Dibantu Pemko, Bendi Bidik Wisatawan
D'On, Padang,- Bermunculannya moda transportasi online, membuat alat angkut tradisional semakin ditinggalkan. Bendi contohnya. Alat transportasi paling diminati ketika di era keemasannya, kini justru semakin ditinggalkan.
Agar bendi tidak "punah" ditelan zaman, Pemerintah Kota Padang mencoba menyelamatkan angkutan yang ditarik oleh kuda itu. Pemko Padang membantu mencarikan pangsa pasar yang baru untuk bendi.
"Kita bantu mencarikan pangsa pasar baru bagi bendi, bukan lagi masyarakat biasa, tetapi wisatawan," ungkap Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, kemarin.
Pemko Padang merasa tersentuh atas pengakuan pemilik bendi di Kota Padang. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang mengumpulkan 40 kusir bendi yang ada. Para kusir bendi mengaku kalah bersaing dengan transportasi online.
"Mereka menyebut, untuk satu gantang beras saja tidak dapat dalam sehari," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Padang Medi Iswandi.
Sebanyak 40 pemilik bendi dikumpulkan. Mereka akan membawa wisatawan dengan tarif yang telah disepakati bersama.
"Tarif yang disepakati Rp 50 ribu per 30 menit," ungkap Medi.
Kusir bendi ini tergabung ke dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pemko Padang justru telah membuatkan brosur dan leaflet sebagai bentuk promosi kepada wisatawan.
"Brosur sudah diedarkan ke hotel maupun travel biro," tutur Medi.
Nantinya, jika ada wisatawan yang ingin menggunakan bendi, travel biro maupun pemilik hotel akan menghubungi nomor kontak yang tertera di brosur tersebut. Pemilik bendi akan langsung datang ke lokasi yang diminta.
Menariknya, para kusir bendi ini telah memiliki kode etik yang telah disepakati bersama. Jika ada yang menetapkan tarif diluar kesepakatan, bendi tersebut akan dikeluarkan dari Pokdarwis tersebut dan tidak dibolehkan lagi membawa wisatawan.
"Jika ada yang ingin memesan silahkan hubungi 081261876678, pemesanan dilakukan dua jam sebelum berangkat," pungkas Medi. (hms)
Agar bendi tidak "punah" ditelan zaman, Pemerintah Kota Padang mencoba menyelamatkan angkutan yang ditarik oleh kuda itu. Pemko Padang membantu mencarikan pangsa pasar yang baru untuk bendi.
"Kita bantu mencarikan pangsa pasar baru bagi bendi, bukan lagi masyarakat biasa, tetapi wisatawan," ungkap Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, kemarin.
Pemko Padang merasa tersentuh atas pengakuan pemilik bendi di Kota Padang. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang mengumpulkan 40 kusir bendi yang ada. Para kusir bendi mengaku kalah bersaing dengan transportasi online.
"Mereka menyebut, untuk satu gantang beras saja tidak dapat dalam sehari," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Padang Medi Iswandi.
Sebanyak 40 pemilik bendi dikumpulkan. Mereka akan membawa wisatawan dengan tarif yang telah disepakati bersama.
"Tarif yang disepakati Rp 50 ribu per 30 menit," ungkap Medi.
Kusir bendi ini tergabung ke dalam kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pemko Padang justru telah membuatkan brosur dan leaflet sebagai bentuk promosi kepada wisatawan.
"Brosur sudah diedarkan ke hotel maupun travel biro," tutur Medi.
Nantinya, jika ada wisatawan yang ingin menggunakan bendi, travel biro maupun pemilik hotel akan menghubungi nomor kontak yang tertera di brosur tersebut. Pemilik bendi akan langsung datang ke lokasi yang diminta.
Menariknya, para kusir bendi ini telah memiliki kode etik yang telah disepakati bersama. Jika ada yang menetapkan tarif diluar kesepakatan, bendi tersebut akan dikeluarkan dari Pokdarwis tersebut dan tidak dibolehkan lagi membawa wisatawan.
"Jika ada yang ingin memesan silahkan hubungi 081261876678, pemesanan dilakukan dua jam sebelum berangkat," pungkas Medi. (hms)