Tunjukan Rasa Empati, Desri Ayunda Sambangi Rumah Warga Yang Tertimpa Pohon
D'On, Padang,- Calon Wakil Walikota Padang nomor urut 1 di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Juni 2018, Desri Ayunda mengujungi rumah yang tertimpa pohon akibat angin kencang di Kelurahan Parupuk Tabiang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Senin, 28 Mei 2018.
Akibat kejadian tersebut, Sepriadi (40) mengalami patah tulang. Menurut Sepriadi, kejadiansekira pukul 16.30 WIB pada Jumat, 18 Mei 2018.
"Angin sangat kencang waktu itu, sehingga menumbangkan pohon kedondong yang ada samping rumah saya dan menghancurkan rumah semi parmanen milik keluarga saya ini," ujarnya.
Di rumah itu, Sepriadi tinggal bersama istrinya Nina (38) dan anaknya Adam Sesar (6). Parahnya, akibat kejadian tersebut tak hanya Sepriadi yang mengalami patah tulang, tetapi anaknya Adam Sesar mengalami luka di kepala.
"Alhamdulillah, kami sudah mendapatkan pertolongan medis," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Desri Ayunda menyampaiakan rasa belasungkawa atas musibah yang dialami oleh Sepriadi dan keluarga. Menurutnya, penanganan korban bencana alam, seperti puting beliaung adalah tangungjawab bersama.
"Sesuai dengan amanat Undang-undang nomor: 24 tahun 2007, ini adalah tanggungjawab kita bersama. Kedepannya, korban bencana ini harus kita perhatikan," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah wajib membantu korban bencana, tak cukup dengan datang membawa mie instan, sarden, dan matras saat kejadian menimpa warga.
Apatah lagi, pengulangan bencana sudah ada acuannya di PP nomor: 21 tahun 2008 tentang Penanganan Korban Bencana, dimana dikatakan panganan korban bencana tidak hanya dilakukan saat terjadi bencana, tetapi juga pengulangan bencana pra bencana.
"Bagaimana kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap ancaman bencana, apa yang mengintai mereka dengan mempersiapkan relawan-relawan bencana di tingkat kelurahan. Kita lakukan peningkatan kapasitas relawan bencana yang ada di kelurahan seperti pelatihan berkesenambungan, alat pengamanan diri mareka, alat komunikasi dua arah perlu kita prioritaskan," jelasnya.
Tak hanya itu, katanya, harus juga ada penanganan korban bencana saat terjadi bencana. Kalau relawan bencana tingkat kelurahan sudah memiliki kapasitas, korban bencana dengan cepat mendapatkan pertolongan, karena Kota Padang adalah etalasenya bencana gempa, banjir, tanah longsor dan puting beliaung.
"Perlu kita tahu, penanganan pasca bencana harus dilakukan, seperti memberikan bantuan rehap rumah pasca bencana. Ini sudah diatur di PP tentang pendanaanya," ungkap Desri.
Pada pasal 4, jelas Desri, dana pengulangan bencana bisa bersumber dari APBN, APBD dan dari masyarakat yang peduli terhadap korban bencana. Dana siap pakai yang dititipkan oleh pemerintah pusat di APBD Rp2 milyar setiap tahunnya juga bisa digunakan untuk membantu korban bencana.
"Jadi tidak ada alasan bagi pemerintah daerah untuk tidak menyalurkan bantuan kepada korban bencana," pungkasnya.
Tak sekedar mengunjungi Sepriadi dan keluarga, Desri bersama Ormas Pemuda Pancasila juga melakukan goro memperbaiki rumah Sepriadi. (Rel)
Akibat kejadian tersebut, Sepriadi (40) mengalami patah tulang. Menurut Sepriadi, kejadiansekira pukul 16.30 WIB pada Jumat, 18 Mei 2018.
"Angin sangat kencang waktu itu, sehingga menumbangkan pohon kedondong yang ada samping rumah saya dan menghancurkan rumah semi parmanen milik keluarga saya ini," ujarnya.
Di rumah itu, Sepriadi tinggal bersama istrinya Nina (38) dan anaknya Adam Sesar (6). Parahnya, akibat kejadian tersebut tak hanya Sepriadi yang mengalami patah tulang, tetapi anaknya Adam Sesar mengalami luka di kepala.
"Alhamdulillah, kami sudah mendapatkan pertolongan medis," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Desri Ayunda menyampaiakan rasa belasungkawa atas musibah yang dialami oleh Sepriadi dan keluarga. Menurutnya, penanganan korban bencana alam, seperti puting beliaung adalah tangungjawab bersama.
"Sesuai dengan amanat Undang-undang nomor: 24 tahun 2007, ini adalah tanggungjawab kita bersama. Kedepannya, korban bencana ini harus kita perhatikan," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah wajib membantu korban bencana, tak cukup dengan datang membawa mie instan, sarden, dan matras saat kejadian menimpa warga.
Apatah lagi, pengulangan bencana sudah ada acuannya di PP nomor: 21 tahun 2008 tentang Penanganan Korban Bencana, dimana dikatakan panganan korban bencana tidak hanya dilakukan saat terjadi bencana, tetapi juga pengulangan bencana pra bencana.
"Bagaimana kita melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap ancaman bencana, apa yang mengintai mereka dengan mempersiapkan relawan-relawan bencana di tingkat kelurahan. Kita lakukan peningkatan kapasitas relawan bencana yang ada di kelurahan seperti pelatihan berkesenambungan, alat pengamanan diri mareka, alat komunikasi dua arah perlu kita prioritaskan," jelasnya.
Tak hanya itu, katanya, harus juga ada penanganan korban bencana saat terjadi bencana. Kalau relawan bencana tingkat kelurahan sudah memiliki kapasitas, korban bencana dengan cepat mendapatkan pertolongan, karena Kota Padang adalah etalasenya bencana gempa, banjir, tanah longsor dan puting beliaung.
"Perlu kita tahu, penanganan pasca bencana harus dilakukan, seperti memberikan bantuan rehap rumah pasca bencana. Ini sudah diatur di PP tentang pendanaanya," ungkap Desri.
Pada pasal 4, jelas Desri, dana pengulangan bencana bisa bersumber dari APBN, APBD dan dari masyarakat yang peduli terhadap korban bencana. Dana siap pakai yang dititipkan oleh pemerintah pusat di APBD Rp2 milyar setiap tahunnya juga bisa digunakan untuk membantu korban bencana.
"Jadi tidak ada alasan bagi pemerintah daerah untuk tidak menyalurkan bantuan kepada korban bencana," pungkasnya.
Tak sekedar mengunjungi Sepriadi dan keluarga, Desri bersama Ormas Pemuda Pancasila juga melakukan goro memperbaiki rumah Sepriadi. (Rel)