Walikota Padang: Agama dengan Pemerintah Tak Bisa Dipisahkan
D'On, Padang- Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo menyebut bahwa agama dan pemerintah tidak dapat dipisahkan. Karena hadirnya sebuah negara tak terlepas dari campur tangan Allah SWT.
"Kemerdekaan Indonesia tidak saja atas ikut campur tangan manusia, akan tetapi karena kuasa Allah SWT," ungkapnya saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI oleh anggota DPR RI, Hermanto, di Aula Baznas Kota Padang, Minggu (18/6).
Mahyeldi menyebut, dengan kuasa Allah itu, agama dan pemerintah tak dapat dipisahkan.
"Jika ada yang berpikiran bahwa keduanya (agama dan pemerintah) tak boleh disatukan, itu sangat keliru dan tidak tepat," tegas Mahyeldi.
Sebab menurut Mahyeldi, keterlibatan Allah dalam terbentuknya Indonesia sebagai negara telah tertuang ke dalam Pancasila pada sila pertama. Yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Begitu juga pada UUD 1945. Di mana dalam alinea pada UUD 1945 tersebut tertulis bahwa kemerdekaan Indonesia atas berkat rahmat Allah.
"Dan lima sila pada Pancasila itu merupakan nilai-nilai yang hidup di tengah bangsa Indonesia," sebutnya.
Sementara itu Mahyeldi mengatakan bahwa penganut paham atheis tidak boleh hidup di Indonesia. Sebab seluruh rakyat Indonesia bertuhan.
"Sila pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini menandakan bahwa seluruh rakyat Indonesia beragama, tidak ada yang tidak," papar Mahyeldi.
Walikota mengatakan bahwa peran umat Islam dalam kemerdekaan Indonesia tak dapat terbantahkan. Karena itu, Mahyeldi mengimbau kepada seluruh umat Islam agar tidak terpinggirkan. Sebab saat ini ada indikasi dari pihak tertentu untuk sengaja menyingkirkan umat Islam. Karena umat Islam cukup berpengaruh besar bagi negara ini. (hms)
"Kemerdekaan Indonesia tidak saja atas ikut campur tangan manusia, akan tetapi karena kuasa Allah SWT," ungkapnya saat membuka Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI oleh anggota DPR RI, Hermanto, di Aula Baznas Kota Padang, Minggu (18/6).
Mahyeldi menyebut, dengan kuasa Allah itu, agama dan pemerintah tak dapat dipisahkan.
"Jika ada yang berpikiran bahwa keduanya (agama dan pemerintah) tak boleh disatukan, itu sangat keliru dan tidak tepat," tegas Mahyeldi.
Sebab menurut Mahyeldi, keterlibatan Allah dalam terbentuknya Indonesia sebagai negara telah tertuang ke dalam Pancasila pada sila pertama. Yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Begitu juga pada UUD 1945. Di mana dalam alinea pada UUD 1945 tersebut tertulis bahwa kemerdekaan Indonesia atas berkat rahmat Allah.
"Dan lima sila pada Pancasila itu merupakan nilai-nilai yang hidup di tengah bangsa Indonesia," sebutnya.
Sementara itu Mahyeldi mengatakan bahwa penganut paham atheis tidak boleh hidup di Indonesia. Sebab seluruh rakyat Indonesia bertuhan.
"Sila pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini menandakan bahwa seluruh rakyat Indonesia beragama, tidak ada yang tidak," papar Mahyeldi.
Walikota mengatakan bahwa peran umat Islam dalam kemerdekaan Indonesia tak dapat terbantahkan. Karena itu, Mahyeldi mengimbau kepada seluruh umat Islam agar tidak terpinggirkan. Sebab saat ini ada indikasi dari pihak tertentu untuk sengaja menyingkirkan umat Islam. Karena umat Islam cukup berpengaruh besar bagi negara ini. (hms)