Bertemu Presiden Xi Jinping, Presiden Jokowi Ajak Kerja Sama Bangun Proyek Infrastruktur
D'On, Beijing (Tiongkok)-- Di sela-sela kehadirannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Belt and Road Forum International, di Beijing, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RRT Xi Jinping, Gedung Great Hall of the People, Beijing, Minggu (14/5) sore.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan keinginannya untuk memanfaatkan konferensi tinggi Belt and Road Forum untuk menciptakan momentum segar, terutama untuk kerja sama RRT-Indonesia dalam rangka One Belt One Road (OBOR).
“Saya meyakini jika inisiatif Belt and Road akan lebih memperkokoh hubungan ekonomi antar kedua negara, terutama karena Indonesia memiliki fokus pada pembangunan infrastruktur, konektivitas dan poros maritim,” kata Presiden.
Dalam kaitan itu, Presiden Jokowi smengundang secara khusus pemerintah Presiden Xi untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia di tiga mega proyek.
Ketiga mega proyek yang ditawarkan itu adalah proyek koridor ekonomi terintegrasi, konektivitas, industri, dan pariwisata di Sumatera Utara antara lain fasilitas Pelabuhan Kuala Tanjung dan akses jalan dari Kota Medan hingga Sibolga; kesempatan investasi di Sulawesi Utara yang akan meningkatkan infrastruktur di Bitung-Manado-Gorontalo melalui akses jalan, jalur kereta api dan pelabuhan serta bandara; dan investasi proyek energi dan pembangkit listrik di Provinsi Kalimantan Utara.
Penandatanganan Kerja Sama
Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi bersama Presiden Xi Jinping dalam pertemuannya menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama yaitu implementasi kemitraan strategis komprehensif Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menlu RRT Wang Yi.
Selain itu, penandatanganan dokumen kerja sama kedua yaitu Kerja Sama Ekonomi dan Teknik Tiongkok-Indonesia yang ditandatangani oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.
Kemudian kerja sama ketiga yaitu fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditandatangani oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang dengan nilai komitmen kerja sama sebesar 4,498 miliar dollar AS.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT Soegeng Rahardjo. (stk)
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan keinginannya untuk memanfaatkan konferensi tinggi Belt and Road Forum untuk menciptakan momentum segar, terutama untuk kerja sama RRT-Indonesia dalam rangka One Belt One Road (OBOR).
“Saya meyakini jika inisiatif Belt and Road akan lebih memperkokoh hubungan ekonomi antar kedua negara, terutama karena Indonesia memiliki fokus pada pembangunan infrastruktur, konektivitas dan poros maritim,” kata Presiden.
Dalam kaitan itu, Presiden Jokowi smengundang secara khusus pemerintah Presiden Xi untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia di tiga mega proyek.
Ketiga mega proyek yang ditawarkan itu adalah proyek koridor ekonomi terintegrasi, konektivitas, industri, dan pariwisata di Sumatera Utara antara lain fasilitas Pelabuhan Kuala Tanjung dan akses jalan dari Kota Medan hingga Sibolga; kesempatan investasi di Sulawesi Utara yang akan meningkatkan infrastruktur di Bitung-Manado-Gorontalo melalui akses jalan, jalur kereta api dan pelabuhan serta bandara; dan investasi proyek energi dan pembangkit listrik di Provinsi Kalimantan Utara.
Penandatanganan Kerja Sama
Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi bersama Presiden Xi Jinping dalam pertemuannya menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama yaitu implementasi kemitraan strategis komprehensif Indonesia-Tiongkok pada 2017-2021. Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menlu RRT Wang Yi.
Selain itu, penandatanganan dokumen kerja sama kedua yaitu Kerja Sama Ekonomi dan Teknik Tiongkok-Indonesia yang ditandatangani oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.
Kemudian kerja sama ketiga yaitu fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditandatangani oleh Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang dengan nilai komitmen kerja sama sebesar 4,498 miliar dollar AS.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan tersebut, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Duta Besar Republik Indonesia untuk RRT Soegeng Rahardjo. (stk)