Breaking News

Nitizen Muhammadiyah Suarakan "Fatwa Haram" Pilih PPP, Ini Tanggapan Romi

D'On, Jakarta,- Ketua Umum DPP PPP, M Romahurmuziy menjawab surat terbuka yang dilayangkan oleh sejumlah netizen pasca pernyataan Mahfud MD.
Surat terbuka itu dimuat di situs sangpencerah.id dengan judul artikel Netizen Muhammadiyah Suarakan “Fatwa Haram” Pilih PPP.
Pria yang akrab disapa Romi itu mengklarifikasi soal masuknya Prof Din Syamsuddin dalam bursa cawapres Jokowi yang dianggap cuma untuk lucu-lucuan. 
"Setelah bbrp kali sy lihat tayangan youtube @ILC_tvOnenews, sy tdk pernah menemukan "lucu2-an" tsb muncul dari @mohmahfudmd. Shg hal ini perlu sy luruskan agar tdk menyinggung warga @muhammadiyah yg jelas merupakan salah satu konstituen @DPP_PPP," kicau Romi melalui akun Twitternya, Kamis (16/82018). 
Dijelaskan, masuknya nama Prof Din Syamsuddin adalah nyata-nyata dibisikkan salah satu pimpinan PP Muhammadiyah saat dirinya diundang menghadiri Halal bi Halal di kantor PP Muhammadiyah pada 4 Juli 2018 lalu. 
"Sy menyadari positioning netral persyarikatan, namun wajar juga jika setiap kelompok memiliki keinginan," kicaunya. 
Berikut kicauan lengkap Romi:
1. Sejak 2 malam lalu prof @mohmahfudmd menyampaikan kronologi yang dijuduli #ILCAntaraMaharDanPHP di @ILC_tvOnenews, begitu banyak komentar yg sy terima. Begitupun komentar balik sdh sy sampaikan seharian kemarin melalui berbagai media, terakhir live di @MataNajwa semalam
2. Namun sy blm mengomentari bbrp penyampaian tersebut melalui twitter & statement tertulis yg utuh krn berbagai kesibukan kemarin. Pada kesempatan ini sy mencoba menyampaikannya, krn ada bbrp mis-interpretasi yg meluas krn kutipan tambahan yg bahkan tdk dinyatakan @mohmahfudmd
3. Salah satunya adalah surat terbuka warga @muhammadiyah di link: http://sangpencerah.id/2018/08/netizen-muhammadiyah-suarakan-fatwa-haram-pilih-ppp/ …

Tertulis disitu antara lain: "masuknya Prof. Din ke dalam bursa cawapres @jokowi cuman buat lucu-lucuan, masak semua cawapres dari NU semua, paling nggak harus ada dari Muhammadiyah”
4. Setelah bbrp kali sy lihat tayangan youtube @ILC_tvOnenews, sy tdk pernah menemukan "lucu2-an" tsb muncul dari @mohmahfudmd. Shg hal ini perlu sy luruskan agar tdk menyinggung warga @muhammadiyah yg jelas merupakan salah satu konstituen @DPP_PPP
5. Masuknya nama prof. Din adalah nyata2 dibisikkan salah satu pimpinan PP @muhammadiyah saat sy diundang menghadiri Halal bi Halal di kantor PP pada 4 Jul 2018 lalu. Sy menyadari positioning netral persyarikatan, namun wajar juga jika setiap kelompok memiliki keinginan
6. Dlm dunia politik, penyampaian lisan kadang lebih tinggi maknanya ketimbang tulisan. Krn nya sy menganggap, bisikan utk nama Prof. Din disampaikan kpd pak @jokowi adalah amanat. Kebetulan bbrp hari sesudah itu sy diterima presiden, shg kesempatan itu sy sampaikan
7. Dlm pembicaraan dg pak @jokowi  di awal Juli itu, kami memang tengah mengerucutkan sejumlah nama kandidat cawapres dari long list mjd shorlist 10 nama. Ketika nama Prof. Din sy sampaikan, adalah pak @jokowi yg kemudian meminta nama itu dimasukkan ke dalam shorlist
8. Jadi, sama sekali bukan "lucu2-an". Juga bukan sekedar "masa semua cawapres dari NU semua". Prof. Din yg sy kenal adalah ketua wilayah Ikatan Pelajar NU NTB pada masanya. Beliau adalah warga NU yg kemudian dipercaya mjd Ketum @muhammadiyah. Beliau juga cendekiawan lintas iman
9. Itu juga yg sy duga melatari mengapa Prof. Din yg dibisikkan kpd saya, di kantor PP @muhammadiyah pula. Istilah guyon yg sering populer di kalangan aktivis pergerakan Islam adalah "MuhammadiNU", aktivis Muhammadiyah yg 'ubudiyahnya NU atau sebaliknya
10. @DPP_PPP bukan hanya sekali menominasikan prof. Din sbg cawapres. Jelang Pilpres 2014, keputusan Musyawarah Kerja Nasional PPP Feb 2014 di Bandung, bbrp nama kita putuskan mjd kandidat:  @jokowi, @Pak_JK, Din Syamsudin, Hasyim Muzadi, Khofifah, Jimly Assiddiqi, & Isran Noor
11. Itu adalah bagian dr algoritma berpikir kami sbg parpol utk melakukan candidacy scr terbuka, yaitu memutuskan sejumlah nama, mengumumkannya, dan mensurveynya. Kemudian kami tunggu bagaimana riak publik menanggapinya
12. @muhammadiyah adalah 'kakek' kami. Krn pada 5 Jan 1973, PPP didirikan oleh 4 parpol Islam: @nahdlatululama, @pp_parmusi, PSII & Perti. Sedangkan Parmusi didirikan 17 Agt 1967 oleh 16 ormas Islam a.l. @muhammadiyah yg piagam pendiriannya di-ttd AR. Fahrudin & Djindar Tamimi
13. Tidaklah mungkin PPP meninggalkan @muhammadiyah, apalagi menjadikan mantan ketua umumnya sbg "lucu2-an". Apalagi yg sedang kita kerucutkan adalah nominasi orang ke-2 terpenting dlm protokeler di NKRI
14. Sy menghargai seluruh masukan yg berkembang. Namun pribahasa Jawa "undaking pawarta sudaning kiriman", sering berita melebihi apa yg disampaikan. Sy berharap tiada lagi misleading akibat hoax yg maha kejam. Semoga ini cukup mjd bahan klarifikasi kpd saudara2ku @muhammadiyah.
(ses)