Hikmah Ramadhan: Bermohon di Bulan Pengampunam
Oleh: Desri Ayunda
Pernahkah kita mendapatkan kesempatan pemutihan pajak oleh pemerintah? Sebuah kesempatan yang langka ketika ada satu dua kenderaan yang menunggak pajaknya bertahun-tahun. Kesempatan itu sangat berharga tentunya.
Agaknya begitulah Bulan Suci Ramadhan. Bulan kesempatan untuk memohon ampunan dari segala dosa-dosa yang telah diperbuat, baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Allah SWT memberi kesempatan bagi makhluknya untuk memohon ampunan. Sebab, harus disadari, sebagai manusia, kita adalah tempat dimana khilaf, salah dan dosa selalu ada.
Bagaimana teknis "pemutihan" dosa? Jawabnya, beribadah secara maksimal. Berkualitas dan berkuantitas. Pada bulan suci Ramadhan, seluruh ibadah wajib bisa dikerjakan. Kecuali ibadah haji, rukun Islam di bulan puasa bisa dikerjakan semuanya; Shahadatain, Shalat Lima Waktu, Puasa dan Zakat.
Diiring dengan ibadah yang melengkapi ibadah utama. Itulah shalat sunat, berbuat baik untuk sesama, bahkan terhadap sesama makhluk hidup dan alam. Pada bulan puasa, kita benar-benar dianjurkan menjaga diri dari dosa yang tidak disengaja serta selalu berniat untuk merebut pahala.
Perbuatan baik, apapun bentuknya, atas berlandaskan iman dan taqwa bisa menghapus dosa-dosa yang pernah dibuat kecuali dosa besar seperti syirik. Menyekutukan Allah SWT.
Tetaplah, kita dalam batas paling maksimal berjuang dalam ibadah wajib, ibadah sunnah, doa-doa, lalu berbuat baik, sehingga kita terampuni dari segala dosa. Berjuang memohon ampun agar kehidupan di masa datang bisa dihadapi dengan sebaik-baiknya. Perjuangan seperti ini hendaknya juga terjadi tidak hanya di bulan suci Ramadhan, tetapi juga pada bulan lain. Inilah yang dilakukankan oleh para sufi dan para kaum tarekat. Membersih diri dan bermunajat agar diampuni dosa-dosa. Mereka melakukannya setiap saat.
Mereka yang terlepas dari tekanan dosa-dosa, akan kelihatan riang dan cerah. Cahaya iman terpancar dari wajah dan senyumannya. Ada hawa yang teduh ketika melihat dan berbicara. Dimana sikap dan tindakannya terpelihara dari dosa-dosa. Begitulah, impian menjadi manusia sempurna (insan kamil). Mari berjuang untuk demikian.
Secara sederhana, kelegaan dalam kebahagiaan adalah capaian yang paling dasar setiap ibadah. Hanya secara pribadi yang dapat dirasakan demikian. Seperti kelegaan setelah bayar pajak kenderaan. Aman, tak takut ditilang lagi. Salam. []
Pernahkah kita mendapatkan kesempatan pemutihan pajak oleh pemerintah? Sebuah kesempatan yang langka ketika ada satu dua kenderaan yang menunggak pajaknya bertahun-tahun. Kesempatan itu sangat berharga tentunya.
Agaknya begitulah Bulan Suci Ramadhan. Bulan kesempatan untuk memohon ampunan dari segala dosa-dosa yang telah diperbuat, baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Allah SWT memberi kesempatan bagi makhluknya untuk memohon ampunan. Sebab, harus disadari, sebagai manusia, kita adalah tempat dimana khilaf, salah dan dosa selalu ada.
Bagaimana teknis "pemutihan" dosa? Jawabnya, beribadah secara maksimal. Berkualitas dan berkuantitas. Pada bulan suci Ramadhan, seluruh ibadah wajib bisa dikerjakan. Kecuali ibadah haji, rukun Islam di bulan puasa bisa dikerjakan semuanya; Shahadatain, Shalat Lima Waktu, Puasa dan Zakat.
Diiring dengan ibadah yang melengkapi ibadah utama. Itulah shalat sunat, berbuat baik untuk sesama, bahkan terhadap sesama makhluk hidup dan alam. Pada bulan puasa, kita benar-benar dianjurkan menjaga diri dari dosa yang tidak disengaja serta selalu berniat untuk merebut pahala.
Perbuatan baik, apapun bentuknya, atas berlandaskan iman dan taqwa bisa menghapus dosa-dosa yang pernah dibuat kecuali dosa besar seperti syirik. Menyekutukan Allah SWT.
Tetaplah, kita dalam batas paling maksimal berjuang dalam ibadah wajib, ibadah sunnah, doa-doa, lalu berbuat baik, sehingga kita terampuni dari segala dosa. Berjuang memohon ampun agar kehidupan di masa datang bisa dihadapi dengan sebaik-baiknya. Perjuangan seperti ini hendaknya juga terjadi tidak hanya di bulan suci Ramadhan, tetapi juga pada bulan lain. Inilah yang dilakukankan oleh para sufi dan para kaum tarekat. Membersih diri dan bermunajat agar diampuni dosa-dosa. Mereka melakukannya setiap saat.
Mereka yang terlepas dari tekanan dosa-dosa, akan kelihatan riang dan cerah. Cahaya iman terpancar dari wajah dan senyumannya. Ada hawa yang teduh ketika melihat dan berbicara. Dimana sikap dan tindakannya terpelihara dari dosa-dosa. Begitulah, impian menjadi manusia sempurna (insan kamil). Mari berjuang untuk demikian.
Secara sederhana, kelegaan dalam kebahagiaan adalah capaian yang paling dasar setiap ibadah. Hanya secara pribadi yang dapat dirasakan demikian. Seperti kelegaan setelah bayar pajak kenderaan. Aman, tak takut ditilang lagi. Salam. []