Legenda Persela Meninggal Dunia
D'On, Lamongan,- Awan kelam kembali menghiasi sepakbola Indonesia. Setelah beberapa waktu yang lalu beberapa suporter meninggal dunia, kali ini giliran dari pemain. Pemain yang dimaksud adalah kiper selaligus legenda terbesar Persela Lamongan, Chirul Huda.
Kiper asli Lamongan itu baru saja meninggal pada Minggu (15/10/2017) petang WIB di Rumah Sakit dr. Soegiri, Lamongan. Sebelumnya di Stadion Surajaya, Huda berbenturan secara keras dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues di laga lanjutan Liga 1 kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan.
Meninggalnya Huda tentu menjadi kehilangan tersendiri bagi sepakbola Indonesia, khususnya Lamongan. Telah lama pria bertinggi badan 181 cm ini menjadi ikon, kapten sekaligus kiper andalan dari Persela Lamongan.
Jika melihat ke belakang, Huda memang sejak awal dilahirkan untuk Persela. Huda memperkuat klub kampung halamannya ini sejak tahun 1999 kala masih berusia 22 tahun dan terus ia lanjutkan hingga ajal menjemputnya. Huda sudah berseragam Persela sejak klub ini meniti dari divisi bawah dan lolos ke divisi utama pada tahun 2003.
Tak pernah pindah klub
Bersama Persela, Huda telah mencatatkan ratusan penampilan di Liga Indonesia dan tentu beragam prestasi mulai dari juara Piala Gubernur Jawa Timur sebanyak empat kali di tahun 2003, 2007, 2011, dan 2012.
Prestasi terbaik yang pernah diberikan Huda untuk Laskar Joko Tingkir adalah mengantarkan klub kebanggaan LA Mania itu mengakhiri musim Indonesia Super League (ISL) musim 2011/12 di urutan keempat. Di musim tersebut ia juga masuk sebagai tim bintang yang menghadapi juara liga, Sriwijaya FC.
Meski tampil konsisten di level klub, bakat Huda nyaris tak pernah dimanfaatkan di level tim nasional. Bahkan, pemanggilan pertama Huda di tim nasional senior baru terjadi di tahun 2014 atau ketika usianya sudah menginjak 34 tahun.
Kini sosok yang juga merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lamongan ini telah ada di pangkuan yang Maha Kuasa. Meski demikian cinta dan dedikasinya untuk sepakbola dan tentunya Persela Lamongan akan terus dikenang dan patut untuk dicontoh.
Seperti klub Indoensia lainnya, Persela tentu tak luput dari masalah finansial, hingga penurunan prestasi. Namun, Huda membuktikan cinta untuk sebuah klub itu bukan sekedar untuk uang semata. Selama 18 tahun Choirul Huda setia menjaga gawang Persela Lamongan, dan untuk selamanya cinta Huda akan tetap tertancap di Surajaya.
Selamat Jalan, Choirul Huda!
Kiper asli Lamongan itu baru saja meninggal pada Minggu (15/10/2017) petang WIB di Rumah Sakit dr. Soegiri, Lamongan. Sebelumnya di Stadion Surajaya, Huda berbenturan secara keras dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues di laga lanjutan Liga 1 kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan.
Meninggalnya Huda tentu menjadi kehilangan tersendiri bagi sepakbola Indonesia, khususnya Lamongan. Telah lama pria bertinggi badan 181 cm ini menjadi ikon, kapten sekaligus kiper andalan dari Persela Lamongan.
Jika melihat ke belakang, Huda memang sejak awal dilahirkan untuk Persela. Huda memperkuat klub kampung halamannya ini sejak tahun 1999 kala masih berusia 22 tahun dan terus ia lanjutkan hingga ajal menjemputnya. Huda sudah berseragam Persela sejak klub ini meniti dari divisi bawah dan lolos ke divisi utama pada tahun 2003.
Tak pernah pindah klub
Bersama Persela, Huda telah mencatatkan ratusan penampilan di Liga Indonesia dan tentu beragam prestasi mulai dari juara Piala Gubernur Jawa Timur sebanyak empat kali di tahun 2003, 2007, 2011, dan 2012.
Prestasi terbaik yang pernah diberikan Huda untuk Laskar Joko Tingkir adalah mengantarkan klub kebanggaan LA Mania itu mengakhiri musim Indonesia Super League (ISL) musim 2011/12 di urutan keempat. Di musim tersebut ia juga masuk sebagai tim bintang yang menghadapi juara liga, Sriwijaya FC.
Meski tampil konsisten di level klub, bakat Huda nyaris tak pernah dimanfaatkan di level tim nasional. Bahkan, pemanggilan pertama Huda di tim nasional senior baru terjadi di tahun 2014 atau ketika usianya sudah menginjak 34 tahun.
Kini sosok yang juga merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lamongan ini telah ada di pangkuan yang Maha Kuasa. Meski demikian cinta dan dedikasinya untuk sepakbola dan tentunya Persela Lamongan akan terus dikenang dan patut untuk dicontoh.
Seperti klub Indoensia lainnya, Persela tentu tak luput dari masalah finansial, hingga penurunan prestasi. Namun, Huda membuktikan cinta untuk sebuah klub itu bukan sekedar untuk uang semata. Selama 18 tahun Choirul Huda setia menjaga gawang Persela Lamongan, dan untuk selamanya cinta Huda akan tetap tertancap di Surajaya.
Selamat Jalan, Choirul Huda!
(alang)