Breaking News

Seorang Polwan Tewas Tergantung

D'On, Medan,- Kematian seorang polisi wanita Brigadir Maria Magdalena Marpaung benar-benar menyisakan duka nan mendalam bagi keluarga.
Ia ditemukan sudah tak bernyawa dalam kondisi tak wajar.
Dugaan sementara Brigadir Maria Magdalena telah melakoni bunuh diri.
Sebab, sang suami menemukannya dalam posisi gantung diri di tangga.
Leher Brigadri Maria Magdalena terikat kabel di terikat kayu di tangga rumahnya di Blok F Cipta Asri Tahap I, Sagulung, Batam, Rabu (25/7/2018).
Brigadir Maria Magdalena berdinas di Satuan Reserse Kriminal Unit Perlindungan Perempuan dan Anak atau PPA (PPA).
Ternyata, suami dari Maria Magdalena, yakni Togar Silalahi adalah seorang perwira di satuan elite Brigade Mobile (Brimob).
Pangkatnya Inspektur Satu (Iptu).
Hal ini bisa diketahui pula bila menyambangi akun Facebook Togar Silalahi.
Dalam akunnya disematkan keterangan dirinya bertugas RESMOB di Satbrimobda Kepri.
Togar Silalahi menuliskan dirinya berasal dari Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Selaras dengan itu, akun Facebook Jhonsar Sinurat mengucapkan turut berbelasungkawa. 
Begini ia tuliskan, 
Marragam akka namasaon ...
Melayat di rumah DUKA...
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN TURUT BERDUKA CITA ATAS MENINGGALNYA KAKA kami...BRIGADIR MARIA
MAGDALENA MARPAUNG
ISTRI DARI ABG TOGAR SILALAHI(BRIMOB).
Semoga keluarga tabah dalam menenima ujian ini...
Tuhan menyertai keluarga ..amin.
(Suasana menunggu jenazah datang dari rumah sakit...).

Perumahan taman cipta asri 1 blok f no 70.tembesi batam.
Curhatan Maria pada Suami Tercinta Togar Silalahi
Sebelum mengembuskan nafas secara tak wajar, Togar memberi kesaksian bahwa Brigadir Maria Magdalena sempat curhat terkait pekerjaannya.
Ada perasaan tertekan menyasar pada penugasannya di Unit PPA Satreksrim Polsek Batu Aji.
"Pada saat di TKP (tempat kejadian perkara), suami korban menyampaikan kepada Kapolsek Batu Aji bahwa korban sudah tidak mau berdinas di Unit PPA dan sudah mengalami depresi akibat berdinas di bagian tersebut," kata polisi dalam keterangan tertulis, Jakarta, Kamis, 27 Juli 2018 seperti dikutip dari Kriminologi.id.
Sementara itu, Dian Aritonang, pembantu di rumah tersebut yang merupakan saksi mengatakan, awalnya sang suami yakni Togar keluar rumah sekitar pukul pukul 19.30 WIB.
Togar pergi untuk menjenguk istri dari rekannya di rumah sakit.
Saat Togar keluar, Dian memilih tidur.
Namun, saat Togar pulang sekitar pukul 22.30 WIB, pria itu berteriak sehingga membuat pembantunya itu terbangun.
Saat itulah Dian melihat langsung tubuh Maria sudah tergantung di tangga rumah.
Saat tewas, korban mengenakan kaos warna abu-abu dan celana pendek warna putih dan kaki mengganjal lantai.
Kesaksian serupa diberikan Agus, sekuriti perumahan.
"Suaminya yang menemukan pertama sekitar pukul 22.00 WIB. saat pulang ke rumahnya. Saat itu beliau teriak dan warga langsung mendatangi rumah korban,"kata Agus, seorang sekuriti perumahan Cipta Asri, Kamis (26/7/2018) dinihari.
Agus mengatakan, saat suaminya berteriak, sejumlah warga langsung datang memberitahu pihak kepolisian, dan tak lama kemudian pihak kepolsian dan Inafis datang ke lokasi.
"Tadi pihak kepolsian dan Inafis langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP,"kata Agus.
Termenung di Gapura Perumahan
Sebelum meninggal, Brigadir Maria Magdalena sempat dilihat warga duduk termenung di gapura pintu masuk ke perumahannya, Blok F, 70 Cipta Asri tahap I, Sagulung, Batam, Rabu (25/7/2018) kemarin.
Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 18.00 WIB. 
"Iya, semalam cerita tetangga lainya yang berada di depan swalayan, mendiang duduk dekat gapura pintu gerbang masuk ke perumahannya, sembari termenung sekitar pukul 18.00 WIB," kata Yati, seorang tetangga korban yang sering diminta memijat.
Selain itu, mendiang sempat menjumpai anaknya bermain dari depan swalayan di dekat simpang rumahnya, dan mengajak masuk anaknya ke rumahnya.
"Semalam sebelum mendiang ditemukan meninggal, sempat kami lihat dia menjumpai anaknya yang sedang bermain di depan swalayan dan mengajak anaknya masuk ke rumah," tuturnya.
Sementara itu, Mamat, tetangga korban lainnya, mengungkapkan sempat melihat Brigadir Maria Magdalena termenung di bawah gapura pintu gerbang masuk ke rumahnya.
"Sore itu yang pertama dan terakhir kami lihat ibu Maria, gak seperti biasanya duduk melamun di sana," ujarnya.
Romo Paschal Tak Yakin Korban gantung Diri
Di mata Romo Paschal, pastor yang sudah lama mengenal sosok Brigadir Maria Magdalena, selama ini mendiang dikenal periang dan taat beribadah.

Rumah duka Brigadir Maria Magdalena di Blok F, 70 Cipta Asri tahap I, Sagulung, Batam, Rabu (25/7/2018) kemarin. (tribun batam)
"Saya sangat kenal sejak dia duduk di bangku SMP. Seperti biasanya umat kepada pastor. Dia sering komunikasi dengan saya entah masalah kuliah, masalah kerjaan dan banyak hal soal kesehatian dan iman," kata Paschal kepada Tribunbatam.id, Kamis (26/7/2018).
Paschal mengakui sebelum Maria menikah, ia penganut Katolik.
Namun sesudah menikah, Maria ikut dengan suaminya, Protestan.
Maria lahir dan besar di Tanjungpinang.
Rumahnya dekat dengan asrama Paschal di Tanjungpinang.
Bahkan sempat satu sekolah dengannya di Tanjungpinang.
"Orangnya enak diajak bicara. Tiga minggu lalu masih ketemu. Dan Sabtu kemarin terakhir komunikasi via WA. Saya biasa mengirim ayat Kitab Suci dan dia membalas dengan Amin. Terima kasih Romo," ujarnya.
Paschal sendiri tidak yakin Maria pergi selamanya dengan cara gantung diri.
Ia berharap polisi segera membuka hasil autopsinya.
Ketidakyakinannya itu, diakuinya karena saat ditemukan, kaki mendiang tidak tergantung sebagaimana kebanyakan orang yang gantung diri.
"Saya gak nyangka. Pasti dia telepon kalau ada apa-apa. Belum tentu dia bunuh diri. Biasanya orang yang bunuh diri tergantung," tuturnya.
Selama ini, Paschal mengaku sering menjalanakan tugas bersama dengan Maria karena Maria bertugas sebagai penyidik di Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak).
"Kami pernah bertugas bersama di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak," ujarnya. (mi)