Wajah Kartini di Era Modern
D'On, Jakarta-- Habis gelap terbitlah terang, begitu moto yang membahana di ranah bumi tercinta kala Kartini berjuang membela kaumnya. Dengan moto itulah Kartini membakar semangat kaumnya untuk sejajar dan memiliki hak yang sama dengan kaum pria terutama di bidang pendidikan.
Kini di era modern masihkah bermunculan generasi-generasi penerus Kartini? Di era kini Kartini-kartini pun banyak bermunculan dan berjuang nyata meningkatkan kemajuan negeri.
Kita tentunya mengenal Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2010 (sekarang menjabat kembali menteri keuangan) yang kiprahnya cukup berhasil mereformasi Kantor Pajak dan Bea Cukai yang korup di Indonesia. Butuh keberanian yang tinggi dalam mengemban tugas sebesar itu. Dengan keberaniannya ia berhasil membawa perubahan yang nyata bagi Kementerian Keuangan yang dipimpinnya kala itu.
Dan sekarang yang sedang banyak diperbincangan kalangan media baik dalam maupun luar negeri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang mengumandangkan perang melawan ilegal fishing. Sejak akhir 2014 hingga kini, Indonesia tercatat telah meledakkan dan menenggelamkan 318 kapal ikan berukuran besar. Gebrakan tegas itu merupakan kebijakan tegas Susi Pudjiastuti sejak dilantik sebagai Menteri oleh Presiden Joko Widodo.
Selain memerangi kapal asing pencuri ikan, Menteri Susi juga menghentikan operasional kapal ikan eks asing, dan melarang penggunaan alat tangkap tak ramah lingkungan.Semua itu dilakukan untuk mengatur dan menata bisnis perikanan Indonesia agar lebih mensejahterakan nelayan dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian negara.
Dalam 2,5 tahun, Susi Pudjiastuti telah mengubah drastis wajah usaha perikanan di Indonesia. Bisnis penangkapan ikan yang sebelumnya gelap gulita dan marak illegal fishing menjadi terang benderang dan tertata.
Para mafia perikanan proksi asing yang banyak melakukan praktik ilegal seperti melakukan mark down ukuran kapal, penyelundupan, dan transshipment ikan di tengah laut kini mulai minggir dan gulung tikar akibat kebijakan tegas Menteri Susi.
Kini nelayan-nelayan lokal yang dulunya terpinggirkan, mulai bangkit dan kembali bersemangat menangkap ikan. Jika sebelumnya nelayan lokal tak kebagian ikan karena kalah bersaing dengan kapal-kapal besar eks asing dan kapal asing, kini hasil tangkapan mereka cukup berlimpah dan tak perlu lagi melaut hingga jauh ke tengah.
Efek dari gebrakan Menteri Susi begitu nyata terasa, kerja keras yang dilakukannya beserta jajarannya telah memberikan kontribusi bagi kesejahteraan nelayan pada khususnya dan negeri Indonesia. Hal ini tercermin dari naiknya nilai tukar nelayan (NTP).
Seiring mundurnya para mafia dan operator kapal eks asing yang kerap tidak melaporkan pendapatannya kepada negara, bisnis penangkapan ikan di Tanah Air pun menjadi lebih transparan dan terdata dengan baik.
Dampaknya, penerimaan negara dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mulai meningkat. Kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian pun semakin besar.
Sebelum adanya gebrakan Menteri Susi, jutaan ton ikan tuna, tongkol, cakalang, kakap, kerapu, udang lobster senilai ratusan triliun rupiah diangkat dari perairan Indonesia setiap tahunnya secara ilegal.
Hasil tangkapan tersebut tidak dilaporkan kepada otoritas setempat karena langsung dipindahkan di tengah laut atau transshipment. Ikan-ikan tersebut kemudian diangkut ke pelabuhan dan pabrik-pabrik pengolahan ikan di negara-negara lain. Industri pengolahan perikanan negara-negara bersangkutan pun tumbuh subur dengan mengandalkan ikan curian dari Indonesia.
Begitu besar kekayaan hasil laut Indonesia yang bila ditata kelola dengan baik akan dapat memberikan kontribusi bagi kemakmuran Indonesia. Kini sudah saatnya Indonesia memajukan sektor industri perikanan yang nyata memberikan hasil yang optimal bagi pendapatan negara.
Semoga gebrakan kebijakan yang telah dilakukan Menteri Susi membawa negeri Indonesia menjadi salah satu negara maju di industri pengolahan hasil laut. Yang pada akhirnya membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa.
Terimakasih Ibu Susi, Kartini Indonesia di zaman modern, perjuangan Menteri Susi membuka mata generasi muda Indonesia untuk turut serta menyingsingkan lengan baju membawa kemajuan bagi negeri tercinta.
#cnnind
Kini di era modern masihkah bermunculan generasi-generasi penerus Kartini? Di era kini Kartini-kartini pun banyak bermunculan dan berjuang nyata meningkatkan kemajuan negeri.
Kita tentunya mengenal Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia dari tahun 2005 sampai tahun 2010 (sekarang menjabat kembali menteri keuangan) yang kiprahnya cukup berhasil mereformasi Kantor Pajak dan Bea Cukai yang korup di Indonesia. Butuh keberanian yang tinggi dalam mengemban tugas sebesar itu. Dengan keberaniannya ia berhasil membawa perubahan yang nyata bagi Kementerian Keuangan yang dipimpinnya kala itu.
Dan sekarang yang sedang banyak diperbincangan kalangan media baik dalam maupun luar negeri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti yang mengumandangkan perang melawan ilegal fishing. Sejak akhir 2014 hingga kini, Indonesia tercatat telah meledakkan dan menenggelamkan 318 kapal ikan berukuran besar. Gebrakan tegas itu merupakan kebijakan tegas Susi Pudjiastuti sejak dilantik sebagai Menteri oleh Presiden Joko Widodo.
Selain memerangi kapal asing pencuri ikan, Menteri Susi juga menghentikan operasional kapal ikan eks asing, dan melarang penggunaan alat tangkap tak ramah lingkungan.Semua itu dilakukan untuk mengatur dan menata bisnis perikanan Indonesia agar lebih mensejahterakan nelayan dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian negara.
Dalam 2,5 tahun, Susi Pudjiastuti telah mengubah drastis wajah usaha perikanan di Indonesia. Bisnis penangkapan ikan yang sebelumnya gelap gulita dan marak illegal fishing menjadi terang benderang dan tertata.
Para mafia perikanan proksi asing yang banyak melakukan praktik ilegal seperti melakukan mark down ukuran kapal, penyelundupan, dan transshipment ikan di tengah laut kini mulai minggir dan gulung tikar akibat kebijakan tegas Menteri Susi.
Kini nelayan-nelayan lokal yang dulunya terpinggirkan, mulai bangkit dan kembali bersemangat menangkap ikan. Jika sebelumnya nelayan lokal tak kebagian ikan karena kalah bersaing dengan kapal-kapal besar eks asing dan kapal asing, kini hasil tangkapan mereka cukup berlimpah dan tak perlu lagi melaut hingga jauh ke tengah.
Efek dari gebrakan Menteri Susi begitu nyata terasa, kerja keras yang dilakukannya beserta jajarannya telah memberikan kontribusi bagi kesejahteraan nelayan pada khususnya dan negeri Indonesia. Hal ini tercermin dari naiknya nilai tukar nelayan (NTP).
Seiring mundurnya para mafia dan operator kapal eks asing yang kerap tidak melaporkan pendapatannya kepada negara, bisnis penangkapan ikan di Tanah Air pun menjadi lebih transparan dan terdata dengan baik.
Dampaknya, penerimaan negara dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mulai meningkat. Kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian pun semakin besar.
Sebelum adanya gebrakan Menteri Susi, jutaan ton ikan tuna, tongkol, cakalang, kakap, kerapu, udang lobster senilai ratusan triliun rupiah diangkat dari perairan Indonesia setiap tahunnya secara ilegal.
Hasil tangkapan tersebut tidak dilaporkan kepada otoritas setempat karena langsung dipindahkan di tengah laut atau transshipment. Ikan-ikan tersebut kemudian diangkut ke pelabuhan dan pabrik-pabrik pengolahan ikan di negara-negara lain. Industri pengolahan perikanan negara-negara bersangkutan pun tumbuh subur dengan mengandalkan ikan curian dari Indonesia.
Begitu besar kekayaan hasil laut Indonesia yang bila ditata kelola dengan baik akan dapat memberikan kontribusi bagi kemakmuran Indonesia. Kini sudah saatnya Indonesia memajukan sektor industri perikanan yang nyata memberikan hasil yang optimal bagi pendapatan negara.
Semoga gebrakan kebijakan yang telah dilakukan Menteri Susi membawa negeri Indonesia menjadi salah satu negara maju di industri pengolahan hasil laut. Yang pada akhirnya membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa.
Terimakasih Ibu Susi, Kartini Indonesia di zaman modern, perjuangan Menteri Susi membuka mata generasi muda Indonesia untuk turut serta menyingsingkan lengan baju membawa kemajuan bagi negeri tercinta.
#cnnind