Tiga Kali Debat Kandidat, Kualitas Emzalmi-Desri Ayunda Masih Diatas Sang Rival
D'On, Padang,- Tiga kali debat publik yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Padang menunjukkan kualitas masing-masing pasangan calon yang bertarung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Juni 2018. Ketua Partai Koalisi Padang Bersatu, Wahyu Iramana Putra mengaku puas dengan penampilan Emzalmi dan Desri Ayunda.
"Kita sangat puas, sebab dari tiga kali debat publik yang digelar KPU Kota Padang, sudah sangat jelas kalau Emzalmi dan Desri Ayunda unggul dari pasangan Mahyeldi dan Hendri Septa. Emzalmi dan Desri Ayunda sangat menguasai materi debat," ungkap Wahyu usai debat publik ke-3 yang digelar KPU Kota Padang, kemaren.
Dari tiga kali debat tersebut, jelas Wahyu, memperlihatkan kualitas Emzalmi dan Desri Ayunda jauh meninggalkan pasangan Mahyeldi dan Hendri Septa. Menurutnya, Emzalmi lebih unggul dari Mahyeldi, karena Mahyeldi hanya berkutat pada persoalan teknis yang sebenarnya bisa dikerjakan oleh seorang Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Kita melihat, dari pemaparan Emzalmi, dia mengawali dengan program. Ini sesuai dengan aturan pemerintah, sesuai dengan RPJP dan RPJMD, bahwa pembangunan itu harus diawali perencanaan yang tidak boleh kita langgar seenaknya," ujar Wakil Ketua DPRD Kota Padang ini.
Selain itu, kata Wahyu, Mahyeldi itu pemikirannya muncul dari orang lain. Beda dengan Emzalmi, dia mengetahui pokok permasalahan di Kota Padang berdasarkan pengalamannya sebagai seorang birokrasi dan mempunyai tata cara untuk menyelesaikannya.
Wahyu juga menyoroti Hendri Septa sebagai calon Wakil Walikota yang mendampingi Mahyeldi. Ia mengatakan, penampilan Hendri Septa hanya sekedar berbicara dicorong microfon semata, sebab ia menjawab tidak sesuai dengan konteks pertanyaan yang diberikan.
"Bagi kami sebagai seorang ketua partai, dan pimpinan DPRD, seorang pemimpin itu mestinya lahir dari jenjang karir yang memiliki kemampuan personal, sehingga bisa memahami persoalan sesuai konteks permasalahan yang ada," ujarnya.
Dikatakan Wahyu, debat publik ini akan menyentuh sasaran pemilih yang berasal dari kalangan menengah ke atas, seperti intelektual, mahasiswa, akademisi dan lainnya. Mereka akan dapat menilai dengan jelas, pasangan calon yang betul-betul menguasai persoalan dan memiliki solusi dalam memecahkan persoalan itu.
"Sekali lagi, saya katakan, saya puas dengan penampilan Emzalmi dan Desri Ayunda. Bahkan, 20 program kerja unggulan mereka, mereka hafal dengan baik. Saya rasa, mereka punya tim pakar yang bagus dalam hal ini," pungkasnya.
Ia menilai, 20 program kerja unggulan Emzalmi dan Desri Ayunda tersebut sangat luar biasa. Jika ini terealisasi, maka akan membawa perubahan besar dalam pembangunan Kota Padang.
"Karena memang nanti, visi misi dan program kerja paslon akan masuk dalam RPJMD Kota Padang. Kita sangat puas, walaupun sebagai manusia, Emzalmi dan Desri Ayunda tentu punya kekurangan. Namun secara keseluruhan, program yang mereka usung membuat kerangka pembangunan yang diharapkan," jelasnya.
Ia mengatakan, Kota Padang sebagai kota metropolitan, sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat, tidak bisa dibangun oleh satu kelompok saja. Tapi harus melibatkan semua elemen yang ada di masyarakat.
"Kita berharap, Emzalmi dan Desri Ayunda nanti mempu menciptakan keterbukaan, jika terpilih. Dan saya yakin itu, Emzalmi dan Desri Ayunda akan mau menerima masukan dari siapa saja untuk kemajuan Kota Padang kedepannya," pungkas Wahyu. (rel)
"Kita sangat puas, sebab dari tiga kali debat publik yang digelar KPU Kota Padang, sudah sangat jelas kalau Emzalmi dan Desri Ayunda unggul dari pasangan Mahyeldi dan Hendri Septa. Emzalmi dan Desri Ayunda sangat menguasai materi debat," ungkap Wahyu usai debat publik ke-3 yang digelar KPU Kota Padang, kemaren.
Dari tiga kali debat tersebut, jelas Wahyu, memperlihatkan kualitas Emzalmi dan Desri Ayunda jauh meninggalkan pasangan Mahyeldi dan Hendri Septa. Menurutnya, Emzalmi lebih unggul dari Mahyeldi, karena Mahyeldi hanya berkutat pada persoalan teknis yang sebenarnya bisa dikerjakan oleh seorang Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
"Kita melihat, dari pemaparan Emzalmi, dia mengawali dengan program. Ini sesuai dengan aturan pemerintah, sesuai dengan RPJP dan RPJMD, bahwa pembangunan itu harus diawali perencanaan yang tidak boleh kita langgar seenaknya," ujar Wakil Ketua DPRD Kota Padang ini.
Selain itu, kata Wahyu, Mahyeldi itu pemikirannya muncul dari orang lain. Beda dengan Emzalmi, dia mengetahui pokok permasalahan di Kota Padang berdasarkan pengalamannya sebagai seorang birokrasi dan mempunyai tata cara untuk menyelesaikannya.
Wahyu juga menyoroti Hendri Septa sebagai calon Wakil Walikota yang mendampingi Mahyeldi. Ia mengatakan, penampilan Hendri Septa hanya sekedar berbicara dicorong microfon semata, sebab ia menjawab tidak sesuai dengan konteks pertanyaan yang diberikan.
"Bagi kami sebagai seorang ketua partai, dan pimpinan DPRD, seorang pemimpin itu mestinya lahir dari jenjang karir yang memiliki kemampuan personal, sehingga bisa memahami persoalan sesuai konteks permasalahan yang ada," ujarnya.
Dikatakan Wahyu, debat publik ini akan menyentuh sasaran pemilih yang berasal dari kalangan menengah ke atas, seperti intelektual, mahasiswa, akademisi dan lainnya. Mereka akan dapat menilai dengan jelas, pasangan calon yang betul-betul menguasai persoalan dan memiliki solusi dalam memecahkan persoalan itu.
"Sekali lagi, saya katakan, saya puas dengan penampilan Emzalmi dan Desri Ayunda. Bahkan, 20 program kerja unggulan mereka, mereka hafal dengan baik. Saya rasa, mereka punya tim pakar yang bagus dalam hal ini," pungkasnya.
Ia menilai, 20 program kerja unggulan Emzalmi dan Desri Ayunda tersebut sangat luar biasa. Jika ini terealisasi, maka akan membawa perubahan besar dalam pembangunan Kota Padang.
"Karena memang nanti, visi misi dan program kerja paslon akan masuk dalam RPJMD Kota Padang. Kita sangat puas, walaupun sebagai manusia, Emzalmi dan Desri Ayunda tentu punya kekurangan. Namun secara keseluruhan, program yang mereka usung membuat kerangka pembangunan yang diharapkan," jelasnya.
Ia mengatakan, Kota Padang sebagai kota metropolitan, sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Barat, tidak bisa dibangun oleh satu kelompok saja. Tapi harus melibatkan semua elemen yang ada di masyarakat.
"Kita berharap, Emzalmi dan Desri Ayunda nanti mempu menciptakan keterbukaan, jika terpilih. Dan saya yakin itu, Emzalmi dan Desri Ayunda akan mau menerima masukan dari siapa saja untuk kemajuan Kota Padang kedepannya," pungkas Wahyu. (rel)