Grand Desain Wisata Bahari Sungai Pisang Diperlukan
D'On, Padang-- Dengan ditetapkannya Kelurahan Sungai Pisang Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang sebagai kawasan wisata bahari, maka diperlukan suatu grand desain terhadap wilayah tersebut, agar pembangunan pariwisata memiliki pedoman pengembangan wisata secara berkelanjutan dan terencana dengan baik, termasuk pengelolaan maupun dari sisi pembangunan infrastruktur.
Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Padang Emzalmi saat melakukan kunjungan kerja ke Kelurahan Sungai Pisang didampingi Camat Bungus Teluk Kabung Zulkadri, Lurah Sungai Pisang Nurhayati, dan Ninik Mamak Sungai Pisang, Rabu (19/4/2017).
Dijelaskan Emzalmi, kawasan wisata bahari Sungai Pisang tidak bisa dipisahkan dengan kawasan wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, karena berada pada posisi yang berdekatan dan berbatasan langsung, termasuk pulau-pulau yang menjadi tujuan wisata, seperti pulau Sikuai, Sirandah, Sironjong, Pasumpahan dan yang lainnya. Oleh sebab itu, fasilitas pendukung sangat diperlukan di daerah Sungai Pisang, sebagai penunjung kawasan tersebut sebagai destinasi wisata.
“Untuk infrastruktur jalan, saat ini Balai Jalan Sumbar telah memetakan pembangunan atau peningkatan jalan dari Teluk Kabung ke Sungai Pisang,” ujar Emzalmi.
Ditambahkannya, saat ini kawasan Sungai Pisang juga memerlukan beberapa pembenahan lokasi objek wisata, terutama pantai yang berada disepanjang Sungai Pisang yang rawan abrasi, dan itu perlu segera untuk dinormalisasi kembali. Disamping itu, pulau-pulau yang ada belum dikelola dengan baik. Begitu juga dengan pengawasan terhadap penggunaan pulau oleh para wisatawan.
Dan satu hal yang terpenting lagi, pemberdayaan masyarakat setempat dengan segala potensi yang ada juga diperlukan untuk menjaga nilai-nilai adat dan budaya, karena alam Minangkabau sangat kaya dengan adat dan budaya sebagai pendukung pariwisata.
“Grand desain wisata bahari Sungai Pisang akan kita usahakan memiliki kekuatan hukum, baik itu berbentuk keputusan Wali Kota maupun Perda. Agar, pembangunan kawasan ini terencana dan terkonsep dengan baik, dan tidak terjadinya pembangunan tambal sulam,” kata Emzalmi.“ “Dan sepertinya, kita harus banyak belajar dari Bali dan meniru konsep pariwisata mereka yang melibatkan masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Hal itu tentunya disesuaikan dengan adat dan budaya kita,” tambahnya lagi.
Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Padang Emzalmi saat melakukan kunjungan kerja ke Kelurahan Sungai Pisang didampingi Camat Bungus Teluk Kabung Zulkadri, Lurah Sungai Pisang Nurhayati, dan Ninik Mamak Sungai Pisang, Rabu (19/4/2017).
Dijelaskan Emzalmi, kawasan wisata bahari Sungai Pisang tidak bisa dipisahkan dengan kawasan wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, karena berada pada posisi yang berdekatan dan berbatasan langsung, termasuk pulau-pulau yang menjadi tujuan wisata, seperti pulau Sikuai, Sirandah, Sironjong, Pasumpahan dan yang lainnya. Oleh sebab itu, fasilitas pendukung sangat diperlukan di daerah Sungai Pisang, sebagai penunjung kawasan tersebut sebagai destinasi wisata.
“Untuk infrastruktur jalan, saat ini Balai Jalan Sumbar telah memetakan pembangunan atau peningkatan jalan dari Teluk Kabung ke Sungai Pisang,” ujar Emzalmi.
Ditambahkannya, saat ini kawasan Sungai Pisang juga memerlukan beberapa pembenahan lokasi objek wisata, terutama pantai yang berada disepanjang Sungai Pisang yang rawan abrasi, dan itu perlu segera untuk dinormalisasi kembali. Disamping itu, pulau-pulau yang ada belum dikelola dengan baik. Begitu juga dengan pengawasan terhadap penggunaan pulau oleh para wisatawan.
Dan satu hal yang terpenting lagi, pemberdayaan masyarakat setempat dengan segala potensi yang ada juga diperlukan untuk menjaga nilai-nilai adat dan budaya, karena alam Minangkabau sangat kaya dengan adat dan budaya sebagai pendukung pariwisata.
“Grand desain wisata bahari Sungai Pisang akan kita usahakan memiliki kekuatan hukum, baik itu berbentuk keputusan Wali Kota maupun Perda. Agar, pembangunan kawasan ini terencana dan terkonsep dengan baik, dan tidak terjadinya pembangunan tambal sulam,” kata Emzalmi.“ “Dan sepertinya, kita harus banyak belajar dari Bali dan meniru konsep pariwisata mereka yang melibatkan masyarakat dalam pengembangan pariwisata. Hal itu tentunya disesuaikan dengan adat dan budaya kita,” tambahnya lagi.