Status Gunung Agung Jadi Awas, Masyarakat Diimbau Siapkan Masker
D'On, Bali,- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan, terhitung mulai Jumat (22/9) pukul 20.30 WITA status aktivitas Gunung Agung, yang berlokasi di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, telah meningkat dari Level III (SIAGA) menjadi Level IV (AWAS). Untuk itu, masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 9 km dari kawah.
Mengingat jika terjadi erupsi ada potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar G. Agung maupun di Pulau Bali, segera menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi bahaya abu vulkanik.
Kepala Biro Komunikasi. Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, dalam siaran persnya Jumat (22/9) malam mengatakan, sejak dinaikkan status aktivitasnya menjadi Level III (SIAGA) pada Senin (18/9) pukul 21.00 WITA lalu, Gunung Agung mengalami peningkatan kegempaan signifikan beberapa hari terakhir.
Dadan mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung diminta untuk tetap tenang, dan tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung, dan di seluruh area di dalam radius 9 KM dari kawah puncak Gunung Agung.
“Pasca kenaikan status aktivitas ini, wilayah perluasan sektoral yang harus dijauhi ditambah menjadi 12 km arah Utara, Tenggara dan Selatan-Barat Daya,” ujar Dadan.
Hujan Abu Lebat
Dalam siaran pers Kementerian ESDM juga disebutkan, jika erupsi terjadi maka potensi bahaya lain yang dapat terjadi adalah terjadinya hujan abu lebat yang melanda seluruh Zona Perkiraan Bahaya. Hujan abu lebat juga dapat meluas dampaknya ke luar Zona Perkiraan Bahaya bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Menurut Kementerian ESDM, saat ini angin bertiup dominan ke arah Barat-Baratlaut. Oleh karena itu, diharapkan agar hal ini dapat diantisipasi sejak dini terutama dalam menentukan lokasi pengungsian.
“Mengingat adanya potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar G. Agung maupun di Pulau Bali, segera menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi bahaya abu vulkanik,” bunyi siaran pers itu.
Masyarakat maupun Pemerintah Daerah, BNPB, BPBD Provinsi Bali, BPBD Kabupaten Karangasem, dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi G. Agung setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.vsi.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play.
Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan dengan melaporkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aktivitas G. Agung melalui fitur Lapor Bencana. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation). (stk)
Mengingat jika terjadi erupsi ada potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar G. Agung maupun di Pulau Bali, segera menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi bahaya abu vulkanik.
Kepala Biro Komunikasi. Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, dalam siaran persnya Jumat (22/9) malam mengatakan, sejak dinaikkan status aktivitasnya menjadi Level III (SIAGA) pada Senin (18/9) pukul 21.00 WITA lalu, Gunung Agung mengalami peningkatan kegempaan signifikan beberapa hari terakhir.
Dadan mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung diminta untuk tetap tenang, dan tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung, dan di seluruh area di dalam radius 9 KM dari kawah puncak Gunung Agung.
“Pasca kenaikan status aktivitas ini, wilayah perluasan sektoral yang harus dijauhi ditambah menjadi 12 km arah Utara, Tenggara dan Selatan-Barat Daya,” ujar Dadan.
Hujan Abu Lebat
Dalam siaran pers Kementerian ESDM juga disebutkan, jika erupsi terjadi maka potensi bahaya lain yang dapat terjadi adalah terjadinya hujan abu lebat yang melanda seluruh Zona Perkiraan Bahaya. Hujan abu lebat juga dapat meluas dampaknya ke luar Zona Perkiraan Bahaya bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Menurut Kementerian ESDM, saat ini angin bertiup dominan ke arah Barat-Baratlaut. Oleh karena itu, diharapkan agar hal ini dapat diantisipasi sejak dini terutama dalam menentukan lokasi pengungsian.
“Mengingat adanya potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) pada manusia maka diharapkan seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar G. Agung maupun di Pulau Bali, segera menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata sebagai upaya antisipasi potensi bahaya abu vulkanik,” bunyi siaran pers itu.
Masyarakat maupun Pemerintah Daerah, BNPB, BPBD Provinsi Bali, BPBD Kabupaten Karangasem, dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi G. Agung setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.vsi.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play.
Partisipasi masyarakat juga sangat diharapkan dengan melaporkan kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aktivitas G. Agung melalui fitur Lapor Bencana. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation). (stk)