Panglima TNI Ajak Mahasiswa Kembali ke Nilai-Nilai Luhur Bangsa
D'On, Pekanbaru- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengajak para mahasiswa untuk kembali kepada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Maknanya, cinta dan peduli kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi di atas kepentingan pribadi.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI dihadapan 6.000 mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi kepemudaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Pekanbaru dan 3.000 mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat, pada Kuliah Umum yang mengusung tema “Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri, Sebagai Modal Mewujudkan Indonesia Sebagai Bangsa Pemenang”, Rabu (5/4/2017).
Menurut Panglima TNI, NKRI tidak dibentuk dalam waktu sesaat tetapi didirikan dengan perjuangan dan pengorbanan serta diikat dengan nilai-nilai luhur yang menumbuhkan kebangsaan Indonesia. “Wawasan kebangsaan dapat dikembangkan dengan mempelajari dan memahami nilai-nilai luhur dan sejarah berdirinya bangsa ini,” ujarnya.
“Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus memiliki wawasan kebangsaan yang mendalam terhadap NKRI, agar negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke bisa kita wariskan kepada generasi berikutnya secara utuh dan tidak kurang sejengkalpun,” ucap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus banyak berbuat dan berkreasi, bukan hanya berbicara. “Pemimpin harus berbuat untuk menciptakan suasana tentram di lingkungan masyarakat, apalagi saat ini tengah diusik dengan beragam gejolak yang mengarah ke instabilitas kondisi sosial ekonomi,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Panglima TNI mengajak mahasiswa untuk bermimpi besar karena mimpi adalah cita-cita yang harus diwujudkan dengan kerja keras dan selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cita-cita akan tercapai dan doa akan dikabulkan apabila kita memiliki motivasi. Selain mimpi dan doa, diperlukan juga network yang kuat dan luas. “Untuk mencapai semua mimpimu itu harus memiliki network sebagai salah satu jembatan meraih sukses, jadi kamu harus baik dengan semua temanmu dan sebelum tidur kamu harus selalu mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan satu hari,” jelasnya.
Disamping itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa saat ini bangsa-bangsa di dunia sudah masuk dalam kompetisi ekonomi yang semakin hari semakin tajam dan berpeluang terjadinya konflik terbuka. Kompetisi atau persaingan itu dipicu oleh semakin langkanya energi fosil, sementara kebutuhan energi semakin besar karena pertumbuhan penduduk berkembang sangat pesat. Para ilmuwan sudah dan terus berusaha menciptakan energi dari tumbuh-tumbuhan seperti sawit, sukun dan lain-lain.
“Indonesia yang memiliki wilayah lautan dan daratan luas yang subur, tentunya menjadi incaran negara-negara lain sebagai jaminan kelangsungan energi mereka. Kita harus sadar bahwa bangsa kita sudah dilemahkan dari segi sosial budaya melalui serangan narkoba dan gaya hidup generasi muda yang sudah mulai longgar dalam nilai-nilai luhur kebangsaan. Narkoba, pesta miras, faham-faham radikal, separatisme berkembang untuk menghancurkan generasi penerus bangsa” tandas Panglima TNI.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Kasad Jenderal TNI Mulyono, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Asops Panglima TNI Mayjen TNI L. Pusung, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Pangdam I/BB Mayjen TNI Cucu Soemantri, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., Danrem 031/Wirabima Brijen TNI Abdul Karim dan Kapolda Riau Irjen Polisi Drs. Zulkarnain Adinegara serta Gubenur Provinsi Riau H. Arsyadjuliandi Rachman, Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif (UIN) Suska Riau Prof. DR. H. Munzir Hitami, M.A., Presedium Kahmi Riau Yulisman, S.SiI. dan Ketua Panitia Nasarudin S.H., M.H. Sedangkan Universitas Negeri Padang diantaranya, Gubernur Sumatera Barat Prof. DR. H. Irwan Prayitno, Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim dan Rektor UNP Ganefri. (puspen)
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI dihadapan 6.000 mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi kepemudaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Pekanbaru dan 3.000 mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat, pada Kuliah Umum yang mengusung tema “Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri, Sebagai Modal Mewujudkan Indonesia Sebagai Bangsa Pemenang”, Rabu (5/4/2017).
Menurut Panglima TNI, NKRI tidak dibentuk dalam waktu sesaat tetapi didirikan dengan perjuangan dan pengorbanan serta diikat dengan nilai-nilai luhur yang menumbuhkan kebangsaan Indonesia. “Wawasan kebangsaan dapat dikembangkan dengan mempelajari dan memahami nilai-nilai luhur dan sejarah berdirinya bangsa ini,” ujarnya.
“Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus memiliki wawasan kebangsaan yang mendalam terhadap NKRI, agar negara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke bisa kita wariskan kepada generasi berikutnya secara utuh dan tidak kurang sejengkalpun,” ucap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan harus banyak berbuat dan berkreasi, bukan hanya berbicara. “Pemimpin harus berbuat untuk menciptakan suasana tentram di lingkungan masyarakat, apalagi saat ini tengah diusik dengan beragam gejolak yang mengarah ke instabilitas kondisi sosial ekonomi,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Panglima TNI mengajak mahasiswa untuk bermimpi besar karena mimpi adalah cita-cita yang harus diwujudkan dengan kerja keras dan selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cita-cita akan tercapai dan doa akan dikabulkan apabila kita memiliki motivasi. Selain mimpi dan doa, diperlukan juga network yang kuat dan luas. “Untuk mencapai semua mimpimu itu harus memiliki network sebagai salah satu jembatan meraih sukses, jadi kamu harus baik dengan semua temanmu dan sebelum tidur kamu harus selalu mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan satu hari,” jelasnya.
Disamping itu, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa saat ini bangsa-bangsa di dunia sudah masuk dalam kompetisi ekonomi yang semakin hari semakin tajam dan berpeluang terjadinya konflik terbuka. Kompetisi atau persaingan itu dipicu oleh semakin langkanya energi fosil, sementara kebutuhan energi semakin besar karena pertumbuhan penduduk berkembang sangat pesat. Para ilmuwan sudah dan terus berusaha menciptakan energi dari tumbuh-tumbuhan seperti sawit, sukun dan lain-lain.
“Indonesia yang memiliki wilayah lautan dan daratan luas yang subur, tentunya menjadi incaran negara-negara lain sebagai jaminan kelangsungan energi mereka. Kita harus sadar bahwa bangsa kita sudah dilemahkan dari segi sosial budaya melalui serangan narkoba dan gaya hidup generasi muda yang sudah mulai longgar dalam nilai-nilai luhur kebangsaan. Narkoba, pesta miras, faham-faham radikal, separatisme berkembang untuk menghancurkan generasi penerus bangsa” tandas Panglima TNI.
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain, Kasad Jenderal TNI Mulyono, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, Asops Panglima TNI Mayjen TNI L. Pusung, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Pangdam I/BB Mayjen TNI Cucu Soemantri, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos., Danrem 031/Wirabima Brijen TNI Abdul Karim dan Kapolda Riau Irjen Polisi Drs. Zulkarnain Adinegara serta Gubenur Provinsi Riau H. Arsyadjuliandi Rachman, Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif (UIN) Suska Riau Prof. DR. H. Munzir Hitami, M.A., Presedium Kahmi Riau Yulisman, S.SiI. dan Ketua Panitia Nasarudin S.H., M.H. Sedangkan Universitas Negeri Padang diantaranya, Gubernur Sumatera Barat Prof. DR. H. Irwan Prayitno, Ketua DPRD Sumbar Hendra Irwan Rahim dan Rektor UNP Ganefri. (puspen)