Breaking News

Muslim Hidayat: Jangan Tipu Masyarakat Kota Dengan Berita Pencitraan

D'On, Padang,- Buya Muslim Hidayat Rajo Intan menilai, untuk menjadi seorang pemimpin, tak cukup dengan bermodalkan popularitas sebagai hasil pencitraan semata. Tentu akan sangat memprihatinkan jika Kota Padang dipimpin oleh orang yang bermodal pencitraan.

"Dalam pandangan saya, banyak calon pemimpin tampil ke depan dengan mengandalkan popularitas atas ajuan dari partai politiknya. Cara tersebut ditempuh untuk mendapatkan posisi legal-formal dalam struktur pemerintahan," ungkapnya kepada wartawan, Jumat, 25 Mei 2018.

Menurut dai muda ini, yang menjadi masalah serius adalah ketika popularitas itu tidak berbanding lurus dengan kemampuan dan integritas yang dimiliki. Sehingga kekuasaan dimenangkan melalui settingan popularitas, uang atau jejaring dinasti.

"Pemimpin seperti inilah yang secara nyata akan merusak cita-cita luhur daerah dan demokrasi yang ada di negeri ini. Tentu sangat memprihatinkan, apabila Kota Padang ini dipimpin oleh orang-orang yang berambisi menjadi pemimpin dengan cara memakai topeng politik dan iming-iming janji palsu.

"Ibarat sebuah syair, “Kau yang mulai, kau yang akhiri, kau yang berjanji kau yang mengingkari",” terangnya.

Maka untuk itu, katanya lagi, dalam memilih pemimpin harus selalu memperhatikan track record dan kepribadian yang ia miliki. Jangan pilih pemimpin yang sekedar mengejar legal-formal dan terlihat besar karena settingan popularitas.

"Kalau kita lihat dan kita perhatikan track record dari pasangan calon yang berlaga di Pilkada Kota Padang 27 Juni 2018, maka sangatlah cocok pasangan Emzalmi dan Desri Ayunda untuk menjadi pemimpin Kota Padang yang kita cintai ini," ungkapnya.

Apatah lagi, keduanya merupakan perpaduan seorang birokrat dan profesional. Untuk itu, ia mengimbau warga kota untuk menjatuhkan pilihan kepada pasangan nomor urut 1, Emzalmi dan Desri Ayunda.

"Bersama Emzalmi dan Desri Ayunda, kita wujudkan Kota Padang sebagai kota maju dan mandani berbasis pariwisata, pendidikan, perdagangan, dan industri. Visi misi mereka lahir atas kajian yang mendalam dan masukan dari berbagai pihak, baik itu akademisi, ninik mamak dan ulama," jelasnya.

Dikatakannya, dari visi misi Emzalmi dan Desri Ayunda, pasangan ini bertekad membangun Kota Padang secara seimbang, antara wilayah pusat kota dan pinggiran kota yang lazim disebut Papiko (Padang Pinggir Kota, red) melalui pemberdayaan SDM/SDA sektor pariwisata, pertanian peternakan dan sektor perikanan, maupun pengembangan potensi pariwisata di wilayah pesisir pantai sesuai RTRW menuju Padang yang metropolitan dan relegius.

"Dan yang tak kalah penting, menurut saya, mereka bertekad melakukan peningkatan kualitas lingkungan terpadu melalui pengembangan infrastruktur dan sarana-prasarana perkotaan berbasis mitigasi bencana. Sebab, Kota Padang merupakan salah satu kota yang rawan bencana, terutama gempa dan tsunami," jelasnya. (Rel)