Seskab: Dalam Hal Kesetaraan Gender Indonesia Lebih Beruntung
D'On, Jakarta-- Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengemukakan, dalam hal kesetaraan gender antara kaum perempuan dan laki-laki. Indonesia beruntung dibandingkan dengan negara-negara demokrasi lainnya. Meski baru memiliki 7 (tujuh) Presiden hingga saat ini, namun di Indonesia sudah ada Presiden perempuan.
“Indonesia telah memiliki presiden, gubernur, walikota, bupati, menteri, bahkan menteri koordinator perempuan. Tidak hanya itu, disampaikan juga menteri-menteri perempuan cukup berprestasi baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Pramono menyampaikan tanggapannya mengenai Peringatan Hari Kartini, 21 April 2017, di ruang kerjanya Gedung III Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, beberapa waktu lalu.
Seskab tidak memungkiri, bahwa Kartini telah berjasa membawa pembaharuan pada kehidupan kebangsaan posisi perempuan Indonesia. Selain itu juga menjadi inspirasi perempuan untuk lebih maju, bersekolah, dan mencapai kesetaraan gender.
“Saya melihat ada tiga (3) kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Kartini ini adalah inspirasi, pembaharuan, dan juga persamaan gender,” tegas Pramono Anung.
Tidak Jadi Isu
Menurut Seskab, sebenarnya persoalan kesetaraan kedudukan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia sekarang ini praktis sudah tidak menjadi isu yang terlalu luar biasa.
Ia menyebutkan, meski secara biologis selain menjadi tokoh ataupun berkarir/berkarya, perempuan juga menjadi ibu, sebuah peran tersebut tidak bisa tergantikan oleh laki-laki. Namun dalam dunia modern sekarang ini, menurut Seskab, perbedaan itu semakin menyempit, semakin mengecil.
“Peran perempuan untuk anak-anak bagaimana membesarkan itu sekarang dalam kehidupan yang semakin modern, apalagi dengan cara yanglebih gampang. Saya melihat bahwa itu tidak menjadi hambatan kembali,” terang Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung.
Untuk memaksimalkan peran perempuan dalam pembangunan, Pramono Anung menekankan pentingnya tidak adanya diskriminasi pada perempuan. Sehingga perempuan Indonesia bisa berkarya secara lebih maksimal.
“Berilah kesempatan yang sama, jangan ada barrier, dan sebagainya,” pungkas Pramono Anung. (stk)
“Indonesia telah memiliki presiden, gubernur, walikota, bupati, menteri, bahkan menteri koordinator perempuan. Tidak hanya itu, disampaikan juga menteri-menteri perempuan cukup berprestasi baik di dalam maupun di luar negeri,” kata Pramono menyampaikan tanggapannya mengenai Peringatan Hari Kartini, 21 April 2017, di ruang kerjanya Gedung III Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, beberapa waktu lalu.
Seskab tidak memungkiri, bahwa Kartini telah berjasa membawa pembaharuan pada kehidupan kebangsaan posisi perempuan Indonesia. Selain itu juga menjadi inspirasi perempuan untuk lebih maju, bersekolah, dan mencapai kesetaraan gender.
“Saya melihat ada tiga (3) kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Kartini ini adalah inspirasi, pembaharuan, dan juga persamaan gender,” tegas Pramono Anung.
Tidak Jadi Isu
Menurut Seskab, sebenarnya persoalan kesetaraan kedudukan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia sekarang ini praktis sudah tidak menjadi isu yang terlalu luar biasa.
Ia menyebutkan, meski secara biologis selain menjadi tokoh ataupun berkarir/berkarya, perempuan juga menjadi ibu, sebuah peran tersebut tidak bisa tergantikan oleh laki-laki. Namun dalam dunia modern sekarang ini, menurut Seskab, perbedaan itu semakin menyempit, semakin mengecil.
“Peran perempuan untuk anak-anak bagaimana membesarkan itu sekarang dalam kehidupan yang semakin modern, apalagi dengan cara yanglebih gampang. Saya melihat bahwa itu tidak menjadi hambatan kembali,” terang Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung.
Untuk memaksimalkan peran perempuan dalam pembangunan, Pramono Anung menekankan pentingnya tidak adanya diskriminasi pada perempuan. Sehingga perempuan Indonesia bisa berkarya secara lebih maksimal.
“Berilah kesempatan yang sama, jangan ada barrier, dan sebagainya,” pungkas Pramono Anung. (stk)