Kamu Yang Mana ??? Diantara Empat Tipe Pengguna Facebook
D'On, Jakarta- Pengguna Facebook sudah tembus 2 miliar orang. Rata-rata 1,28 miliar orang mengakses situs jejaring sosial ini setiap hari dengan rata-rata menghabiskan waktu 35 menit setiap hari.
Tiga profesor komunikasi dari Universitas Brigham Young meneliti fenomena ini. Mereka beranjak dari pertanyaan: mengapa Facebook bisa disukai begitu banyak orang?
Dari jawaban atas pertanyaan itu, ketiga profesor mendapati ada empat kategori pengguna Facebook, seperti dilansir Science Daily:
Si Pembangun Hubungan
Tiga profesor komunikasi dari Universitas Brigham Young meneliti fenomena ini. Mereka beranjak dari pertanyaan: mengapa Facebook bisa disukai begitu banyak orang?
Dari jawaban atas pertanyaan itu, ketiga profesor mendapati ada empat kategori pengguna Facebook, seperti dilansir Science Daily:
Si Pembangun Hubungan
Pengguna Facebook jenis ini membuat posting, merespons posting orang lain, dan menggunakan fitur-fitur Facebook untuk membentengi eksistensi hubungan/relasinya yang sudah ada di luar dunia maya dan menambah relasinya di dunia maya. “Mereka menggunakannya sebagai perpanjangan kehidupan nyata, dengan keluarga dan teman di dunia nyata,” tutur Tom Robinson, pemimpin studi itu.
Si Penyampai Pesan
Seperti orang yang kamu temukan menyampaikan pengumuman di jalanan atau pasar. Mereka ini membangun jurang yang besar antara kehidupan nyata dan maya. Mereka kurang peduli pada foto-foto, cerita, atau informasi yang kamu bagikan. Mereka lebih suka menyampaikan sesuatu yang sedang terjadi. “Mereka tipe yang lebih suka menyampaikan informasi saja, me-repost cerita atau mengumumkan adanya peristiwa,” kata Robinson lagi.
Si Selfie
Mereka ini memakai Facebook untuk mempromosikan dirinya sendiri. Seperti Si Pembangun Hubungan, mereka mem-posting foto, video, teks. Tapi tak seperti Si Pembangun Hubungan, Si Selfie ini hanya fokus untuk mendapatkan perhatian orang, mengejar Like, dan komentar. Mereka ini golongan orang yang merasa makin diterima ketika mendengar lebih banyak bunyi notifikasi “Like” pada apa yang di-posting-nya. “Mereka ini lebih ingin menampilkan image dirinya sendiri, tak peduli itu akurat atau tidak,” ujar Kris Boyle, salah satu penulis studi.
Si Pencuci Mata
Mereka ini merasa perlu hadir di Facebook, tapi jarang mem-posting informasi pribadinya. Mereka, kata Clark Callahan, si peneliti satu lagi, “Lebih ingin melihat apa yang sedang dilakukan orang lain.” Orang-orang ini, kalau ditanya mengapa suka memakai Facebook, jawabannya antara lain: “Saya bisa bebas membuka-buka profil yang saya taksir, mengetahui kesukaan mereka, dan status hubungannya.”
Meski begitu, seorang pengguna Facebook bisa saja tak hanya termasuk satu kelompok namun bisa termasuk ke dalam dua atau lebih kelompok. Tapi, kata Robinson, selalu ada tendensi seseorang masuk ke dalam satu kelompok. “Saya sendiri bertendensi Si Pembangun Hubungan,” ujar Robinson.
Lantas, apa gunanya label dan pengelompokan semacam ini? Boyle mengatakan media sosial mempengaruhi hampir segala sesuatu yang kita lakukan saat ini. “Dan kebanyakan orang tidak berpikir mengapa mereka bermedia sosial,” katanya. “Tapi kalau seseorang bisa mengenali kebiasaannya, setidaknya mereka bisa menciptakan awareness bagi dirinya sendiri.”
#cnnind