di sudut jalan. Padahal Dinas Kesehatan atau Puskesmas juga dapat menyampaikan tentang bahaya demam berdarah dan pencegahannya lewat baliho-baliho dan media. Karena menjaga dan mencegah jauh lebih baik dari pada mengobati," tuturnya.
Cara yang lebih efektif memerangi DBD yakni dengan mengadakan gotong royong setiap Sabtu di seluruh tempat dan fogging. Hal ini menurut Mahyeldi merupakan wewenang seluruh pihak untuk bersama.
Selain itu menurutnya, yang efisien lagi diadakan goro sabtu disetiap sekolah dan Voging, ini memang bukan wewenang dinas kesehatan saja, tetapi menjadi tugas semua pihak.
"Salah satu bentuk pencegahan penyakit DBD adalah melalui kegiatan Goro Bersih Kampung dan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang secara rutin dilakukan seminggu sekali. Dengan tujuan, bisa memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti itu,” papar wako.
Walikota menerangkan, bahwa PSN adalah kegiatan pencegah penularan penyakit DBD melalui kegiatan 4M Plus. Empat M Plus artinya menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali.
“Plus di sini artinya menghindari gigitan nyamuk menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu. Perlu diketahui juga bahwa fogging ( pengasapan ) bukanlah cara efisien menghentikan pekembang biakan nyamuk DBD. Tapi, dengan cara 4 M tersebut, sangatlah efektif untuk membasmi perkembang biakan nyamuk DBD itu," ucapnya.
Wako berharap Camat, Lurah, Pimpinan Puskesmas dan Kepala Sekolah ikut mendukung program ini. Sehingga ke depan tidak adalagi ditemukan penyakit DBD di daerah ini. (hms)
"Kita perangi DBD, masak kalah dengan nyamuk," tegas H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, dalam suatu kegiatan di Hotel Pangeran Beach Padang Rabu (1/3).
Diterangkan Mahyeldi, sejak tiga tahun belakangan cukup banyak warga yang menderita DBD. Bahkan jika dihitung-hitung, kasus DBD sudah terjadi di seluruh kecamatan.
Untuk memerangi DBD, walikota lantas melakukan rapat dengan Dinas Kesehatan Kota Padang serta OPD terkait, Selasa (28/2) malam di Palanta Kediaman Walikota Padang. Disampaikan walikota ketika itu bahwa kasus DBD terus meningkat tajam.
"Jumlah penderita pada tahun 2014 sebanyak 666 dan enam orang diantaranya meninggal dunia. Sementara tahun 2015, penderita mencapai 1126 orang dan delapan meninggal. Tahun 2016, kasus meningkat hingga mencapai 911 kasus dan sebelas orang meninggal," ungkap Mahyeldi.
Walikota mengimbau kepada seluruh perangkat terkait untuk lebih peka dengan kasus ini. DBD harus lekas ditanggulangi.
"Karena kita pelayan masyarakat, maka menyangkut kesehatan berati menyangkut dengan kepentingan umum, maka perlu memikirkan bersama terhadap kesehatan masyarakat,” kata Mahyeldi.
Perlu cara khusus dan target tepat dalam pencegahan DBD. Mulai imbauan dan ajakan, serta melalui slogan yang ditempatkan di tempat umum. Termasuk program promosi kesehatan guna membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita perlu meminimalisir. Jangan kita lihat hanya tentang Pilkada saja yang terpampang di sudut jalan. Padahal Dinas Kesehatan atau Puskesmas juga dapat menyampaikan tentang bahaya demam berdarah dan pencegahannya lewat baliho-baliho dan media. Karena menjaga dan mencegah jauh lebih baik dari pada mengobati," tuturnya.
Cara yang lebih efektif memerangi DBD yakni dengan mengadakan gotong royong setiap Sabtu di seluruh tempat dan fogging. Hal ini menurut Mahyeldi merupakan wewenang seluruh pihak untuk bersama.
Selain itu menurutnya, yang efisien lagi diadakan goro sabtu disetiap sekolah dan Voging, ini memang bukan wewenang dinas kesehatan saja, tetapi menjadi tugas semua pihak.
"Salah satu bentuk pencegahan penyakit DBD adalah melalui kegiatan Goro Bersih Kampung dan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang secara rutin dilakukan seminggu sekali. Dengan tujuan, bisa memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti itu,” papar wako.
Walikota menerangkan, bahwa PSN adalah kegiatan pencegah penularan penyakit DBD melalui kegiatan 4M Plus. Empat M Plus artinya menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali.
“Plus di sini artinya menghindari gigitan nyamuk menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu. Perlu diketahui juga bahwa fogging ( pengasapan ) bukanlah cara efisien menghentikan pekembang biakan nyamuk DBD. Tapi, dengan cara 4 M tersebut, sangatlah efektif untuk membasmi perkembang biakan nyamuk DBD itu," ucapnya.
Wako berharap Camat, Lurah, Pimpinan Puskesmas dan Kepala Sekolah ikut mendukung program ini. Sehingga ke depan tidak adalagi ditemukan penyakit DBD di daerah ini. (hms)