Kasus DBD Menurun di Kota Padang
D'On, Padang- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, Sumatera Barat mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Maret 2017 di kota itu mengalami penurunan sekitar 70 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun 2016.
"Penurunan ini terjadi karena kerja sama masyarakat memberantas sarang nyamuk di lingkungan masing-masing setiap seminggu sekali," kata Kepala DKK Padang, Feri Mulyani di Padang, Senin.
Ia menyebutkan dalam bulan Maret 2017 pihaknya mencatat terjadi 41 kasus DBD di Kota Padang. Sedangkan pada Maret 2016 terjadi 115 kasus demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
"Dari kasus tersebut sebagian besar diderita oleh anak-anak usia sekolah yang berada di daerah endemis yang ada di kota ini," katanya.
Ia menjelaskan untuk Kota Padang ada beberapa kecamatan yang termasuk daerah endemis demam berdarah seperti Kecamatan Padang Barat, Kuranji dan Koto Tangah.
Kemudian untuk meminimalisasi warga terjangkit oleh penyakit ini, Pemkot Padang terus mengajak masyarakat melakukan program 3M Plus yang bertujuan untuk mencegah terjadinya perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk.
"Selain itu kami juga melakukan 'fogging' di daerah endemis dan lokasi warga yang terkena penyakit demam berdarah tersebut," ujar dia.
Kemudian pihaknya saat ini fokus melakukan 'fogging' dan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Padang Barat, Kuranji dan Koto Tangah yang merupakan daerah endemis DBD.
"Kami telah lakukan 'fogging' di seluruh sekolah dasar di Kecamatan Padang Barat dan Kuranji, sementara untuk Kecamatan Koto Tangah akan kita lakukan pada bulan ini," kata Feri Mulyani.
Menurut dia fogging hanya bisa memutus mata rantai penyebaran penyakit DBD, bukan menjadi solusi memberantas jentik-jentik nyamuk.
Namun untuk membunuh dan mematikan jentik nyamuk DBD harus dilakukan dengan program 3M Plus. Yaitu dengan menguras bak mandi, menutup genangan air dan membuang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak jentik-jentik nyamuk dilanjutkan dengan kegiatan pencegahan seperti menabur bubuk larvasida untuk membunuh jentik nyamuk.(hms)
"Penurunan ini terjadi karena kerja sama masyarakat memberantas sarang nyamuk di lingkungan masing-masing setiap seminggu sekali," kata Kepala DKK Padang, Feri Mulyani di Padang, Senin.
Ia menyebutkan dalam bulan Maret 2017 pihaknya mencatat terjadi 41 kasus DBD di Kota Padang. Sedangkan pada Maret 2016 terjadi 115 kasus demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
"Dari kasus tersebut sebagian besar diderita oleh anak-anak usia sekolah yang berada di daerah endemis yang ada di kota ini," katanya.
Ia menjelaskan untuk Kota Padang ada beberapa kecamatan yang termasuk daerah endemis demam berdarah seperti Kecamatan Padang Barat, Kuranji dan Koto Tangah.
Kemudian untuk meminimalisasi warga terjangkit oleh penyakit ini, Pemkot Padang terus mengajak masyarakat melakukan program 3M Plus yang bertujuan untuk mencegah terjadinya perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk.
"Selain itu kami juga melakukan 'fogging' di daerah endemis dan lokasi warga yang terkena penyakit demam berdarah tersebut," ujar dia.
Kemudian pihaknya saat ini fokus melakukan 'fogging' dan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Padang Barat, Kuranji dan Koto Tangah yang merupakan daerah endemis DBD.
"Kami telah lakukan 'fogging' di seluruh sekolah dasar di Kecamatan Padang Barat dan Kuranji, sementara untuk Kecamatan Koto Tangah akan kita lakukan pada bulan ini," kata Feri Mulyani.
Menurut dia fogging hanya bisa memutus mata rantai penyebaran penyakit DBD, bukan menjadi solusi memberantas jentik-jentik nyamuk.
Namun untuk membunuh dan mematikan jentik nyamuk DBD harus dilakukan dengan program 3M Plus. Yaitu dengan menguras bak mandi, menutup genangan air dan membuang barang bekas yang menjadi tempat berkembang biak jentik-jentik nyamuk dilanjutkan dengan kegiatan pencegahan seperti menabur bubuk larvasida untuk membunuh jentik nyamuk.(hms)