Walikota Fremantle Lihat Potensi Udang Vanamei
D'On, Padang-- Walikota Fremantle DR Brad Pettitt melihat potensi daerah Kota Padang. Dalam lawatan di hari keduanya di Padang, Walikota Fremantle ini menengok potensi udang vanamei di Pasir Jambak, Kecamatan Koto Tangah, Selasa (2/5).
"Mengagumkan sekali," timpal DR Brad Pettitt saat melihat tambak udang vanamei milik kelompok masyarakat yang cukup besar di Pasir Jambak itu.
Saat kunjungan tersebut, udang vanamei milik masyarakat Pasir Jambak sudah cukup besar dan siap untuk dipanen. Walikota Padang kemudian mengambil jaring untuk menangkap udang tersebut.
Tanpa ragu, Mahyeldi melempar jaring ke tengah tambak. Tak berapa lama, jaring terisi udang yang cukup besar dan segar.
"Wah banyak sekali, luar biasa," celetuk pekerja di tambak udang itu saat melihat Walikota Padang menyeret jaring hingga ke pinggir.
Walikota Fremantle pun penasaran ingin mencoba. DR Brad Pettitt kemudian mengambil jaring dan mencoba melempar ke dalam tambak. Hasilnya, cukup banyak juga udang yang terjaring.
"Ini pengalaman pertama saya menjaring udang," sergahnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang Zalbadri menyebutkan budidaya udang vaname cocok dikembangkan di Padang, apalagi prospek keekonomian komoditas tersebut sangat tinggi.
“Pasarnya bagus, proses budidayanya juga mudah dan cocok dengan wilayah Kota Padang yang masih banyak rawa-rawa. Kalau ditekuni ini akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Dia menyebutkan budidaya udang vaname ini dilakukan di tambak seluas 500 meter persegi (m2) milik kelompok masyarakat Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah.
"Ujicobanya dimulai sejak Januari lalu," terangnya.
Hasil panen udang ini mencapai 3,75 ton sampai 4,25 ton. Nilainya bisa mencapai Rp400 juta.
"Hanya 100 hari, udang dapat dipanen. Harga perkilogramnya mencapai Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu," tambahnya.
Udang vaname memiliki sejumlah keunggulan, seperti tahan terhadap berbagai penyakit, tingkat pertumbuhan yang relatif cepat, cocok dibudidayakan di daerah berawa, dan memiliki nilai ekonomi tinggi. (hms)
"Mengagumkan sekali," timpal DR Brad Pettitt saat melihat tambak udang vanamei milik kelompok masyarakat yang cukup besar di Pasir Jambak itu.
Saat kunjungan tersebut, udang vanamei milik masyarakat Pasir Jambak sudah cukup besar dan siap untuk dipanen. Walikota Padang kemudian mengambil jaring untuk menangkap udang tersebut.
Tanpa ragu, Mahyeldi melempar jaring ke tengah tambak. Tak berapa lama, jaring terisi udang yang cukup besar dan segar.
"Wah banyak sekali, luar biasa," celetuk pekerja di tambak udang itu saat melihat Walikota Padang menyeret jaring hingga ke pinggir.
Walikota Fremantle pun penasaran ingin mencoba. DR Brad Pettitt kemudian mengambil jaring dan mencoba melempar ke dalam tambak. Hasilnya, cukup banyak juga udang yang terjaring.
"Ini pengalaman pertama saya menjaring udang," sergahnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang Zalbadri menyebutkan budidaya udang vaname cocok dikembangkan di Padang, apalagi prospek keekonomian komoditas tersebut sangat tinggi.
“Pasarnya bagus, proses budidayanya juga mudah dan cocok dengan wilayah Kota Padang yang masih banyak rawa-rawa. Kalau ditekuni ini akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Dia menyebutkan budidaya udang vaname ini dilakukan di tambak seluas 500 meter persegi (m2) milik kelompok masyarakat Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah.
"Ujicobanya dimulai sejak Januari lalu," terangnya.
Hasil panen udang ini mencapai 3,75 ton sampai 4,25 ton. Nilainya bisa mencapai Rp400 juta.
"Hanya 100 hari, udang dapat dipanen. Harga perkilogramnya mencapai Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu," tambahnya.
Udang vaname memiliki sejumlah keunggulan, seperti tahan terhadap berbagai penyakit, tingkat pertumbuhan yang relatif cepat, cocok dibudidayakan di daerah berawa, dan memiliki nilai ekonomi tinggi. (hms)