Padang Unggul Dalam Ketahanan Nasional
D'On, Padang- Walikota
Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo berpendapat bahwa Kota Padang
ataupun Sumatera Barat, unggul dalam ketahanan nasional. Sebab walikota
menilai selama ini tanah di Sumatera Barat tidak mudah untuk diambil
pihak lain.
"Dari sekian banyak kota di Indonesia, mungkin hanya Padang yang memiliki ketahanan nasional yang paling kuat," ungkap Mahyeldi saat berceramah di depan peserta Diklatpim III angkatan III di Pusdiklat Kemendagri Regional Bukittinggi, di Baso, Sabtu (8/4).
Penilaian walikota, selama ini tanah di ibukota besar hampir seluruhnya dikuasai orang luar. Tidak lagi dimiliki orang asli (pribumi).
"Di Padang atau Sumbar, tanah tak mudah dipindahtangankan, karena di sini ada tanah ulayat. Hemat saya ini bagian dari ketahanan nasional," tutur Walikota Padang.
Saat ini di Padang memang tengah hangat perbincangan masalah tanah. Teranyar, seorang warga bernama Lehar mengklaim bahwa dirinya memiliki tanah di Padang seluas lebih kurang 750 hektare.
Mahyeldi pun menampik pengakuan Lehar tersebut. "Tidak ada itu, bahkan dari sukunya sendiri menyebut Lehar tidak ada hak waris," kata Mahyeldi.
Walikota Padang mengimbau kepada seluruh warganya untuk mewaspadai munculnya mafia tanah yang datang dari luar daerah. Terutama setelah adanya klaim kepemilikan tanah dari Lehar. Mafia tanah mencari-cari tanah yang bermasalah dan mencari keuntungan di sana.
"Mafia tanah turun dan mencari tanah bermasalah. Setelah itu mafia sengaja menciptakan konflik, mengadu domba, kemudian mafia itu mencari keuntungan di sana. Nyatanya ada yang menawar tanah 750 hektar (yang diklaim lehar) dengan jumlah miliaran rupiah," ulas Mahyeldi. (hms)
"Dari sekian banyak kota di Indonesia, mungkin hanya Padang yang memiliki ketahanan nasional yang paling kuat," ungkap Mahyeldi saat berceramah di depan peserta Diklatpim III angkatan III di Pusdiklat Kemendagri Regional Bukittinggi, di Baso, Sabtu (8/4).
Penilaian walikota, selama ini tanah di ibukota besar hampir seluruhnya dikuasai orang luar. Tidak lagi dimiliki orang asli (pribumi).
"Di Padang atau Sumbar, tanah tak mudah dipindahtangankan, karena di sini ada tanah ulayat. Hemat saya ini bagian dari ketahanan nasional," tutur Walikota Padang.
Saat ini di Padang memang tengah hangat perbincangan masalah tanah. Teranyar, seorang warga bernama Lehar mengklaim bahwa dirinya memiliki tanah di Padang seluas lebih kurang 750 hektare.
Mahyeldi pun menampik pengakuan Lehar tersebut. "Tidak ada itu, bahkan dari sukunya sendiri menyebut Lehar tidak ada hak waris," kata Mahyeldi.
Walikota Padang mengimbau kepada seluruh warganya untuk mewaspadai munculnya mafia tanah yang datang dari luar daerah. Terutama setelah adanya klaim kepemilikan tanah dari Lehar. Mafia tanah mencari-cari tanah yang bermasalah dan mencari keuntungan di sana.
"Mafia tanah turun dan mencari tanah bermasalah. Setelah itu mafia sengaja menciptakan konflik, mengadu domba, kemudian mafia itu mencari keuntungan di sana. Nyatanya ada yang menawar tanah 750 hektar (yang diklaim lehar) dengan jumlah miliaran rupiah," ulas Mahyeldi. (hms)