Singgah Sahur Merupakan Pelayanan Inovatif
D'On, Padang-- Program singgah sahur yang dilakukan Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah bersama timnya pada bulan Ramadan dinilai sebagai pelayanan publik yang inovatif. Program ini diusung oleh Pemerintah Kota Padang ke penilaian tingkat provinsi Sumatera Barat, Kamis (4/5/2017).
Salah seorang inisiator program singgah sahur DR. Edi Hasymi yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) memaparkan di hadapan tim penilai. Ia menyebutkan, program ini lebih fokus pada penanggulangan kemiskinan melalui bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni yang dikemas dalam Singgah Sahur Sederhana.
"Program ini dilaksanakan diam-diam, tidak formal dan tidak ada acara seremonial maupun keprotokoleran," sebutnya.
Disamping mengusung konsep penanggulangan kemiskinan yang beda dari yang lain, program ini juga berusaha menghilangkan sekat antara pemimpin dengan rakyatnya, terutama masyarakat miskin. Semua yang menjadi keluhan masyarakat miskin akan langsung didengar dan dicarikan solusinya melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Ini bentuk implementasi dari Dekat Melayani yang jadi motto Walikota Padang, " kata Edi Hasymi.
Sejak 2014, program ini berjalan baik dan mendapat respon positif dari banyak pihak. Terutama masyarakat miskin yang pernah dikunjungi dan telah dibantu pembangunan rumahnya.
"Ada sebanyak 19 rumah yang dikunjungi sejak 2014. Semuanya dibantu pembangunan rumahnya, " ungkap Edi.
Ia mengatakan, program ini tidak memakai anggaran belanja daerah melainkan dari berbagai sumber yaitu donatur dan Baznas.
"Program ini tidak menggunakan anggaran daerah, "timpal Edi.
Tim penilai Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Sumatera Barat yang diketuai DR. Ria Ariyani merasa tidak perlu melakukan kunjungan lapangan lagi. Pasalnya, dalam pemaparan yang disampaikan Edi Hasyni juga Sekretaris Dinas Sosial Afriadi sudah lengkap dengan data dan video yang telah diunggah ke youtube.
"Kami tidak melakukan tinjauan lapangan lagi karena semua sudah lengkap, " kata Ria Aryani yang juga akademisi Universitas Andalas ini.(hms)
Salah seorang inisiator program singgah sahur DR. Edi Hasymi yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) memaparkan di hadapan tim penilai. Ia menyebutkan, program ini lebih fokus pada penanggulangan kemiskinan melalui bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni yang dikemas dalam Singgah Sahur Sederhana.
"Program ini dilaksanakan diam-diam, tidak formal dan tidak ada acara seremonial maupun keprotokoleran," sebutnya.
Disamping mengusung konsep penanggulangan kemiskinan yang beda dari yang lain, program ini juga berusaha menghilangkan sekat antara pemimpin dengan rakyatnya, terutama masyarakat miskin. Semua yang menjadi keluhan masyarakat miskin akan langsung didengar dan dicarikan solusinya melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Ini bentuk implementasi dari Dekat Melayani yang jadi motto Walikota Padang, " kata Edi Hasymi.
Sejak 2014, program ini berjalan baik dan mendapat respon positif dari banyak pihak. Terutama masyarakat miskin yang pernah dikunjungi dan telah dibantu pembangunan rumahnya.
"Ada sebanyak 19 rumah yang dikunjungi sejak 2014. Semuanya dibantu pembangunan rumahnya, " ungkap Edi.
Ia mengatakan, program ini tidak memakai anggaran belanja daerah melainkan dari berbagai sumber yaitu donatur dan Baznas.
"Program ini tidak menggunakan anggaran daerah, "timpal Edi.
Tim penilai Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Sumatera Barat yang diketuai DR. Ria Ariyani merasa tidak perlu melakukan kunjungan lapangan lagi. Pasalnya, dalam pemaparan yang disampaikan Edi Hasyni juga Sekretaris Dinas Sosial Afriadi sudah lengkap dengan data dan video yang telah diunggah ke youtube.
"Kami tidak melakukan tinjauan lapangan lagi karena semua sudah lengkap, " kata Ria Aryani yang juga akademisi Universitas Andalas ini.(hms)