Setelah Nyanyian Kardus, Kini Andi Arif Singgung Hubungan PD Dengan Koalisi Prabowo-Sandi
D'On, Jakarta,- Tudingan mahar Rp500 miliar belum menemui titik terang, kini Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Andi Arief, kembali berkicau.
Andi Arief adalah orang pertama yang menyebut Sandiaga Uno memberikan mahar masing-masing Rp500 miliar kepada PAN dan PKS demi menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto.
Andi juga menyebut Prabowo sebagai “jenderal kardus” karena mengingkari janji kepada Demokrat dan justru memilih berduet dengan Sandi.
Hingga kini, tudingan mahar Rp500 juta yang dilontarkan Andi belum menemui titik terang. Bawaslu masih menyelidiki tudingan Wasekjen Demokrat ini.
Meski Demokrat telah memutuskan kembali mendukung Prabowo-Sandi, Andi tampaknya tidak mau berhenti melontarkan komentar panas.
Melalui Twitter, Andi kembali berkicau soal hubungan Demokrat dengan partai-partai dalam koalisi pengusung Prabowo-Sandi. Kali ini, dia menganalogikan hubungan mereka sebagai istri setia dan istri muda yang mata duitan.
"Meneruskan koalisi dengan Prabowo ini bagi Demokrat ibarat istri setia meneruskan bahtera rumah tangga di mana suami yang baru menikah tertangkap selingkuh dan diam-diam punya istri muda yang mata duitan," cuit Andi Arief di akun twitter @andiarief_ , Rabu (15/8/2018).
Tidak jelas siapa yang disebut Andi sebagai istri muda. Akan tetapi, dalam cuitan berikutnya Andi mengaitkan istri muda ini dengan gerakan #2019GantiPresiden yang paling ramai diserukan PKS dan PAN.
"Gerakan #2019GantiPresiden bukan untuk mengganti Presiden, tapi itu hanya taktik dua istri muda untuk menaikkan uang belanja. Rakyat dimobilisasi, elitenya bagi-bagi uang," ujarnya.
Dalam cuitan selanjutnya, Andi lalu berganti membahas peran yang akan dilakukan Demokrat untuk memenangkan Prabowo-Sandi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Bagaimana memenangkan Prabowo-Sandi di Jateng dan Jatim akan menjadi topik diskusi internal Partai Demokrat malam ini. Inilah prinsip "dukungan kritis" kader Demokrat, meski melakukan sejumlah kritik dan keberatan namun tidak akan khianati koalisi," tutur eks staf khusus Presiden ke-6 ini.
"Koalisi itu menyatukan semua yang berbeda tanpa harus menghilangkan perbedaaannya. Ibarat menyatukan rajawali, macan, ulat bulu sampai buaya manjat dalam kebun yang sama. Perbedaannya tidak hilang," imbuh Andi. (mi)