Ini Rahasia Dibalik Tangguhnya Bangunan Bangsa Romawi
D'On, Jakarta- Sisa-sisa dermaga batu bernama Portus Cosanus di Orbetello, Italia, masih berdiri tegak meski dihantam angin dan ombak selama lebih dari 2000 tahun. Rahasia ketangguhan benteng ini menjadi bahan bagi ilmuwan dalam mencari campuran semen paling kuat sedunia.
Struktur dermaga Portus Cosanus terbuat dari campuran debu vulkanik, kapur, dan air laut. Tapi apa resep sesungguhnya pada struktur itu sehingga bisa bertahan dalam waktu?
Satu tim peneliti dari Departemen Energi di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley, memakai sinar X untuk membedah bahan semen yang dipakai untuk membangun Portus Cosanus. Tujuannya untuk menemukan campuran semen paling tangguh untuk membangun struktur macam dinding laut dan sebagainya.
Mereka, dalam studi yang dimuat di jurnal American Mineralogist menemukan antara lain kristal aluminous tobermorite, dan lapisan mineral lain, yang berperan dalam memperkuat semen.
Lapisan kapur (disebut juga kalsiumoksida atau CaO), terpapar air laut. Kemudian terjadi kristalisasi aluminous tobermorite di kapur. Pembentukan mineral ini juga sering berhubungan dengan kristalisasi phillipsite.
Mineral baru ini kemudian membentuk serat dan plat sehingga struktur jadi kuat dan tangguh. Intinya, bangunan Romawi itu mengandalkan reaksi dari campuran batu vulkanis dengan air laut untuk menghasilkan mineral semen yang baru yang menahan struktur tetap awet di tengah gempuran air laut.
Resep bangunan Romawi ini jelas berbeda dengan resep campuran semen modern. Biasanya bangunan modern menggunakan semen pabrikan, yang terdiri dari batu kapur, batu pasir, abu, kapur, besi, dan tanah liat, serta bahan lain. Campuran ini dipanaskan untuk membentuk material semen yang dipakai pada bangunan masa kini.
Tim itu sampai saat ini masih berusaha menciptakan ulang ramuan semen Romawi itu. Mereka mencoba mencampur air laut dari teluk San Fransisco dan batu vulkanis dari Amerika Serikat bagian barat. Mereka juga menyelidiki kristal aluminous tobermorite yang juga dihasilkan oleh gunung api bawah laut, Surtsey di Islandia.
Jika kelak nanti ditemukan, ini akan sangat membantu industri semen, yang sedang berusaha membuat campuran baru semen mereka dari batu vulkanis dan proses produksi rendah energi untuk menyelamatkan lingkungan hidup.
Struktur dermaga Portus Cosanus terbuat dari campuran debu vulkanik, kapur, dan air laut. Tapi apa resep sesungguhnya pada struktur itu sehingga bisa bertahan dalam waktu?
Satu tim peneliti dari Departemen Energi di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley, memakai sinar X untuk membedah bahan semen yang dipakai untuk membangun Portus Cosanus. Tujuannya untuk menemukan campuran semen paling tangguh untuk membangun struktur macam dinding laut dan sebagainya.
Mereka, dalam studi yang dimuat di jurnal American Mineralogist menemukan antara lain kristal aluminous tobermorite, dan lapisan mineral lain, yang berperan dalam memperkuat semen.
Lapisan kapur (disebut juga kalsiumoksida atau CaO), terpapar air laut. Kemudian terjadi kristalisasi aluminous tobermorite di kapur. Pembentukan mineral ini juga sering berhubungan dengan kristalisasi phillipsite.
Mineral baru ini kemudian membentuk serat dan plat sehingga struktur jadi kuat dan tangguh. Intinya, bangunan Romawi itu mengandalkan reaksi dari campuran batu vulkanis dengan air laut untuk menghasilkan mineral semen yang baru yang menahan struktur tetap awet di tengah gempuran air laut.
Resep bangunan Romawi ini jelas berbeda dengan resep campuran semen modern. Biasanya bangunan modern menggunakan semen pabrikan, yang terdiri dari batu kapur, batu pasir, abu, kapur, besi, dan tanah liat, serta bahan lain. Campuran ini dipanaskan untuk membentuk material semen yang dipakai pada bangunan masa kini.
Tim itu sampai saat ini masih berusaha menciptakan ulang ramuan semen Romawi itu. Mereka mencoba mencampur air laut dari teluk San Fransisco dan batu vulkanis dari Amerika Serikat bagian barat. Mereka juga menyelidiki kristal aluminous tobermorite yang juga dihasilkan oleh gunung api bawah laut, Surtsey di Islandia.
Jika kelak nanti ditemukan, ini akan sangat membantu industri semen, yang sedang berusaha membuat campuran baru semen mereka dari batu vulkanis dan proses produksi rendah energi untuk menyelamatkan lingkungan hidup.
#cnnind