Breaking News

Puasa Tarwiyah Menurut Beberapa Hadist

D'On,- Saat ini kita sedang berada di bulan Dzulhijjah dalam penanggalan Arab atau Islam. Di bulan Dzulhijjah ini, selain ibadah haji dan kurban ada lagi ibadah sunnah yang bisa dilakukan umat Islam seperti puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah hingga puasa Arafah.
Disebutkan jika di 10 hari di awal bulan Dzulhijjah, yakni mulai 13 Agustus 2018 hingga 22 Agustus 2018 nanti, dikenal sebagai hari-hari emas.
Perlu diperhatikan tanggal pelaksanaan puasa tarwiyah. Juga harus diperhatikan niat puasa tarwiyah jelang Idul Adha 2018 ini.
Ada beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah.
Salah satunya adalah dengan menunaikan puasa sunnah.
Banyak sekali keutamaan serta pahala selama 10 hari awal di bulan Dzulhijjah.
Dikutip dari beberapa sumber, khusus puasa Tarwiyah adalah salah satu puasa sunah yang dianjurkan sekali untuk dilaksanakan di bulan mulia ini.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah yang tahun ini bertepatan pada Senin (20/8/2018).
Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa puasa pada hari Tarwiyah bisa menghapuskan dosa satu tahun dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.

Dikatakan hadits ini daif (kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang daif sekalipun sebatas hadits itu diamalkan dalam kerangka fadla'ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan) dan hadits yang dimaksud tidak berkaitan dengan masalah akidah dan hukum.
Lagi pula hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa.
Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari)
Puasa Arafah dan tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalankan ibadah di tanah suci.
Sebagai catatan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan awal bulan Dzulhijjah antara pemerintah Arab Saudi dan Indonesia, maka untuk umat Islam Indonesia melaksanakan puasa Arafah dan Tarwiyah sesuai dengan ketetapan pemerintah setempat.
Ini didasarkan pada perbedaan posisi geografis semata.
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya.
Disebutkan dalam hadist Qudsi: Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.
Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun. (HR Bukhari Muslim).

Lantas, bagaimanakah niat puasa Tarwiyah?
Niat puasa Tarwiyah adalah sebagai berikut.
"Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala."
Artinya, "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."
Niat ini bisa diucapkan malam sebelum melaksanakan puasa tersebut.
Sedangkan tata cara puasanya sama saja dengan puasa wajib pada bulan Ramadan. 

#MaulanaAbuKhalil